Senin, 24 Desember 2007

Surat Wasiat Ali Untuk Al-Hasan (II)

Wahai putraku, sisihkan sebagian besar waktumu untuk merenungkan tentang kematian dan juga tentang alam yang akan engkau datangi setelah engkau mati, sehingga kematian menjemputmu ketika engkau sudah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah keburukan dan untuk mendapatkan kebaikan yang terjadi akibat kematian, dan ketika engkau sudah bersiap-siap menyongsongnya. Dengan demikian, tidak mendadak kematian menjemputmu.
Waspadalah jangan sampai engkau terperdaya oleh ikatan emosional yang kuat antara manusia dengan dunia. Jangan sampai engkau terkecoh oleh sikap mereka yang sangat mencintai dunia. Karena Allah sudah dengan jelas mengemukakan kepadamu tentang karakter dunia ini, dan juga dunia itu sendiri sudah mengungkapkan karakter-karakter fananya serta kekurangan dan kelemahannya.Orang-orang yang cinta dunia ini hanyalah anjing-anjing yang menggonggongdan bnatang buas pemakan daging. Mereka ini saling menggeram terhadap satu sama lain. Yang kuat menelan yang lemah, yang besar menguasai yang kecil. Ada yang seperti hewan ternak yang tertambat, ada yang bergerak bebas setelah berhasil melepaskan diri dari tali pengikatnya. Mereka ini akhirnya sampai disebuah jalan yang asing.
Ini laksana kawanan unta yang nyerempet-nyerempet bahaya dan bencana dilembah yang tidak rata permukaan tanahnya dan penuh masalah. Tak ada gembala yang menggembalakan mereka. Tak ada yang memberi makan mereka. Dunia telah membuat mata mereka kejalan gelap gulita, dan telah membuat mata mereka tak dapat melihat lampu petunjuk. Sehingga mereka terseret dalam detail-detailnya yang pelik dan membingungkan, dan mabuk kemewahannya. Mereka menjadikan dunia sebagai Tuhan mereka. Dunia bermain-main dengan mereka, dan merekapun bermain-main dengan dunia. Dan mereka pun lupa akan akhirat. Tunggu sebentar! Kegelapan akan sirna, seakan-akan kafilah sudah tiba, dan orang yang tak suka menunda-nunda sudah siap untuk bergabung dengan kafilah itu.
Ketahuilah, wahai putraku, bahwa orang yang mengadakan perjalanan dimalam hari, maka baginya waktu diciptakan untuk melakukan perjalanan, sekalipun dia mungkin merasa tidak kemana-mana. Sungguh dia menempuh jarak,meskipun dia mungkin tetap tidak kemana-mana. Dan ketahuilah, sesungguhnya engkau tak akan pernahmewujudkan harapan-harapanmu, dan sesungguhnya engkau pasti akan sampai ketujuan, dan sesungguhnya jalan yang engkau lalui adalah jalan yang dilalui orang-orang sebelum kamu. Karena itu, kalau egkau ada kebutuhan, maka kebutuhan itu yang sederhana saja. Kalau engkau mencari nafkah, lakukan dengan cara yang sesuai denganmu. Karena banyak kebutuhanyang menyeret orang terpuruk kedalam kerugian dan kekecewaan, karena setiap pencari tidak mendapatkan apa yang dicarinya, dan setiap orang yang baik dan bersahaja tidak dijauhkan dari apa yang patut didapatnya.
Jauhkan selalu dirimu dari setiap yang rendah nilai atau kualitasnya, dari setiap yang tidak patut, meskipun dapat membawamu mencapai apa yang engkau inginkan, karena kalau dirimu sudah engkau rendahkan martabatnya, maka tak akan pernah engkau dapatkan penggantinya. Jangan menjadi sahaya atau budak orang, karena Allah telah menjadikanmu manusia yang merdeka, da apa artinya sesuatu yang baik kalau satu-satunya cara untuk mendapatkannya adalah dengan melakukan sesuatu yang keji, atau apa artinya kemakmuran, kesuksesan, keberuntungan kalau satu-satunya cara untuk mencapainya adalah dengan penderitaan.
Waspadalah, jangan sampai uta-unta keserakahan berponok satu membawamu kesumber-sumber kehancuran. Kalau engkau dapat hidup tanpa dermawan yang posisinya beada diantara dirimu dan Tuhan, maka lakukanlah, karena apa yang engkau lakukan itu adalah untuk mendapatkan apa yang patut engkau dapatkan dan untuk mengambil bagianmu. Sedikit dari Allah lebih penting dan lebih mulia daripada banyak tapi dari mahluk-Nya, meskipun segala sesuatu sebenarnya dari Dia semata.
Kalau engkau kehilangan sesuatu, lebih baik diam saja, daripada berteriak-teriak agar didengar orang. Menjaga apa yang ada ditanganmu lebih aku sukai ketimbang engkau berupaya mendapatkan apa yang ada ditangan orang lain, rasa pedih kalau kita gagal mendapatkan sesuatu atau kalau kita kehilangan harapan adalah lebih baik dibanding meminta-minta kepada orang lain.
Miskin namun bermoal baik adalah lebih baik dibanding kaya namun menyeleweng dari kewajiban, dari kebaikan, dan dari susila. Ingatlah, yang dapat menjaga rahasia kita dengan sebaik-baiknya adalah diri kita sendiri. Ada orang yang berupaya keras mendapatkan sesuatu, padahal itu sangat besar mudharatnya bagi dirinya sendiri. Kalau orang terlalu banyak bicara, maka bicaranya akan kurang menggunakan akal sehat, bicaranya akan tidak akurat dan tidak relevan. Sdangkan kalau orang berpikir dengan saksama, maka dia akan mampu melihat dengan jelas dan dengan intuitif karakter, orang, situasi, atau subjek yang kompleks.
Bergaulah dengan orang-orang yang lurus moralnya agar enkau bisa termasuk golongan mereka, dan jauhilah orang-orang yang buruk moralnya agar engkau berbeda dengan mereka. Seburuk-buruk makanan adalah makanan yang haram. Kejam kepada atau menindas orang yang lemah, adalah seburuk-buruk tindak kejahatan.
Kalau keramahan, kemurahan hati, dan sikap suka menolong menyebabkan terjadinya penderitaan, maka kekejaman merupakan keramahan, kemurahan hati dan sikap suka menolong yang sejati. Sering sekali obat ternyata menjadi penyakit, dan penyakit ternyata menjadi obat. Sering terjadi orang yang tidak tulus memberikan nasihat yang tulus, sedangkan orang yang diharapkan ikhlas ternyata menipu, curang, dan tidak jujur.
Jangan sampai engkau mempercayai keinginan-keinginan yang tak ada artinya, karena keinginan seperti itu merupakan barang dagangan orang tolol. Engkau akan arif kalau engkau mengambil langkah berdasarkan pengalaman, dan sebaik-baik pengalamanmu adalah sesuatu yang menasihatimu.
Bersegeralah menangkap kesempatan sebelum kesempatan itu hilang. Setiap pencari tidak mendapatkan apa yang dicarinya, dan setiap orang yang hilang tidak akan kembali. Adalah salah dan tidak bermoral kalau orang tidak dapat memanfaatkan bekal dan menyia-nyiakan akhirat. Segala sesuatu ada akhirnya, dan apa yang sudah ditakdirkan untukmu, akan segera diberikan kepadamu.
Pengusaha harus mengambil risiko, dan banyak hal yang kecil jadi kuat dibanding hal yang besar. Tak ada artinya penlong yang tidak patut dihormati atau teman yang dianggap tidak patut dipercaya. Tenang-tenang sajalah dengan unta waktu selama anaknya patuh kepadamu. Janganlah mengambil risiko yang sebenarnya tidak perlu hanya karena ingin mendapatkan sesuatu yang lebih hebat daripada yang engkau miliki. Jangan sampai karena ambisimu, engkau jadi bertengkar dan bermusuhan.
Yakinkan dirimu untuk menjadi sahabat bagi saudaramu ketika dia memutuskan hubungan, untuk bersikap lembut dan menyenangkan ketika dia enggan memberikan bantuan, untuk melakukan pendekatan kepadanya ketika dia menjauh darimu, untuk bersikap lunak ketika dia besikap keras, untuk memberi maaf ketika dia berbuat kejahatan, sehingga akan tampak bahwa engkau adalah budaknya dan seolah-olah dia adalah dermawanmu. Namun jangan sampai melakukan semua ini bila tidak layak. Jangan melakukan semua ini terhadap orang yang tidak patut menerima perlakuan seperti itu.
Jangan jadikan musuh temanmu sebagai sahabatmu, agar engkau tidak bermusuhan dengan temanmu. Tuluslah dalam memberikan nasihat kepada saudaramu, entah itu baik atau buruk, dan tahanlah amarahmu, karena aku tak melihat obat yang efeknya lebih positif selain nasihat yang tulus, atau yang lebih positif konsekuensinya. Bersikaplah lembut kepada orang yang aroganatau melecehkanmu, karena mungkin saja dia kan segera bersikap lembut kepadamu. Tundukkan musuhmu dengan kebaikan hati dan sikap yang manis, karena menundukkan musuh dngan cara seerti ini merupakan kemenangan yang lebih patut dimiliki. Bila engkau bermaksud berpisah dari saudaramu, hendaknya tetap ada sesuatu yang menghubungkan engkau dengannya, sehingga kelak dia dapat kembali kepadamu jika dia mau. Pastikan kebenaran pandangan orang yang menghargaimu.
Jangan abaikan apa yang menjadi hak saudaramu, kalau engkau mempercayai hubungan antara engkau dan dia, karena dia tak akan lagi menjadi sahabatmu jika engkau mengurangi atau mengabaikan haknya. Jangan sampai kerabat dekatmu menjadi orang yang sangat buruk nasibnya gara-gara engkau.
Jangan engkau kejar-kejar orang yang berupaya mengabaikanmu. Upayakan janagan sampai temanmu lebih kuat dibanding dirimu dalam mempertahankan tali persahabatan, dalam menjaga hubungan darah denganmu. Jangan sampai engkau lebih mampu berlaku buruk terhadap orang lain ketimbang berlaku baik terhadap oran lain, dan jangan menganggap penting atau luar biasa kezaliman orang yang berlaku zalim kepadamu, karena dia sesungguhnya tengah berupaya memberikan keuntungan kepadamu. Dan membalas orang yang bersikap baik kepadamu bukanlah dengan menjengkelkannya.
Betapa tidak sesuai dengan perilaku yang baik kalau orang tidak punya martabat ketika dalam keadaan kekurangan, dan tidak berperasaan ketika kaya. Kalau sesuatu didunia ini dapat membantu menaikkan posisimu, maka sesuatu itu menguntungkan atau tepat bagimu. Dan jika engkau gelisah akibat apa yang telah lepas dari tanganmu, maka engkau juga gelisah akibat apa yang tidak sampai kepadamu.
Buatlah kesimpulan mengenai apa yang belum terjadi pada dirimu dengan apa yang sudah terjadi pada dirimu, karena masalahnya sering kali sama karakternya. Jangan jadi orang yang kalau diberi nasihat seakan-akan tidak ada gunanya kecuali kalau engkau terus-menerus menyiksa fisiknya, karena orang yang arif adalah orang yang menjadikan pendidikan sebagai penasihatnya, sedangkan binatang baru akan jinak kalau dia dipukul.
Hilangkan kecemasan dengan mencari jalan keluarnya dan dengan keyakinan yang benar serta kuat. Barang siapa keluar dari jalan tengah, maka dia tersesat. Perlakukan teman atau sahabatmu seperti engkau memperlakukan keluargamu sendiri. Dan shabat yang tulus dan sejati adalaha sahabat yang tulus ketika idak berada dihadapanmu yang membicarakan kebaikanmu. Emosi, amarah, cinta, dan antusiasme yang berlebihan atau meledak-ledak merupakan mitra yang dikondisinya tidak dapat melihat.
Jangan memperlihatkan iri hati bila bukan pada tempetnya, karena hal ini dapat membuat orang sehat jadi sakit dan orang tak berdosa jadi tidak dipercaya.
Berikan kepada masing-masing abdimu pekerjaan yang engkau anggap layak dikerjakan olehnya. Jangan sampai meka menyerahkan tugasnya kepada satu sama lain.
Hormatilah keluargamu karena mereka adalah sayapmu, yang dengan sayap ini engkau terbang, karena mereka adlah asal-usulmu, dan keasal-usul inilah engkau kembali, juga karena mereka adalah tanganmu, yang dengan tangan inilah engkau menyerang.
Aku pasrahkan kepada Allah agama dan duniamu. Dan aku memohon kepada-Nya semoga engkau berhasil hidup dimasa kini dan dimasa mendatang, didunia ini dan diakhirat kelak dengan sebaik-baik kehidupan.
Moralitas Politik Islam, belajar dari perilaku politik khalifah Ali bin Abi Thalib - Prof. Dr. syed Husain Mohammad Jafri.Ph.D
Penerbit Pustaka Zahra
jl. Batu Ampar III no;14 , Condet
Jakarta 13520
Website; www.pustakazahra.com

Tidak ada komentar: