Kamis, 25 Desember 2008

Doa Kumail (Tarjamah) IV

Dan Engkau sendiri mengawal dibelakang mereka
menyaksikan apa yang tersembunyi pada mereka
dengan rahmat-Mu, Engkau sembunyikankejelekan itu
dengan karunia-Mu, Engkau menutupinya
perbanyakkan bagianku pada setiap kebaikan yang Engkau turunkan
atau setiap karunia yang Engkau limpahkan
atau setiap keberuntungan yang Engkau sebarkan
atau setiap rezeki yang Engkau curahkan
atau setiap dosa yang Engkau ampunkan
atau setiap kesalahan yang Engkau sembunyikan
Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi
ya Ilahi, Junjunganku, Pelindungku, Pemilik nyawaku
wahai Zat Yang ditangan-nya ubun2ku
wahai Yang Mengetahui kesengsaraan dan kemalanganku
wahai Yang mengetahui kefakiran dan kepapaanku
Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi
aku memohon pada-Mu dengan kebenaran dan kesucian-Mu
dengan keagungan sifat dan asma-Mu
jadikan waktu2 malam dan siangku dipenuhi dengan zikir pada-Mu
dihubungkan dengan kebaktian pada-Mu
diterima amalku disisi-Mu
sehingga jadilah amal dan wiridku seluruhnya wirid yang satu
dan kekalkanlah selalu keadaanku dalam berbakti pada-Mu
wahai Zat yang kepada-nya aku percayakan diriku
yang kepada-Nya aku adukan keadaanku
Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi
kokohkan anggota badanku untuk berbakti pada-Mu
teguhkan tulang2ku untuk melaksanakan niatku
karuiakan padaku kesungguhan untuk bertakwa pada-Mu
kebiasaan untuk meneruskan bakti pada-Mu
sehingga aku bergegas smenuju-Mu bersama para pendahulu
dan berlari kearah-Mu bersama orang2 yang terkemuka
merindukan dekat pada-mu bersama yang merindukan-Mu
jadikan daku dekat pada-Mu
dekatnya orang2 yang ikhlas dan takut pada-Mu
takutnya orang2 yang yakin
sekarang aku berkumpul dihadirat-Mu bersama kaum muslimin
Ya Allah
siapa saja bermaksud buruk padaku, tahanlah dia
siapa saja yang memperdayakanku, gagalkanlah dia
jadkan aku hamba-Mu yang paling baik nasibnya disisi-Mu
yang paling dekat kedudukannya dengan-Mu
yang paling istimewa tempatnya didekat-Mu
Sungguh, semua ini tidak akan tercapai
kecuali dengan karunia-Mu
limpahkan padaku kemurahan-mu
sayangi aku dengan kebaikan-Mu
jaga diriku dengan rahmat-Mu
gerakkan lidahku untuk selalu berzikir pada-mu
penuhi hatiku supaya selalu mencintai-Mu
berikan padaku yang terbaik dari ijabah-Mu
hapuskan bekas kejatuhanku, ampuni ketergelinciranku
sungguh telah Engkau wajibkan hamba2-Mu beribadah pada-Mu
Engkau perintahkan mereka untuk berdoa pada-Mu
Engkau jaminkan padamereka ijabah-Mu
Karena itu, kepada-Mu, ya Rabbi, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, ya Rabbi, aku ulurkan tanganku
demi kebesaran-Mu, perkenankan doaku
sampaikan daku pada cita2ku
jangan putuskan harapanku akan karunia-Mu
lindungi aku dari kejahatan jin dan manusia musuh2ku
Wahai yang Mahacepat ridha-Nya
ampunilah orang yang tidak memiliki apapun kecuali doa
sungguh, engkau berbuat sekehendak-Mu
wahai Yang asma-Na menjadi penawar
yang mengingat-Nya jadi penyembuh
yang mentaati-Nya jadi kekayaan
ampuni orang yang modalnya harapan
dan senjatanya hanya tangisan
Wahai Penabur karunia
wahai Penolak bencana
wahai Nur yang menerangi mereka yang terempas dalam kegelapan
wahai Yang Mahatahu tanpa diberitahu
sampaikan rahmat-Mu pada Muhammad dan keluarga Muhammad
lakukan padaku apa yang layak bagi-Mu
semoga Allah melimpahkan kesejahteraan pada Rasul-Nya
serta para Imam yang mulia dari keluarganya
sampaikan salam kepada mereka
Bila ada yang berkenan untuk menginginkan buku Doa Kumail yang lengkap, bertuliskan arab dan tarjamahnya, bisa untuk merujuk ke atau berkunjung langsung untuk tidak hanya sekedar ingin tahu, diperkenankan untuk mengunjunginya;
Penerbit Al-Huda
Jl. Buncit Raya, Kav:35, Pejaten- Jakarta
Fax; 0217996777
Telp; 0217996767
Website; www.icc-jakarta.com
E-mail; info@icc-jakarta.com

Minggu, 14 Desember 2008

Doa Kumail (Tarjamah) III

Wahai Junjunganku
bagaimana mungkin aku menanggungnya
padahal aku hamba-Mu yang lemah, rendah, hina, malang dan papa
Ya Ilahi, Tuhanku, Junjunganku, Pelindungku
urusan apa lagi kiranya yang akan aku adukan pada-Mu?
mestikah aku menangis menjerit
karena kepedihan dan beratnya siksaan
atau karena lamanya cobaan
Sekiranya Engkau siksa aku beserta musuh2-Mu
dan Engkau himpunkan aku bersama penerima bencana-Mu
dan Engkau ceraikan aku dari para kekasih dan kecintaan-Mu
Oh....seandainya aku
Ya Ilahi, Junjunganku, Pelindungku, Tuhanku
sekiranya aku dapat bersabar menanggung siksa-Mu
mana mungkin aku mampu bersabar berpisah dari-Mu?
dan seandainya aku dapat bersabar menahan panas api-Mu
mana mungkin aku bersabar tidak melihat kemuliaan-Mu?
mana mungkin aku tinggal dineraka
padahal harapanku hanya maaf-Mu
Demi kemuliaan-Mu, wahai Junjunganku dan Pelindungku
aku bersumpah dengan tulus
sekiranya Engkau biarkan aku berbicara disana
ditengah penghuninya, aku akan menangis
tangisan mereka yang menyimpan harapan
aku akan menjerit
jeritan mereka yang memohon pertolongan
aku akan merintih
rintihan yang kekurangan
sungguh, aku akan menyeru-Mu
dimana pun Engkau berada
Wahai Pelindung kaum mukminin
Wahai Tujuan harapan kaum arifin
Wahai Lindungan kaum yang memohon perlindungan
Wahai Kekasih kalbu para pecinta kebenaran
Wahai Tuhan Seru Sekalian Alam
Mahasuci Engkau, Ilahi, dengan segala puji-Mu
akankah Engkau dengar disana suara hamba muslim
yang terpenjara dengan keingkarannya
yang merasakan sikasanya karena kedurhakaannya
yang terperosok kedalamnya karena dosa dan nistanya
ia merintih pada-Mu dengan mendambakan rahmat-Mu
ia menyeru-Mu dengan lidah ahli tauhid-Mu
ia bertawasul pada-Mu dengan rububiyah-Mu
Wahai Pelindungku
bagaimana mungkin ia kekal dalam siksa
padahal ia berharap ada pada kebaikan-Mu yang terdahulu
mana mungkin nyalanya membakarnya
padahal Engkau mendengar suaranya dan Engkau lihat tempatnya
mana mungkin jilatan apinya mengurungnya
padahal Engkau mengetahui kelemahannya
mana mungkin ia jatuh bangun didalamnya
padahal Engkau mengeahui ketulusannya
mana mungkin Zabaniyah menghempaskannya
padahal ia memanggil-manggil-Mu; Ya Rabbi
mana mungkin ia mengharapakan karunia kebebasan daripadanya
lalu Engkau meninggalkannya disana
Tidak, tidak demikian itu sangkaku pada-Mu
tidak mungkin seperti itu perlakuan-Mu terhadap kaum beriman
melainkan kebaikan dan karunialah yang Engkau berikan
Dengan yakin aku berani berkata
kalaulah bukan karena keputusan-Mu
untuk menyiksa orang yang mengingkari-Mu
dan putusan-Mu untuk mengekalkan disana
orang2 yang melawan-Mu
tentu Engkau jadikan api seluruhnya sejuk dan damai
tidak akan ada lagi disitu tempat tinggal
dan menetap bagi siapapun
tetapi, Mahakudus nama2-Mu
Engkau telah bersumpah
untuk memenuhi neraka dengan orang2 kafir
dari golongan jin dan manusia seluruhnya
Engkau akan mengekalkan disana kaum durhaka
Engkau dengan segala kemuliaan puji-Mu
Engkau telah berkata
setelah menyebutkan nikmat yang Engkau berikan
"Apakah orang mukmin seperti orang kafir, sungguh tidak sama mereka itu."
Ilahi, Junjunganku
aku memohon pada-Mu
dengan kodrat yang telah Engkau tentukan
dengan qadha yang telah Engkau tetapkan dan putuskan
dan yang telah Engkau tentukan berlaku
pada orang yang dikenai
ampunilah bagiku, dimalam ini, disaat ini
semua nista yang pernah aku kerjakan
semua dosa yang pernah aku lakukan
semua kejelekan yang pernah aku rahasiakan
semua kedunguan yang pernah aku amalkan
yang aku sembunyikan atau tampakkan
yang aku tutupi atau aku tunjukkan
Ampuni semua keburukan
yang telah Engkau suruhkan
malaikat yang mulia mencatanya
mereka yang Engkau tugaskan
untuk merekam segala yang ada padaku
mereka yang Engkau jadikan saksi2
bersama seluruh anggota badanku

Jumat, 12 Desember 2008

Doa Kumail (Tarjamah) II

Ya Allah, dengan kemulaan_mu
sayangi aku dalam segala keadaan
kasihi aku dalam segala perkara
Ilahi, Rabbi
kepada siapa lagi selain Engkau
aku memohon dihilangkan kesengsaraanku
dan diperhatikan urusanku
Ilahi, Pelindngku
Engkau kenakan padaku hukum
tetapi disitu aku ikuti hawa nafsuku
aku tidak cukup waspada terhadap tipuan(setan) musuhku
maka terkecohhlah aku lantaran nafsuku
dan berlakulah ketentuan_mu atas diriku
ketika kulanggar sebagian batas yang Kau tetapkan bagiku
dan kubantah sebagian perintah-Mu
namun bagi-Mu segala pujiku atas semuanya itu
tiada alasan bagiku(menolak) ketentuan yag Kau tetapkan bagiku
demikian pula hukum dan ujian yang menimpaku
Aku datang kini menghadap_mu, Ya Ilahi
dengan segala kekuranganku
dengan segala kedurhakaanku(pelanggaranku)
sambil menyampaikan pengakuan dan lenyesalan
dengan hati yang hancur luluh
memohon ampun dan berserah diri
dengan rendah hati mengakui segala kenistaanku
Karena segala cacatku ini
tiada aku dapatkan tempat melarikan diri
tiada tempat berlindung untuk menyerahkan urusanku
selain pada kehendak-Mu
untuk menerima pengakuan kesalahanku
dan memasukkan aku pada keluasan kasih-Mu
Ya Allah
terimalah pengakuanku
kasihanilah beratnya kepedihan
lepaskan aku dari kekuatan belengguku
Ya Rabbi
kasihanilah kelemahan tubuhku
kelembutan kulitku dan kerapuhan tulangku
Wahai Tuan Yan mula2 menciptakanku
menyebutku, mendidikku
memperlakukanku dengan baik
dan memberiku kehidupan
karena permulaan karunia-Mu
karena Engkau telah mendahuluiku dengan kebaikan
berilah aku karunia-Mu
Ya Allah, Junjunganku, Pemeliharaku
apakah Engkau akan menyiksaku dengan api-Mu
setelah aku mengesakan-Mu
setelah hatiku tenggelam dalam makrifat-Mu
setelah lidahku bergetar menyebut-Mu
setelah jantungku terikat dengan cinta-Mu
setelah segala ketulusan pengakuanku dan permohonanku
seraya tunduk bersimpuh pada rububiyah-Mu?
Tidak,
Engkau terlalu mulia untuk mencampakkan orang yang Engkau ayomi
atau menjauhkan orang yang Engkau dekatkan
atau menyisihkan orang yang Engkau naungi
atau menjatuhkan padanya bencana,
orang yang Engkau cukupi dan Engkau sayangi
Aduhai diriku
Junjunganku, Tuhanku, Pelindungku
apatah Engkau akan melemparkan keneraka
wajah2 yang tunduk rebah karena kebesaran-Mu
lidah2 yang dengan tulus mengucapkan ke Esaan-Mu,
dan dengan pujian mensyukuri nikmat-Mu
kalbu2 yang dengan sepenuh hati mengakui uluhiah-Mu
hati nurani yang dipenuhi ilmu tentang Engkau,
sehingga bergetar ketakutan
tubuh2 yang telah biasa tunduk untuk mengabdi-Mu
dan dengan merendah memohon ampunan-Mu?
Tidak sedemikian itu persaangkaan kami tentang-Mu
padahal telah diberitakan kepada kami tentang keutamaan-Mu
Wahai Pemberi karunia, wahai Pemelihara
Engkau mengetahui kelemahanku
dalam menanggung sedikit dari bencana dan siksa dunia
serta kejelekan yang menimpa penghuninya
padahal semua itu singkat masanya, sebentar lalunya
dan pendek usianya
Maka apatah mungkin aku sanggup menanggung bencana akhirat dan kejelekan hari akhir yang besar
bencana yang panjang masanya dan kekal menetapnya
serta tidak diringankan bagi orang yang menanggungnya?
sebab semuanya tidak terjadi
kecuali karena murka-Mu
karena balasan dan amarah-Mu
inilah yang bumi dan langit pun
tak kan sanggup memikulnya

Kamis, 11 Desember 2008

Doa Kumail (Tarjamah) I

Dengan asma Allah Yang Mahakasih dan Mahasayang
Ya Allah
aku bermohon pada-Mu
dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu
dengan kekuasaan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan sesuatu
dan karenanya merunduk segala sesuatu
dan karenanya merendah segala sesuatu
dengan kemuliaan-Mu yang mengalahkan segala sesuatu
dengan kekuatan-Mu yang tak tertahankan oleh segala sesuatu
dengan kebesaran-Mu yang memenuhi segala sesuatu
dengan kekuasaan-Mu yang mengatasi segala sesuatu
dengan wajah-Mu yang kekal setelah punah segala sesuatu
dengan asma-Mu yang memenuhi tonggak segala sesuatu
dengan ilmu-Mu yang mencakup segala sesuatu
dengan cahaya wajah-Mu menyinari segala sesuatu
Wahai Nur, wahai Yang Mahasuci
Wahai Yang Awal dari segala awal
Wahai Yang Akhi dari segala akhir
Ya Allah, ampunilah dosa2ku yang meruntuhkan penjagaan
Ya Allah, ampunilah dosa2ku yang mendatangkan bencana
Ya Allah, ampunilah dosa2ku yang merusak karunia
Ya Allah, ampunilah dosa2ku yang memohon doa
Ya Allah, ampunilah dosa2ku yang menurunkan bala
Ya Allah, ampunilah segala dosa yang telah kulakukan dan segala kesalahan yang telah kukerjakan
Ya Allah
aku datang menghampiri-Mu dengan zikir-Mu
aku memohon pertolongan-Mu dengan diri-Mu
aku memohon pada-Mu dengan kemurahan-Mu
dekatkan daku keharibaan-Mu
sempatkan daku untuk bersyukur pada-Mu
bimbinglah daku untuk selalu mengingat-Mu
Ya Allah
aku bermohn pada-Mu dengan permohonan hamba yang rendah, hina, dan ketakutan
maafkan daku, dayangi daku
dan jadikan daku ridha dan senang pada pemberian-Mu
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu
dengan permohonan orang yang berat keperluannya
yang ketika kesulitan menyampaikan hajatnya pada-Mu
yang besar kedambaannya untuk meraih apa yang ada disisi-Mu
Ya Allah, mahabesar kekuasaan-Mu
mahatinggi kedudukan-Mu
selalu tersembunyi rencana-Mu
selalu tampak kuasa-Mu
selalu teak kekatan-Mu
selalu berlaku kodrat-Mu
tak mungkin lari dari pemerintahan-Mu
Ya Allah
tidak kudapatkan pengampun bagi dosaku
tiada penutup bagi kejelekanku
tiada yang dapat menggantikan amalku yang jelek dengan kebaikan melainkan Engkau
Tiada Tuhan kecuali Engkau
Mahasuci Engkau dengan segala puji-Mu
telah aku aniaya diriku
telah berani aku melanggar karena kebodohanku
tetapi aku tetap tenteram karena bersandar pada sebutan-Mu dan karena karunia-Mu padaku
Ya Allah, Pelindungku
betapa banyak kejelekan diriku telah Kau tutupi
betapa banyak malapetaka telah Kau atasi
betapa banyak rintangan telah Kau singkirkan
betapa banyak bencana telah Kau tolakkan
betapa banyak pujian baik yang tak layak bagiku telah Kau sebarkan
Ya Allah
besar sudah bencanaku
berlebihan sudah kejelekan keadaanku
rendah benar amal2kuberat benar belenggu(kemalasanku)
Angan2 panjang telah menahan manfaat dari diriku
dunia dengan tipuannya telah memperdayaku
dan diriku(telah terpedaya) karena ulahnya dan karena kelalaianku
Wahai Junjunganku
aku bermohon pada-Mu dengan segala kekuasaan-Mu
janganlah Kau tutup doaku karena kejelekan amal dan perangaiku
janganlah Kau ungkapkan rahasiaku yang tersembunyi yang telah Engkau ketahui
Janganlah Kau segerakan siksa padaku
karena perbuatan buruk dan kejelekan
yang kulakukan dalam kesendirianku
karena kebiasaankuuntuk melanggar batas dan kebodohanku
karena banyaknya nafsu dan kelalaianku

Kamis, 04 Desember 2008

Ied Ghadir

18 Zulhijjah, merupakan hari yang dilupakan oleh umat muslim...hari itu memang hari yang tidak sedahsyat perang Khandaq, perang Badar, atau bahkan meninggalnya nabi saw....
Pada hari itu, seluruh jamaah haji yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw berkumpul dibawah terik sang surya dilembah Ghadir....dengan menumpuk pelana kuda dan onta, berdirilah sebuah mimbar untuk Rasulullah saw, dimana beliau harus mengeluarkan desakan hatinya sejak usai haji hingga tibanya beliau saw dan rombongan di lembah Ghadir....
"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika kamu tidak kerjakan berarti kamu tidak menyampaikan amanat-Nya." (Al-Maidah: 67)
Sejak selesainya haji, Rasulullah saw menerima wahyu ini, sedangkan bila beliau saw sampaikan, maka akan terjadi kekacauan yang maha dahsyat didalam da`wah beliau, yakni setelah kepergian beliau saw. Karena begitu kompleksnya permasalahan ini, dan apa yang disampaikan beliau kepada umatnya tidak sesuai dengan keinginan pengikutnya...
Penentangan terhadap beliau dari umatnya begitu besar namun begitu halus dan tertata rapi, sehingga tiada satupun dari selain munafikin itu yang tahu akan kemunafikan mereka...(sehingga al-Quran sendiri mengibaratkan, nabi saw tidak mengetahui umatnya yang munafik...? ).
Beratnya yang akan disampaikan Rasul saw sungguh terbukti, karena apa yang disampaikan beliau saw adalah kebutuhan pokok dari setiap insan, dan merupakan pangkal serta ujung dari risalah Tauhid...
Ghadir khum, itulah lembah yang menjadi saksi bisu, dikumandangkannya satu nama yang selalu ditentang oleh seluruh kabilah arab dan suku serta pengikut Nasrani dan Yahudi diwaktu itu....dan setiap jiwa bergetar terhadap keperkasaan pemilik nama ini, dimana ketika dirinya maju dimedan perang...musuhnya tunduk terhadap tutur kata dan pedangnya...tiada pernah membelakangi medan juang dan tiada pernah menyerang musuhnya tanpa persiapan...seluruh jawara arabian bangga mati diujung pedangnya...namun keluarga korban merupakan insan yang menyimpan dendam tak terhapuskan walau diberi kelembutan hatinya...
Hari dan saat itu, seluruh manusia yang hadir di Ghadir, bahkan Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khatthab, dan Utsman bin Affan menjabat tangannya terhadap pelantikannya sebagai pengganti nabi saw...khalifah rasul dan khalifatullah....
Ali bin Abi Thalib
Itulah nama sang menantu nabi saw, yang dilantik menjadi khalifah setelah sang nabi saw, pilihan sang Ilahi Rabby...pembunuh jawara jazirah arabic, penggetar jiwa para pendekar manusia tak beradab....
"Pada hari ini orang-orang kafir telah berputus asa untuk mengalahkan agamamu, maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam menjadi agama bagimu." (Al-Maidah: 3)
Setelah pengangkatan sang menantu menjadi khalifah beliau saw, Jibril as, menyampaikan wahyu terakhir ini...
Ied Ghadir, merupakan hari raya pengangkatan dan penetapan seorang khalifah, setelah fitri, diujilah seorang insan dengan kurban...sehingga dirinya akan mampu menapaki maqam(tingkat=wilayah) ketauhidan murni...
Ied Ghadir merupakan hari dimana setiap insan mampu menjabat tangan wakil Tuhan dan Rasul-Nya...Ali bin Abi Thalib.
Ied Ghadir merupakan hari setiap jiwa terbebaskan dari belenggu kekotoran Tauhidi murni.
Ied Ghadir adalah hari pesta akbar nan abadi...18 Zulhijjah....ied ghadir yang dilupakan...., pesta yang dilupa........?

Rabu, 26 November 2008

Awal Suatu Nilai

Haji wada....haji terakhir atau atau haji perpisahan nabi Muhammad saw kepada umatnya, telah membawa pesan mendalam didalamnya, yakni dengan adanya pidato "Ghadir". Seluruh periwayat hadist mengabadikan berbagai isi dalam pidato tersebut;
Ada yang memberi muatan masalah fikih/hukum syariat islam
Ada yang memberi muatan masalah pentingnya shalat
Ada yang memberi muatan masalah makna haji
Ada yang memberi muatan masalah perang
Ada yang memberi muatan masalah kekeluargaan
Ada yang memberi muatan masalah waris
Ada yang memberi muatan masalah berbagai hal yang dianggap itu adalah yang harus difatwakan oleh nabi saw kepada umatnya diwaktu itu.
Semua muatan tersebut memang merupakan ajaran nabi akhir zaman saw, namun itu bukan sesuatu hal yang mengandungi teguran kepada kekasih Allah tercinta ini dengan adanya rentetan ayat wahyu yang disampaikan pada beliau saw sejak selesainya acara haji beliau saw di Makkah al-Mukarramah hingga sampainya beliau serta seluruh jamaah haji diwaktu itu, walau mereka adalah penghuni Makkah, namun mereka tetap tidak diijinkan untuk langsung menuju rumah masing2, tapi harus mengikuti beliau sampai dilembah Ghadir...
Bilakah direnungkan, toh muatan diatas merupakan sesuatu yang menjadi amal setiap pemeluk islam....? rasanya kok tidak terlalu penting...
Dengan suara beliau saw yang menurut ukuran gelombang, jelas tidak akan mampu terdengar oleh seluruh jamaah haji yang hadir ditempat itu, namun ternyata dari deretan manusia yang paling akhir pun mendengar dengan jelas suara dari pidato Rasulullah saw.
Kepemimpinan setelah beliau saw adalah pidato utama beliau saw terhadap pelaksanaan ayat2 hiburan beliau saw yang disampaikan Jibril as, sejak dari selesainya acara haji sampai dilembah Ghadir...karena kepemimpinan setelah beliau adalah rute untuk menuju kebenaran cinta kepada beliau saw. Pelaksanaan pemilihan, penetapan dan pelantikan pengganti beliau saw merupakan tantangan yang maha dahsyat, karena dari hal inilah terlihat dan terbukti akan ketundukan dan keikhlasan orang2 yang mengikuti dan mengagungkan beliau saw....
Karena itulah, kepemimpinan adalah pembelah suatu jalan untuk menyusuri tapak2 suci, dan tetesan keringat serta darah beliau saw, apakah seseorang kafir pada tingkat kepemimpinan atau taat pada tingkat kepemimpinan Ilahiah ini...?
Dari kepemimpinan inilah suatu amal diteliti nilainya untuk di surga abadi dan atau diabaikan dan bahkan tanpa penilaian untuk terhempas di neraka nan abadi...

Jumat, 21 November 2008

Sejarahpun Berpihak

Semua manusia berteriak histeris ketika mendengar tragedi WTC, Bom Bali serta pembunuhan biadab yang dianggap sebagai tak berhati....melebihi binatang....setiap akal tahu bahwa binatang tidak pernah menyakiti yang dicintai apalagi sampai membunuh....
Namun sejarah telah mencatat dengan tinta emas dan mutiara dengan lembaran dari daun surga, bagaimana suatu umat yang dimuliakan zaman telah menyakiti orang yang dicintai dan diagungkan mereka.
Setiap jiwa tahu bahwa Muhammad saw adalah kecintaan setiap mahluk yang berhati dan berakal, namun sejarah hingga saat ini merekam bagaimana setiap jiwa dan akal yang mencintainya membuat Muhammad saw menangis dan sedih.
Setiap pecinta Ahmad saw, sangat yakin bila Ahamad saw mencintai putrinya, cucunya dan cicitnya. Dari diri setiap hati dan akal berteguh diri bila yang dicintai menderita, maka pecinta pasti mengemban derita juga. Kini didalam barzah, Ahmad saw saksikan derita putri, cucu tercintanya, dan bahkan cicitnya. Bila pembuat derita bukan manusia yang memuji dan melantunkan cinta padanya mungkin bisa ringan rasa sakit yang dirasa, namun pembuat derita keturunannya ini adalah mereka yang berharap dicintai beliau saw......?
Entah bagaimana rasa derita Ahmad saw melihat kejadian ini.....?
Lihatlah...bila Muharram tiba, tiada yang mengenang pembunuhan cucunya yang dianiaya, disiksa melebihi siksaan biadab pada zamannya....?
Bahkan dengan bangganya orang yang disucikan, memaklumatkan....bid`ah mengenang kematian Husain...?
Siapa yang menangisi tragedi Karbala....ia berhak dan diperbolehkan untuk dibunuh, darahnya halal untuk ditumpahkan....?
Dan uniknya, mereka tanpa rasa malu membuat acara tandingan dihari itu, hari anak yatim....? Agar tragedi Karbala dianggap sebuah dongeng dan akan dilupakan oleh generasi kelanjutan dan bahkan di tip-X dari alur sejarah.
Adakah yang merasa memiliki jiwa dan hati serta akal, ikut merasakan derita Muhammad saw....?
Adakah manusia yang bangga menggendong logo keadilan ajaran Muhammad saw pernah sedetikpun walau hanya sekali dalam hidupnya menuliskan dihati atau akalnya panggilan Husain kepada Muhammad saw ketika urat2 leher sang cucu Muhammad saw diputuskan satu persatu sebelum lehernya putus dan terpisah dari badannya....?
Bentuk cinta bagaimanakah yang disuguhkan kepada Muhammad saw dari manusia2 pecintanya ini, lahirnya hingga detik waktu dan zaman sekarang ini....?

Kamis, 20 November 2008

Keutamaan Keakhiran

Dari pertama kali dikumpulkannya seluruh mahluk suci dan mulia, satu hal yang dimenjadi pemicu terbuktikannya bentuk kekafiran dan ketaatan. Hal ini merupakan kunci sebagai kekafiran murni dan ketaatan sejati, walaupun kekafiran itu dibungkus dengan eloknya dari luar, namun ketika hal ini diajukan padanya, kekafiran itu akan tercuat dahsyat seterang mentari dan bahkan segelap hitamnya arang.
"Kepemimpinan, keimamahan, atau kekhalifahan......."
Seluruh hal selalu berhubungan dengan hal ini, sehingga adalah kerancuan berfikir bila hal ini tidak menjadi pokok kebutuhan bagi tatanan alam yang juga merupakan bagian hidup manusia. Kepemimpinan adalah merupakan suatu sistem yang sangat dibutuhkan oleh manusia, walau dirinya hidup seorang diri.
Kepemimpinan ada 2 macam dari segi pembentukannya,
1. Kepemimpinan Sosial
Dimana kepemimpinan ini terbentuk akibat hubungan antar manusia, dan manusia pulalah yang menentukan syarat atau kriteria bagi yang berhak mendudukinya, sehingga diperlukan usaha dan persaingan didalam memperoleh kedudukan ini.
2. Kepemimpinan Ilahiah
Kepemimpinan ini dibentuk oleh sang pencipta, sehingga hanya Diri-Nya yang menentukan siapa yang berhak dari hamba-Nya untuk menduduki kedudukan ini, jadi Dia pulalah yang memilih sang pemimpin ini, sehingga bagi yang tidak mengakui kepemimpinan hamba yang dipilih-Nya mempunyai akibat yang sama dengan tidak mengakui Diri-Nya. Repotnya, kepemimpinan jenis ini sungguh teramat sulit, karena dibutuhkan banyak hal untuk bisa mengetahui kebenaran dari sang pemimpin. Kemampuan daya pikir otakpun tidak menjamin bagi seseorang untuk bisa mengenalnya, walau dari ayat sakti dan maha sakti sang pencipta selalu menegaskan dan menekankan bila akal adalah dasar dalam mengenali tanda2 hamba terpilih-Nya.
Kemimpinan dalam fungsinya ada 2 bentuk,
1. Kepemimpinan yang bersifat menampakkan atau menunjukkan suatu masalah didalam kehidupan tanpa memberi jalan penyelesaian.
2. Kepemimpinan yang bersifat menampakkan atau menunjukkan permasalahan, namun juga menunjukkan suatu pemecahan bagi kemudahan sang umat.

Minggu, 28 September 2008

Syair Cinta

Utusan Tuhan - Track 1
Bunga mekar, penuh aroma
Kicau burung merdu ceria
Marak menyambut insan mulia
Suka cita alam semesta
Telah datang berita surga, utusan Tuhan lahir kedunia
Kekasih Tuhan, akhir kenabian, penyempurna risalah, penebar hikmah
Utusan Tuhan, lisan Ilahi
Penyampai wahyu al-Quran suci
Penebar rahmat bagi insani
Kemuliaan manusia suci
Dialah Muhammad sumber kebenaran
Dialah Muhammad sempurnanya insan
Mata air cahya kesucian
Penyelamat kaum beriman
Saat malam dalam kegelapan
Tersingkap hijab penuh keajaiban
Dalam mi`rajmu berjumpa Tuhan
Di Sidratul Muntaha, surga al-Ma`wa
Muara mata air surgawi, itrah suci sebagai wasyi
Keindahan wujud keadilan, sumber ilmu wahyu Ilahi
Kesabaran tauladan insan
penyampai wahyu risalah Tuhan
Tempat berlindung kaum yang lemah
Cermin taqwa dalam ibadah
Dialah Muhammad sumber kebenaran
Dialah Muhammad sempurnanya insan
Mata air cahya kesucian
Penyelamat kaum beriman
Duka Zahro - Track 2
Salam atas kesucianmu yaa Zahro
Salam dan tahiyat atasmu yaa Fathimah...
Kami bersedih atas musibahmu
Kami berduka kedukaanmu...
Kami menangis dalam tangisan-Mu
Kami meratap dalam dukamu
Oohh...Duka Zahro...duka Zahro...
Oohh...Zahro...Zahro...Zahro...
Senandung alam berduka, penuh hujan air mata
Merambah setiap sukma, mengalir untaian duka
Tangisan sedih Aqilah, rintihan pilu Fathimah
Jantung langitpun berdarah, tak kuasa menahan duka...
Oohh...Duka Zahro...duka Zahro...
Oohh...Zahro...Zahro...Zahro...
Lihatlah Zahro berduka, bercucuran air mata
Mengadu pada ayahnya, memeluk pusara Nabi
Bersimpuh dalam tangisan, kesedihan yang tak tertahan
Kedukaan yang mendalam, meratap di Baitul Ahzan...
Oohh...Duka Zahro...duka Zahro...
Oohh...Zahro...Zahro...Zahro...
Kami berduka yaa Zahro, berkabung dalam tangisan
Lihatlah kami yaa Zahro, menangis penuh jeritan
Hanya munajat dan harapan, meraih jalan kecintaan
Sentuhlah kami yaa Zahro...syafaati kami Zahro...
Oohh...Duka Zahro...duka Zahro...
Oohh...Zahro...Zahro...Zahro...
Baitul Ahzan -Track 3
Duhai Zahro...ya Fathimah...kau berduka...kau terluka...
Kesedihan baitul Ahzan berduka...2x
Kesunyian tengah malam, terdengar isak tangisan
Yang menyentuh relung hati, yang menyayat setiap jiwa
Air mata yang tercurah, membasahi kubur Nabi
Kesedihan penuh duka, dipusara makam suci
Duhai Zahro...ya Fathimah...kau berduka...kau terluka...
Kesedihan baitul Ahzan berduka...2x
Sampaikanlah tangan kami, yang mengharap belas kasih
Hanya duka dan tangisan, tuk menghibur putri Nabi
Adakah harapan kami, meraih syafaat Nabi
Andai tiada kecintaan, tersesatlah jiwa kami...
Duhai Zahro...ya Fathimah...kau berduka...kau terluka...
Kesedihan baitul Ahzan berduka...2x
Kullu Yaumin Asyura - Track 4
Kullu yaumin Asyura...kullu ardhin Karbala
Berduka hati Zahro, yaa mazhlum yaa Husaini...2x
Menjelang muharram tiba, menguak tabir penuh duka
Karbala saksi yang terpendam, menghantarkan duka mendalam
Jasad yang hancur penuh luka, terberai berlumurkan darah
Tiada kafan tuk membungkusnya, tiada yang menshalatinya
Kullu yaumin Asyura...kullu ardhin Karbala
Berduka hati Zahro, yaa mazhlum yaa Husaini...2x
Dimanakah nurani insan, memotong rantai kenabian
Pasir Karbala pun berdarah, bermandikan darah al-Qurba
Kullu yaumin Asyura...kullu ardhin Karbala
Berduka hati Zahro, yaa mazhlum yaa Husaini...2x
Dengarlah...wahai insan, Karbala takkan sirna
Janganlah kau tinggalkan, tragedi duka Husaina
Kullu yaumin Asyura...kullu ardhin Karbala
Berduka hati Zahro, yaa mazhlum yaa Husaini...2x
Duhai Masa - Track 5
Duhai masa menangislah, duhai darah di Karbala
Harapan air setetes pun tlah sirna, haus mendera sukma
Tiada rasa dibanding penderitaan, kesedihan al-Qurba
Duka abadi dalam setiap masa, duka teragung dalam setiap jiwa
Itrah mulia cucu nabi tercinta, kini raganya terberai di Karbala
Duhai masa menangislah, duhai darah di Karbala
Lebih baik syahid dari hidup terhina, akan lebih mulia
Kebenaran tak lepas dalam pijakan, pewaris lisan Tuhan
Lentera iman dalam setiap sukma, cahaya hati dalam setiap insan
Aroma surga tlah menyapa Karbala, menggapai Jannah dengan darah syahadah
Duhai masa menangislah, duhai darah di Karbala
Cahya surya membakar karena murka, bencana di Karbala
Tanpa rasa iba menyiksa al-Qurba, membakar tenda-tenda
Jeritan pilu tangis para wanita, bersimpuh duka larut dalam derita
Mengusap darah jasad yang penuh luka, sedang memeluk tubuh tanpa kepala
Duhai masa menangislah, duhai darah di Karbala
Yaa Tsarallah - Track 6
Demi Husain...yaa tsarallah...lisan suci wujud Qurani...2x
Senja menyapa tanpa cahaya, langit berduka merubah warna
Duka Zahro mengguncang jiwa, muharram tiba, berkabung duka
Kesedihan tak terlupakan, tangis bayi yang kehausan
Tersekat panah dalam pelukan, menahan sakit, mata terpejam
Demi Husain...yaa tsarallah...lisan suci wujud Qurani...2x
Kisah Karbala merajam sukma, dewi sahara telah berduka
Saat menatap tubuh yang mulya, melepas raga menempuh surga
Menghujam jiwa mengoyak sukma, membakar hati setiap pecinta
Bumi bersimpuh berlarut duka, jagatpun kelam tanpa cahaya
Demi Husain...yaa tsarallah...lisan suci wujud Qurani...2x
Dunia kelam kepergianmu, akherat terang tuk menyambutmu
Berderai air mata dan darah, tuk menyanjungkan syahadahmu
Bidadari rentangkan sayap, menjerit tangis dan meratap
Bungapun layu menyaksikanmu, menoreh pilu setiap kalbu
Mengundang tangis penghuni surga, alam semesta berkabung duka...
Para syahadah serahkan raga, meraih cinta dengan darahnya...
Demi Husain...yaa tsarallah...lisan suci wujud Qurani...2x
Labbaika Yatna Kautsar - Track 7
Allahu...Allahu Akbar, isyfa`lana yaa Haidar
Sambut panggilan Husain...Labbaika yabnal Kautsar...
Terik sang surya membakar padang pasir Karbala
Sahara kini berubah jadi karbun wa bala
Inilah putra Ali, buah hati Fathimah
Putra Nabi yang mulia disiksa dan dihina
Terbakarnya hati...2x
Perih tak terobati Zainab pun menangisi
Husain yang disakiti
Darah suci syuhada yang mewarnai Karbala
Demi menjaga Islam, Husain rela berkorban
Syahid jadi harapan, merindu jumpa Tuhan
Allahu...Allahu Akbar, isyfa`lana yaa Haidar
Sambut panggilan Husain...Labbaika yabnal Kautsar...
Derai air mata putri Nabi tak tertahankan
Menatap paras Husain diarak bagai hewan
Kehormatan Nabi yang kini telah dihinakan
Tanpa belas kasihan mereka direndahkan
Sedih hati Nabi...2x
Melihat putri Ali, dirantai dan diikat serta dipertontonkan
Allahu...Allahu Akbar, isyfa`lana yaa Haidar
Sambut panggilan Husain...Labbaika yabnal Kautsar...
Sumpah demi ibu...sumpah demi ayahku...
Darah kan kutumpahkan, nyawapun kusembahkan
Demi Husain tersayang
Duka Karbala - Track 8
Yaa Husain...yaa Husain...yaa Husain...yaa Husain...
Noda sejarah prahara yang berdarah, wajah Karbala kini telah memerah
Mengering sudah air mata sang bunda, menoreh jiwa dengan tubuh terpisah
Rintihan pilu tangis para wanita, kobaran api telah melumat tenda
Mengiris jiwa mengguncang setiap sukma, menguak luka oohh...duka Karbala
Yaa Husain...yaa Husain...yaa Husain...yaa Husain...
Muara mata air surgawi, kesempatan mahluk insani
Kemuliaan yang terpancar, aroma surga, sulbi sang ayah
Inilah Husain Kekasih Tuhan, pemuda surga yang dihinakan
Duhai maula, kau menjadi korban, demi tegaknya agama Tuhan
Yaa Husain...yaa Husain...yaa Husain...yaa Husain...
Jumat berdarah dihari asyura, beriring sedih tangis bunda Zahra
menuai duka hati para pecinta, menghantar jasad sayyidus syuhada...
Janggutpun merah berlumur darah, tubuh terkulai, jasad melemah
Duhai maula...yaa Abu Abdillah ...pewaris Nabi itrah nubuwwah
Yaa Husain...yaa Husain...yaa Husain...yaa Husain...
Lagu: Abdurrahman al-Mahdali
Lirik: Abu Rabbani

Selasa, 23 September 2008

Yaumul Quds

Bulan nan suci ini kembali menghadirkan satu hari yang sangat dirindukan oleh setiap jiwa yang mencintai kedamaian, kesucian, dan kelembutan jiwa serta penentang setiap bentuk kezaliman.
Didepan kedutaan Amerika Serikat dan Gedung PBB....kami akan teriakkan....
Terkutuk Amerika.....terkutuk Israel....
Hancurkan Amerika .....hancurkan Israel....
Amerika setan besar.....Israel setan besar.....
Amerika pengecut.....Israel pengecut.....
Ganyang Amerika.....ganyang Israel....
Amerika kerdil.....Israel kerdil....
Dibawah terik matahari dan aspal yang panas serta tercekik kehausan....akan digemakan kebobrokan Amerika dan Israel serta kroni2nya.....
Pada hari Jum`at, tanggal 26 September.....minggu terakhir di bulan suci Ramadhan.....
Bagi setiap insan yang merasa pecinta dan pendamba kedamaian dan pendukung keadilan.....
Bergabunglah....bersama penyeru keadilan dan kedamaian ...walau hanya sekedar mengeringkan ludah rongga mulut...kerongkongan....
Acara Yaumul Quds akan digelar dan diadakan diberbagai kota.....
Bandung....
Jakarta......
Solo......
Semarang.....
Aceh......
Surabaya......
Dan berbagai kota lainnya...dimana suara jeritan orang terzalimi disuarakan.....
Jum`at, 26 September , Yaumul Quds (Hari Suci)
Itulah hari yang teriakan al-Imam Ruhullah al-Musawi Ali Khomeini.
Adakah insan yang telah berkoar tentang keadilan dan kebenaran berani mengecam dan menolak Amerika dan kroninya....?
Mengecam saja tidak berani....apalagi bila mereka harus melawan Amerika dan Israel serta kroni2nya....?
Adakah yang kan simpati dihari suci ini untuk menegakkan kembali Islamuddin...?
Marilah tunjukkan kepada musuh Allah itu...bahwa kita pecinta keadilan dan kedamaian masih hidup dan masih memiliki kekuatan untuk memusnahkan mereka dari muka bumi yang indah ini.....
Lewat suara nan lemah ini.... semoga kan diwujudkan oleh-Nya kekuatan nan tiada tanding dan banding......tuk melawan ketidak adilan dan kezaliman.....

Sabtu, 20 September 2008

Shalat Jodoh

Imam Ja`far Shadiq pernah bertanya kepada Abu Bashir, "Bila seseorang ingin menikah, apa yang sebaiknya dia lakukan?" Abu Bashir menjawab, "Aku tidak tahu," Imam berkata, "Jika dia ingin menikah, hendaklah ia shalat 2 rakaat dan bertahmid(alhamdulillahi rabbil `alamin) kepada Allah. Setelah itu membaca do`a:
Allahumma inni uridu an atazawwaja faqaddir li minannisa-i a`affahunna farjaw wa ahfadza hunna nafsiha wa fi mali wa awsa`ahunna rizqaw wa a`zhamahunna barakataw wa qaddirli waladan thayyiban shalihan fi hayati wa ba`da mamati.
"Ya Allah, sungguh aku ingin menikah. Takdirkanlah untukku perempuan yang paling baik dalam menjaga kesuciannya, paling baik dalam menjaga dirinya terhadapku dan terhadap hartaku, paling luas rezekinya, dan paling besar keberkahannya, takdirkanlah untukku seorang anak yang baik hingga Engkau jadikan dia keturunan saleh semasa hidupku dan sesudah matiku."
Kamus Shalat, Karya; DR. Muhsin Labib
Hal 165(347 halaman), harga toko; Rp 79.000,-
Penerbit; Arifa Publishing
Jln Batu I no 5B
Pasar Minggu - Jakarta, 12510
Telp. (021)7900011, fax. (021)79199069
Email; arifa@Lutfiagency.com
WEb; www.lutfiagency.com

Selasa, 16 September 2008

Celoteh Telor dan Ayam

Inilah suatu pertanyaan yang lumayan untuk menghibur hati, darinya bisa membuat setiap yang berkata dan jawab bisa tertawa....
Duluan mana telor dan ayam.....?
Tanya yang setiap orang akan memberi jawaban, entah dengan dasar apa mereka menjawab, pasti mereka bebas untuk menjawab dari pertanyaan itu....
Ketika dasar dari tanya tersebut adalah penyebutan terdulu, maka yang pasti benar adalah telor, karena telor adalah benda yang disebutkan terlebih dulu atau benda awal yang disebutkan....
Bilapun telor dulu, maka akan terbentuk tanya terbaru, akankah telor itu menetas...?
Bila menetas, akankah menjadi ayam ...? Kalaupun menetaskan ayam, akankah jenis kelamin ayam tersebut...? Betina atau jantan...? Siapakah yang mengeraminya hingga menetas....?
Ayam....bilakah ayam tersebut, jantan ataukah betina....?
Bila ayam tersebut jantan....bagaimana dirinya akan memiliki keturunan....?
Jelas dia akan membutuhkan ayam betina untuk bisa meneruskan keberadaan jenis dirinya.... jadi bila yang dicipta pertama kali adalah pejantan, maka pencipta harus mencipta kembali adanya jenis betina.....
Namun bila betina adalah yang dicipta petama kali, maka hanya dibutuhkan penciptaan sperma untuk bisa terbuahinya sel telur dan terbentuknya keturunan kelanjutan, karena pada diri betina adanya tempat perkembangan hasil pembuahan sebelum siap untuk terjun didunia nan kelam...
Jadi bila penciptaan itu adalah dari satu sebab, maka yang merupakan penciptaan awal mahluk adalah betina bukannya jantan......
Sedangkan bila telor dan ayam jantan itu memerlukan penciptaan baru, yakni adanya penciptaan adanya pihak betina untuk kelangsungan adanya keturunan. Permasalahan telor itu terlalu banyak rangkaian sebab, karena dibutuhkan penyebab dari adanya telor itu sendiri.
Ciptaan awal pasti memiliki nilai lebih dibanding ciptaan akhir maupun tengah.

Kezuhudan Ali

Dengan sikap dan perilakunya, Ali sudah meletakkan dasar2 yang paling agung, yang didukung oleh kebesaran pemikiran dan ketinggiannya, dalam dunia kezuhudan dan kesederhanaan. Seperti itulah zuhud ang islami, bukan zuhud sufi yang mengisolasi diri dan jorok, dimana terdapat penyimpangan dari kebenaran dan petunjuk oleh para pelakunya. Mereka berkhayal tentang berbagai hal yang tidak berkaitan sedikitpun Allah dan Rasul-Nya. Misalnya, orang yang mengaku bahwa Tuhan berada dalam gamisnya, atau bahwa Allah sudah menitis kedalam dirinya dan berbagai pengakuan2 sesat lainnya, yang menunjukkan bodoh dan sesatnya sang pelaku dan kurangnya ketaatan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya. Mereka malah menjadi beban, pajak yang memberatkan dan bibit2 kejahatan bagi masyarakat.
Ali sudah memberikan bagaimana zuhud yang mulia dalam Islam, yang telah dianjurkan oleh syariat secara khusus terhadap orang yang memiliki posisi penting. Ali sebetulnya merupakan orang yang mampu dan bisa meraih apa yang dia mau, yang enak untuk dinikmati dan indah untuk dipandangi.
Kezuhudan seorang Ali merupakan ruang yang lebar dan pintu utama yang bisa dimasuki oleh seorang anak manusia, tanpa melakukan penyimpangan akkidah, pemikiran ataupun tingkah laku. Zuhud Ali merupakan ajakan untuk tidak terlalu berlebihan memupuk kenikmatan dengan hanya mengambil sebagiannya. Sebuah ajakan untuk sederhana dalam berpakaian, demi tercapainya tujuan yang lebih mulia. Yakni tujuan yang lebih agung dan lebih tinggi daripada makanan, minuman dan pakaian. Sebuah tujuan demi menjadi pribadi yang terbuka memnadang orang lain, terutama mereka yang tidak berhata. Bila tidak, tentu orang2 melarat itu ingin mencicipi kenikmatan itu dan bati mereka akan bertambah pilu, sehingga dia merasa nasibnya begitu malang dan menjadi merasa sangat menderita. Oleh sebab itu, dia harus bersikap santun kepada mereka sebisa mungkin, sesuai situasi yang ada.
Zuhud Islami merupakan kunci kebaikan yang akan membentuk pribadi peka terhadap penderitaan/kebutuhan orang lain, sehingga timbul rasa untuk lebih mementingkan orang lain daripada diri sendiri, dia rela lapar asal saudaranya kenyang, bersusah-payah demi membantu hidup layak.
Perilaku zuhud berarti meninggalkan debu2 duniawi demi mendapatkan akhirat. Orang zuhud memiliki apapun tanpa dimiliki oleh 1pun. Orang yang memiliki sebagian dari debu dunia, kemudian tidak membuatnya menjadi dermawan terhadap para fakir miskin, sama seperti orang yang tidak punya apa2. Dia justru menjadi milik dari hartanya sendiri, sehingga dirinya tidak sanggup memberikannya kepada orang lain secuilpun, tidak bisa mengeluarkan 1 dirham uangpun dari sakunya kecuali jika dia sudah mati alias sekarat. Orang seperti ini tidak berhak hidup karena dia adalah hamba yang dikuasai uangnya sendiri dan debu duniawi.
Ali sudah membangun dasar2 zuhud dan penerapannya. Mungkin, pemikiran paling cemerlang yang dapat kita tangkap dari kepribadian yang diinginkan Ali pada Nahj al-Balaghah yaitu pidato2 yang beliau ucapkandiatas mimbar, didepan generasi pada masanya. Dengarkan kata2nya, sambil merenungkan pembicaraannya, dan nikmatilah nuansanya untuk beberapa saat saja, lalu pikirkan kata2 yang diucapkan agar anda tahu betapa tinggi dan besarnya orang ini.
Khutbah Ali mencerminkan sebuah semangat yang hidup dalam dirinya, secara pemikiran dan keyakinan. Hal itu terefleksikan kedalam tindak-tanduk sehari2, sehingga tidak sedikitpun jarak antara pemikiran dan perilaku, antara jargon dan praktek, antara ucapan dan perbuatan. Ia merupakan sebuah ke1an yang padu, antara zat dan sifat. Mari mengarungi dunia kezuhudan Ali.
"Ketahuilah, semua pengikut pasti memiliki imam yang diikutinya dan dijadikan suluh pelita... Ketahuilah, imam kalian sudah merasa cukup dengan 2 baju dari dunianya, dan 2 roti kering dan keras dari makanannya. Ketahuilah, kalian tidak akan sanggup melakukan itu, cukup bantu aku dengan bersikap wara`, berijtihad, menjaga kesucian diri dan tetap lurus. Demi Allah, aku tidak menyimpan dunia sedikitpun, dan tidak menyembunyikan harta rampasannya, tidak mempersiapkan ganti dari pakaian ganti dari pakaianku yang telah usang kain yang lain, dan tidak mengambil sejengkalpun tanahnya."
Ali bin Abi Thalib, hal 315 - 319 (337 halaman),harga toko: 30.000,-, karya: Abbas Ali al-Musawi
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32 E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Bagian pemasaran; Bpk Iip
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@centrin.net.id

Kamis, 11 September 2008

Yaumul Quds

Sebentar lagi akan terhampar satu hari dibulan Ramadhan yang penuh berkah dan merupakan anugerah tertinggi bagi insan yang menyadari hadirnya dan wujudnya hari itu, bahagialah bagi insan yang diseru oleh sang hari dan dirinyapun merengkuh penuh kerinduan terhadap tampaknya hari itu.....
Bila tiada hari ini, mungkin kan tiada arti yang namanya shalat, puasa, haji, zakat, serta tulisan indah nan tajam terhadap agama samawi terlengkap ini.
Hari ini adalah hari dimana, penjunjung keadilan....., pecinta kedamaian....., perengkuh kesucian....., pendamba kesempurnaan ......mereka bersatu padu dengan untaian kata.......
"Hancurkan kezaliman dan terkutuklah."
Hari ini, ketika setiap jiwa tauhidi tidak merasakan setetespun air
Mereka berpanas diri berpayungkan lelangit biru
Mereka berharap sang mentari kan menjadi saksi, bahwa kulit mereka disapa sang mentari
Mereka tumpukan pada bumi, bila tapak kaki dan peluh mereka bersatu padanya
Mereka senandungkan angin, agar anginpun berkata kepada malaikat pencatat amal, bila mereka telah menyuarakan penentangan terhadap kezaliman
Kezaliman Amerika, Israel serta para pendukungnya mereka buktikan dihari nan mulia ini, dimana mereka dengan suara lantang, usahakan bangunkan setiap insan yang mendengar dan bernurani akan kezaliman zionis, "Amerika, Israel dan pendukung suksesnya program kezaliman."
Saat nan mulia ini dikenal dengan "Yaumul Quds(hari suci)"
Hari Jum`at terakhir dibulan Ramadhan
Pada tahun ini, jumat terakhir berada ditanggal 26 September
Namun bisa juga dilaksanakan pada tanggal 23 September, pas hari mulia pula, yakni dimalam harinya Lailatul Qadr terakhir, malam lailatul Qadr ke-3.
Bergandeng tangan dan bersatu padu hancurkan seluruh bentuk kezaliman dan ketidak adilan, siapapun dia, bagaimanapun dia, dimanapun dia, kapanpun adanya.
"Hancurkan kezaliman dan terkutuklah mereka."
Didepan kedutaan Amerika dan konco2nya, teriakkan kecaman dan kutukan terhadap Amerika dan Israel serta abdi mereka.
"Terkutuk Amerika....terkutuk Israel...hancurkan Amerika....hancurkan Israel......"
Yaumul Quds, saat yang tepat untuk buktikan keperkasaan dan kebesaran Islam.

Minggu, 07 September 2008

Gejolak Aisyah ra II

Di Basrahlah pertempuran sengit Ix antara kaum muslimin pecah. Ia merupakan awal dari serentetan beacana yang menyusul dibelakangnya, setelah umat Islam dipersatukan oleh Nabi saw. 2 pasukan kini berhadap2an, menunggu saat mendebarkan ketika genderang perang ditabuh.
Ali maju dan berpidato, memberikan apresiasi dan menebar ancaman dihadapan pasukan itu seraya menyebut2 nama Allah. Namun, jiwa yang sudah kering tidak mau lagi tunduk kepada kebenaran. Kemudian, dengan menggunakan keledai Rasulullah saw, Ali menghampiri pasukan Aisyah. Ali berteriak lantang, "Dimana Zubair?" Lalu, Zubair pun muncul memanggul senjata. "Oh, betapa beraninya anak itu," komentar Aisyah terhadap Zubair. Ketika diberi tahu bahwa Ali tidak memanggul senjata, Aisyah merasa senang. Kedua laki2 itu saling mendekat dan ke-2 kuda mereka bertemu sembari menyenggol2kan leher.
Ali berkata kepada Zubair, "Ingatkah engkau ketika suatu hari aku bersama Rasulullah berpapasan dengan Bani Ghanam? Nabi memandangku dan beliau tertawa, aku pun ikut tertawa waktu itu. Engkau lalu berujar kepada Rasulullah, 'Ibn Abi Thalib masih saja menyimpan kesombongannya.' Tetapi Rasulullah menampik dan menjawab ucapanmu itu, 'Ali tidak demikian, suatu hari nanti, engkau pasti akan memeranginya, dan engkau berada dipihak yang zalim.'"
Zubair menjawab, "Ya, betul! Sekiranya aku mengingat peristiwa itu, tentu semua ini takkan kulakukan. Demi Allah, aku takkan memerangimu lagi." Ketika itulah Zubair langsung berbalik kepada Ummul Mukminin dengan wajah yang sama sekali berbeda. Katanya setelah sampai didekat Aisyah, "Tak 1pun situasi yang tidak kuketahui bagaimana seharusnya aku harus bersikap, sejak aku baligh, kecuali kali ini."
"Lalu, engkau hendak kemana? Apa yang akan kau lakukan?" tanya Aisyah kepada Zubair.
"Saya hanya ingin pergi dan meninggalkan mereka," jawab Zubair.
Zubair memang sudah menarik diri dari peperangan ini, namun pasukannya belum juga sadar. Mereka tetap melanjutkan niat, apapun yang terjadi dan bagaimanapun resikonya, bahkan sekalipun nanti berujung dineraka.
Ke-2 pasukan kini sedang berhadap2an. Perangpun lalu berkecamuk sudah. Namun, bagaimanakah peran Ali dalam peperangan ini? Ali bertindak sebagai pengatur strategi, sekaligus pejuang. Disini ketangkasan Ali di Badar, Uhud, dan Ahzab terlihat kembali, dan itulah yang akan kami ringkas. Seperampat abad lamanya pedang Ali(Zulfiqar) berhenti berkelebat, namun hal itu bukan karena sudah lelah, tetapi hanya karena situasi sulit yang sedang beliau hadapi.
Ibn Abi al-Hadid mengungkapkan, "Ali menyerahkan bendera perang kepada anaknya, 'Bawa bendera ini, Nak! Majulah sampai bendera ini terlihat oleh pasukan Jamal. Jangan biarkan ia terkulai jatuh.' Muhammad, sianak, pun maju. Beberapa anak panah datang menyergapnya. Ali berkata kepada anak buahnya, 'Tunggu sampai panah mereka habis! Hingga anak panah mereka tinggal 1 atau 2!' Ali kemudian memerintahkan anaknya untuk maju. Ketika dilihatnya sianak agak ragu2, Ali lalu menyorongnya dari belakang dan meletakkan tangan kirinya diatas bahu kanan anaknya. 'Ayo maju, Nak!' seru Ali, 'Ayah bersumpah!' Muhammad sang anak, selalu menangis bilaman mengingat peristiwa itu. Di melukiskan, 'Seolah2 saya merasakan nafas ayah yang hangat ditengkuk. Demi Allah, saya tidak pernah melupakan itu.'"
Namun kemudian Ali merasa iba kepada anaknya. Dia mengambil bendera itu dengan tangan kirinya, sementara pedang Zulfiqarberada digenggaman tangan kanannya. Bendera itu dibawanya menerobos pasukan Jamal, kemudian dia kembali dan pedang itupun telah bengkok.Pedang itu diluruskan dengan lututnya. Anak buahnya, anak2nya, Malik al-Asytar dan Amar bin Yasir berkata kepada Ali, "Cukuplah kami saja yang berperang, wahai Amirul Mukminin! Anda tidak usah terjun!"
Permintaan itu tidak dijawab dengan kata2, beliau hanya memandang mereka dengan ekor mata. Beliau justru mengaum seperti singa, menyerbu, dan meninggalkan orang2 disekitarnya jauh dibelakang. Ali betul2 ingin menghancurkan pasukan Basrah, tanpa melihat lagi siapa yang ada disekelilingnya, tanpa mau bercakap2 sedikitpun. Bendera yang tadi dibawanya, beliau serahkan kembali kepada anaknya, Muhammad. Setelah itu, diterobosnya kembali barisan pasukan musuh, menebas mereka 1/1, dan orang2 didekatnyapun berlarian karena takut. Beliau meliuk kekiri dan kekanan, sehingga tanah disekitarnyapun dibasahi darah para korban. Pedang beliau kembali bengkok, yang kemudian diluruskan dengan kakinya. Melihat itu, pasukannya merasa semakin kuat. Mereka menyemangatinya dengan menyebut nama Allah dan menyebut2 Islam sembari mengatakan, "Seandainya anda yang terluka, maka agama ini akan hilang(dengan kepergian anda). Berhentilah, cukuplah kami saja yang berperang." Tetapi beliau menjawab, "Demi Allah, semua ini tiada lain kecuali untuk Allah dan akhirat."
Kepada anaknya, Mahammad, beliau berpesan, "Seperti ini engkau nanti, wahai Ibn Hanafiyah."
"Siapa yang bisa menandingi anda, wahai Amir Mukminin?" komentar ana buahnya yang lain.
Ketangkasan Ali memang luar biasa, peristiwa ini hanyalah salah 1 saja. Dalam peperangan ini, dia bertarung melawan Abdullah bin Khalaf al-Khuza'i, seorang pemimpin Basrah, yang paling kaya dan paling banyak hartanya. Abdullah sesumbar meminta lawan duelnya, untuk itu dia tidak sudi kalau bukan Ali. Maka, Ali pun maju, dan tak lama kemudian abdullah tersungkur ketanah dengan kepala tertebas. Begitulah, 1 demi 1 lawan tarung Ali jatuh berguguran.
Perang semakin berkecamuk diantara 2 kubu itu. Namun, tak lama kemudian, tanda2 kekalahan mulai terlihat dipihak musuh. Thalhah dibunuh oleh Marwan bin Hakam.
Perang sudah menelan ribuan korban, karena yang mereka lawan adalah Ali. Pedang Ali memang sudah terkenal dimana2. Ali sendiri juga memiliki keberanian yang sudah dimaklumi ketangguhannnya dan tak akan dilupakan sepanjang masa. Dan unta terkutuk itupun tersungkur ketanah.
Ditengah keramaian itu, ali memerintahkan seseorang untuk berteriak lantang kepada pasukannya, "Dengarsemua! Jangan kejar orang yang lari! Jangan sentuh orang yang terluka! Jangan menyerbu sampai kedalam rumah."
"Coba lihat, apakah Aisyah terluka?" perintah Ali kepada Muhammad bin Abu Bakar.
Muhammad lalu melongok kedalam tandu Aisyah.
"Siapa engkau?" tanya Aisyah.
"Keluargamu yang paling kau benci," jawab Muhammad.
"Ibn Khats'amiyah?" tanya Aisyah.
Dia menjawab, "Ya."
Perang Jamal ini meninggalkan kesan yang mendalam bagi Aisyah. Bagaimana mungkin dia dapat melakukan semua pembantaian ini? Bagaimana mungkin semua nyawa yang tidak berdosa ini harus tertebas demi keinginan dan kepentingan2nya yang fanatis? Bagaimana jka seandainya dia tetap memelihara hijabnya dan tidak berperang melawan Imam kebenaran dan petunjuk(Ali)? Bagaimana berbedanya posisi yang dulu ditempatina dengan sekarang? Kepada orang yang mengingatkannya akan peperangan ini, Aisyah bercerita bahwa dia berandai bisa meninggal 20 tahun lebh awal.
Dimanapun Ali bertempur, kebenaran selalu berada dipihaknya. Perang Jamal hanya 1 dari sekian banyak peperangan yang diikuti Ali, demi membela kebenaran dengan maknanya yang paling jelas. Baiat dilakukan atas kesepakatan bersama antara Muhajirin dan Anshar, dan semua kaum muslimin yang termasuk ahl al-hall wa al-'Aqd. Kemudian, sebagian kelompok mencagut baiat yang telah diberikannya kepada Ali. Maka, Ali berhak menuntaskan persoalan ini, semua sikap yang diambil Ali memiliki alasan yang betul2 jelas. Terang malamnya sama seperti siang. Ali berperang dan tahu kemana harus menebaskan pedangnya, karena pedang Ali hanya menebas orang yang berhak pergi keneraka. Pedang itu tidak akan pernah salah tebas. Ali sendiri melukiskan, "Semenjak Ix melihat kebenaran, tak pernah terpikirkan olehku untuk ragu2 berjuang demi membelanya." Beliau juga berkata, "Saya punya bukti dihadapan Tuhan dan punya manhaj dari Nabi. Saya berada dijalan yang benar dan saya akan mengikutinya, langkah demi langkah."
"Wahai Amir Mukminin, fitnah terbesar apalagi setelah ini? Sesungguhnya ahli Badar sudah saling bunuh," tana seseorang usai perang Jamal kepada beliau.
Ali berkata kepadanya, "Celakalah engkau! Apakah fitnah akan terjadi, sedangkan aku masih menjadi pemimpin dan komandan umat? Demi zat Yang mengutus Muhammad dengan kebenaran dan memuliakan wajahnya, aku tidak pernah berbohong! Aku juga tidak pernah mendustakan beliau. Aku bukan orang sesat dan tidak pula menyesatkan orang lain. Aku tidak tergelincir dan juga tidak menggelincirkan orang lain. Aku berada dijalan kebenaran Tuhan yang begitu nyata, yang telah dijelaskan Allah kepada Rasul, dan dijelaskan Rasul kepadaku. Dihari kiamat, aku akan mengaku bahwa aku tidak punya dosa, dan sekiranya aku punya dosa, maka dosaku pasti akan diampuni karena memerangi mereka."
Ali, engkau hanya berjalan direl kebenaran. Telah tercantum dalam dunia ghaib bahwa Rasulullah berbicara tentangmu dan melukiskan bagaimana engkau berjalan dijalur yang benar. Beliau berkata, "Ali berada dipihak yang benar dan kebenaran pasti berada dipihak Ali."
Ali bin Abi Thalib, hal 90 - 106 (337 halaman),harga toko: 30.000,-, karya: Abbas Ali al-Musawi
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32 E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Bagian pemasaran; Bpk Iip
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@centrin.net.id

Gemirincing Ramadhan

Ramadhan merupakan bulan yang unik, dan keunikannya sangat memukau setiap akal dan jiwa. Yang merasa memiliki ramadhan dimalam hari berduyun2 mengumandangkan kata amin sekeras mungkin atau sekhusu' mungkin. Tidak hanya didalam negri....namun ditempat yang ada predikat muslim, serentak dan berucap dalam satu kata....."Amin".
Keindahan shalat malam ramadhan telah menjadi agenda tahunan, yaaa shalat malam....setiap muslim suka dan bergairah dalam pelaksanaannya.
Tharawih...itulah istilah yang lebih membumi, salah deh.....apa perlu dikatakan melangit yaaaa.....?
Shalat khusus malam hari dibulan ramadhan....ah kok lucu rasanya.....kenapa yaaaa...
Kenapa tharawih khusus dibulan ramadhan......?
Bila benar tharawih itu shalat khusus malam hari dibulan ramadhan, apakah selain dibulan ramadhan tidak ada malam...? Atau tidak ada shalat malam hari dibulan selain ramadhan...?
Apakah tharawih itu peralihan dari tahajud yang dilakukan dibulan ramadhan..?
Shalat malam tetaplah shalat malam.....dikerjakan dibulan apa....tetap dia masih ada dan berhukum sunah pada taraf tertentu....
Tharawih atau shalat khusus dimalam bulan ramadhan adalah hal lain....dia adalah keindahan tersendiri bagi pecinta shalat malam, dimana setelah shalat malam harian terlaksana....sang hamba rindu akan senandung Ilahi dan belaian-Nya dalam ruku` dan sujudnya.
Entah berapa lama sang hamba bersujud....?
Entah kata apalagi yang ingin didengar dan ia lantunkan untuk berserinya wajah Ilahi dan tersemat senyum terkembang dibibir-Nya...?
Entah harus berapa kali sang hamba harus bersujud.....ruku'.....berdiri menunduk dan pasrah....agar Ilahi Rabby membelainya dan terngiang alunan firman-Nya ditelinga jiwa sang hamba.....?......tidak tak terbatas.....terserah Tuhan, kapan hal itu dianugerahkan....
Shalat malam(lail) atau tahajud, tetap beda dengan shalat tharawih....
Shalat malam dikerjakan setelah isya`, antara isya` dan shubuh.....
Shalat tharawih(shalat khusus malam hari bulan ramadhan) dikerjakan setelah shalat malam harian, setelah shalat malam harian baru bisa mengerjakan shalat tharawih hingga sebelum shubuh datang.....
Shalat malam harian + shalat tharawih + witir = shalat sunnah ramadhan (5 =/<...?..... rakaat)
Shalat malam harian + witir + shalat tharawih = shalat sunnah ramadhan (5 =/<....?.... rakaat)

Sabtu, 06 September 2008

Gejolak Aisyah ra

Pemakaman Utsman sudah selesai dan segala sesuatu telah dibereskan seperti seharusnya. Kaum Muhajirin dan Anshar berkumpul bersama, juga umat islam lainnya, untuk membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Orang pertama yang membaiat dan menjabat tangan Ali adalah Thalhah bin Ubaidillah dan kemudian Zubair bin Awwam.
Al-Balazduri meriwayatkan, "Tak seorangpun ahli Badar yang tidak berbaiat kepada Ali. Secara serentak, mereka berkata, 'Menurut kami, andalah yang paling berhak menjadi pemimpin.' Melihat itu, Ali segera menuju mmbar dan berpidato. Orang yang menghampiri Ali dimimbar dan membaiatnya adalah Thalhah, yang kemudian diikuti oleh beberapa orang lainnya. Ali merasa senang. 'Saya pikir, mereka takkan melanggar baiat.' gumam Ali."
Al-Thabari meriwayatkan, "Habib bin Dzuaib melihat Thalhah saat melakukan baiat. Habibi berujar, 'Tangan pertama yang terulur untuk berbaiat adalah tangan yang berdaging. Suksesi ini masih belum selesai.'" gumamnya.
Kaum muslimin sepakat mengangkat Ali sebagai khalifah, sementara Ali tidak mungkin menolak. Dalam salah satu khutbah yang berusaha menggambarkan situasi itu, Ali berkata, "Saya tidak mungkin berani maju memangku khalifah kalau tidak karena massa yang datang dari segala penjuru untuk mendukung saya. Hati sayapun luluh, mereka berkerumun didekat saya seperti kawanan kambing. Tetapi ketika saya menyatakan menerima khilafah, sebuah kelompok menarik baiatnya kembali, yang kemudian dikuti oleh kelompok lain, dan seterusnya."
Tangan yang berbaiat kepada Ali memutuskan untuk berkhianat karena pemiliknya(Zubair) mengira beroleh harta rampasan yang lebih banyak dengan dipegangnya kursi kekhalifahan oleh Ali. Namun setelah Ali mengeluarkan pernyataan bahwa dia bukanlah pemimpin yang lemah sehingga memerlukan bantuan mereka berdua(Zubair dan Thalhah) dengan menjadi tangan kanannya, mereka mulai merasa yakin bahwa kesempatan sudah sirna; Ali ingin memegang kekhalifahan itu sendiri dan tak membutuhkan mereka berdua. Timbullah pikiran untuk memberontak. Namun karena kota Madinah masih berada dalam kekuasaan Ali, tempat sekarang mereka berada, niat itupun urung dilakukan. Apalagi, pemerintahan Ali belum memiliki cacat yang bisa dikritisi, dan belum menjadi celah untuk mengggulingkannya. Lebih jauh, sejak awal mereka sudah terlibat dalam pembaiatan dan menyalami tangan Ali.
Jika demikian halnya, pemberontakan tak mungkin dilakukan dan dimulai dari kota Madinah. Akhirnya, kota Makkah diangggap sebagai kota yang paling aman untuk menjalankan aksi, niat pergi ke Makkah pun muncul. Bagi para pengacau bani Umayyah dan musuh Ali, Makkah memang merupakan tempat perlindungan yang nyaman. Apalagi, disana sudah ada Ummul Mukminin Aisyah ra, yang meninggalkan Madinah sebelum Utsman terbunuh. Aisyah sendiri berinisiatif menjadi penengah antara khalifah Utsman dan para pemberontak, kedatangannya di Makkah memang terhitung terlambat. Dengan berkeras meningggalkan Madinah dan mewajibkan diri untuk menuju Makkah, Aisyah berharap dapat terhindar dari dosa pembunuhan terhadap Utsman.
Sementara itu, Thalhah dan Zubair datang meminta izin kepada Ali untuk pergi berumrah. Hanya saja, permintaan itu ditampik oleh Ali, "Umrah bagaimana yang kalian mau? tidak... Kalian sebenarna tidak akan ber-umrah." Mereka langsung bersumpah bahwa mereka hanya ingin ber-umrah. Ali tetap pada sikapnya, "Sebenarnya, kalian tidak ingin ber-umrah, tetapi hendak berkhianat dan menarik kembali baiat kalian." Keduanya kembali menyatakan sumpah, "Tidak, wahai khalifah! Bukan itu yang kami mau. Kami sama sekali tidak mencabut baiat kami. Kami betul2 tulus hanya untuk ber-umrah." Ali mengalah, tetapi meminta, "Kalau begitu, tolong perbaharui lagi baiat kalian." Merekapun mengucapkan janji setia untuk tetap memegang teguh baiat yang telah mereka berikan. Setelah itu, mereka diizinkan pergi oleh Ali. Keduanya pun pergi meninggalkan Madinah menuju Makkah.
Dalam perjalanan, kepada setiap orang yang ditemui, mereka berujar, "Kami tidak berbaiat untuk Ali, baiat kami untuknya hanya karena kami terpaksa." Di Makkah, mereka kembali bergabung dan menyusun kekuatan dari semua orang tidak setuju dengan pemerintahan Ali.
Demikianlah, semua musuh Ali telah berkumpul dan menyusun kekuatan dinegeri yang baik ini(Makkah). Meski berada didekat rumah Allah, mereka mengobarkan semangat permusuhan terhadap wali Allah. Sungguh mengerikan takdir yang tersembunyi dibalik hari2. Mereka menyusun kekuatan ditanah suci Allah untuk mengadakan sebuah peperangan yang mengakibatkan terbunuhnya para sahabat, orang2 yang mengalami langsung dakwah kenabian dan terbitnya fajar Islam. Tetapi karena didorong hawa nafsu dan iri hati, keinginan untuk melawan kebenaran yang menyatu dalam diri ali dan para pengikutnya tetap mereka laksanakan.
Sebetulnya, terdapat 3 orang yang paling bertanggung jawab atas berkecamuknya perang Jamal. 2 diantara ke-3 orang itu adalah laki2(Thalhah dan Zubair), dan seorang lagi adalah Aisyah ra. Ke-3 orang inilah yang bertanggung jawab atas darah ribuan orang yang tumpah pada pertempuran itu. Merekalah ang mesti mempertanggung jawabkan; Ummul Mukminin sendiri sebetulna cukup berperan besar dibanding ke-2 rekannya yang lain, karena dialah yang membawa2 pakaian Utsman untuk dijadikan sebaai bukti kezaliman dan perlakuan tidak adil ang telah diterima Utsman. Sebetulnya, Aisah juga pernah melakukan hal yang sama terhadap Utsman sendiri.
Ibn al-Atsir menuturkan, "Saat pengepungan Utsman terjadi, Aisyah telah berada di Makkah. Ketika akan kembali ke Madinah, ditengah jalan, di Saraf, dia dicegat oleh pamannya yang berasal dari suku Laits, Ubaid bin Abi Salamah, yang merupakan putra Ummu Kilab. 'Ada apa?' tanya Aisyah kepada pamannya itu. Pertanyaan Aisyah dijawab oleh sang paman, 'Utsman telah dibunuh' Kini tinggal 8 orang saja yang mengurus Madinah.' 'Lantas apa yang dilakukan ke-8 orang itu?' desak Aisyah. 'Mereka sepakat untuk membaiat Ali,' ujar sang paman. Aisyah bergumam, 'Andai saja kekhalifahan itu diberikan setelah urusan Utsman selesai! Bawa aku kembali secepatnya!' kata Aisyah kepada orang2 yang bersamanya. Akan tetapi, sipaman bertanya heran, 'Mengapa? Mengapa harus kembali ke Madinah? Mengapa demikian? Engkaulah yang menjadi harapan kami. Engkau pernah berkata, 'Bunuhlah Na'tsal, karena dia sudah kafir.'"
Ummul Mukminin juga merupakan orang prtama yang memberontak terhadap Utsman, karena jatah yang pernah dia terima dari Umar telah dikurangi oleh Utsman. Aisyah dibri keistimewaan tersendiri oleh Umar, dibanding dengan istri2 lain Nabi saw dan mendapatkan jatah lebih banyak. Tradisi untuk menyusun peringkat pembagian harta rampasan, yang memang menyalahi aturan Nabi saw, pertama kali dicetuskan oleh Umar. Umar melakukan pembedaan2 antara Muajirin dan Anshar, antara orang Qurays dan suku lain. Tradisi ini merupakan sebentuk penyimpangan pertama dari risalah dan tuntunan yang dibawa Nabi saw."
Al-Ya`qubi dalam buku sejarahnya menyatakan, "Pemeringkatan jatah itu diawali Umar dengan Abbas bin Abdul Muththalib yang beroleh jatah 3000 dirham, semua kaum Qurays yang ikut perang Badar mendapatkan 3000 dirham, semua orang Anshar yang ikut perang Badar 4000 dirham, semua penduduk Makkah dan menjadi pembesar Qurays, seperti Abu Sufyan bin Harb dan Muawiyah bin Abi Sufyan mendapat 5000 dirham. Kemudian, kaum Qurays dengan tingkatan2nya kebawah(yang tidak berangkat ke Badar), untuk istri Nabi saw secara umum sebanyak 6000 dirham, untuk Aisyah, Ummu Habibah, dan Hafsah 12000 dirham, untuk Shafiyah dan Juwairiyyah 5000 dirham, untuk orang Makkah yang tidak ikut berhijrah 600 sampai 700 dirham, orang Yaman 400 dirham, orang Mudhar 300 dirham, dan untuk Rabi'ah 200 dirham."
Ummul mukminin Aisyah dan Hafsah lebih diutamakan oleh Umar. Namun ketika Utsman naik menjadi khalifah, ini tidak dibiarkan begitu saja tanpa perubahan, jatah Aisyah dikurangi. Itulah sebabnya Aisyah memilih menjadi oposan dan menyatakan pemberontakannya terhadap Utsman. Kini ia sedang bersiap2 pula untuk menghadapi Ali, meski dilihatnya Ali berada dipihak yang benar. Sebab, memang banyak orang yang takut terhadap keadilan, dan karena itu pulalah Aisyah, Thalhah, dan Zubair menyatakan pemberontakan mereka terhadap Ali, Imam al-Huda.
Bersama 2 sekongkolnya, Ummul Mukminin bergerak meninggalkan Makkah menuju Basrah. Kota Basrah hendak mereka jadikan sebagai basis pertahanan. Dari Basrah, mereka dapat menyerang Ali. Ditengah perjalanan, sebetulnya terdapat kejadian2 yang membuat Ummul Mukminin merasa mengetahui siapa sesungguhnya berada dipihak yang benar, Aisyah merasa bahwa kebenaran berada dipihak Ali dan para pengikutnya. Hal itu dia ketahui berdasarkan ucapan yang sangat gamblang dari Nabi saw.
Gonggongan2 anjing telah menghadangnya ditengah jalan, namun dia tetap enggan untuk kembali pulang. Ummu Salamah mengirimkan sepucuk surat kepada Aisyah, yang isinya antara lain: "Apakah yang akan engkau katakan dihadapan Rasulullah, sekiranya beliau menghalangimu dengan mata pedang karena engkau beralih dari satu penentangan ke penentangan yang lain? Tempat kembalimu sudah dijanjikan Allah, tetapi mengapa engkau masih menentang Rasulullah? Sekiranya aku yang diminta Allah untuk masuk kesurga Firdaus, aku pasti malu bertemu Rasulullah karena telah melanggar hijab yang dipakaikan Allah kepadaku."
Ummul Mukminin Aisyah sudah memilih untuk menjadi salah seorang kepala pemberontak melawan Ali, apapun yang terjadi, dia tidak akan mundur. Oleh karena itu, dia tetap berangkat bersama tentaranya hingga mencapai Basrah. Mereka memilih tempat yang disebut al-Rabad. Disana, Zubair, Thalhah, dan Ummul Mukminin masing2 berpidato.
Pemberontakan Aisyah ini menimbulkan kecemburuan ditengah sebagian umat Islam yang merasa tidak sampai hati melihatnya terjun langsung memimpin peperangan. Oleh karena itu, banyak orang yang bersimpati ikut membela beliau. Bukan karena percaya bahwa yang dibelanya adalah kebenaran, tetapi lebih karena Aisyah sebagai istri Nabi saw dan Ummul Mukminin sangat pantas untuk dibela. Banyak diantara pasukannya ikut berperang, agar keselamatan Aisyah tetap terjaga. Mereka semua merasa resah atas pemberontakan yang dipimpin langsung oleh Aisyah, padahal Allah telah memrintahkan kepada Aisyah untuk tetap tinggal dalam rumah. Jariyah bin Qudamah al-Sa`di berujar kepada Aisyah, "Wahai Ummul Mukminin, demi Allah, terbunhnya Utsman lebih ringan bagi kami dibandingkan keluarnya engkau saat ini, diatas unta yang terkutuk ini, hingga keselamatan dirimu sendiri menjadi terancam! Allah sudah memberikan hijab untukmu, tetapi engkau sendiri yang melanggarnya, Sungguh, kelompok yang berpendapat membolehkan berperang melawanmu berarti juga menghalalkan darahmu."
Disaat memasuki kota Basrah, Abu al-Aswad juga berkata kepada Aisyah, "Sesungguhnya anda ini tidak perlu kami jaga dengan tongkat, pedang, dan senjata kami. Anda sendiri merupakan orang yang tidak dibolehkan keluar oleh Rasulullah. Anda diperintahkan untuk tetap berada dirumah, tetapi sekarang anda membuat orang saling membunuh."
Mereka telah memasuki Basrah. Setelah berlangsung pembicaraan serius dan saling bertukar pendapat, Aisyah dan Utsman bin Hunaif yang menjadi utusan Ali kepada Aisyah mencapai kata sepakat bahwa Utsman boleh tinggal agar bisa menulis surat kepada Ali.
Tak sampai 2 hari setelah kesepakatan itu, Thalhah, Zubair, dan Marwan bin Hakam langsung menusuk Utsman. Dimalam yang gelap dan gerimis, Utsman yang waktu itu sedang tertidur pulas siap untuk mereka habisi. Agar mencapai kepada Utsman, mereka harus membunuh 40 orang penjaga. Hanya saja kemudian, Aisyah membebaskan Utsman dan cukup mencabuti jenggot, alis dan bulu matanya.
Ketika Ali telah mengetahui berita mengenai keberangkatan pasukan Aisyah ke Basrah, langsung bergerak meninggalkan Madinah. Maksud Ali adalah menghadang mereka ditengah jalan. Dalam pasukannya Ali ditemani oleh rombongan sahabat dari kaum Muajirin dan Anshar. Namun, pasukan Aisyah bergerak lebih cepat dan sampai lebih dulu di Basrah. Ali mengumpulkan informasi intelijen terdulu ketika berada antara Rabadzah, dekat Kuffah. Sebelum akhirnya memutuskan untuk terus ke Basrah.

Selasa, 02 September 2008

2 Akal Ciptaan

Allah mencipta 3 mahluk yang berakal, yang dari ketiga mahluk berakal itu memiliki keistimewaan tersendiri.
Malaikat
Allah telah menetapkan dasar penciptaan mahluk ini sebagai mahluk-Nya yang berakal tanpa adanya keraguan terhadap setiap perintah yang datang dari-Nya. Jadi akal yang ditetapkan bagi malaikat adalah akal kepasrahan murni. Sehingga mereka memiliki maqam atau kedudukan yang tetap atau tidak meningkat lebih tinggi maupun lebih rendah, yakni sebagai pelayan setiap perintah-Nya.
Dan keistimewaan malaikat adalah mereka dicipta dari unsur murni cahaya(nur).
Jin
Mahluk ini dicipta dalam bentuk 2 dasar akal, yakni akal yang taat dan akal pemberontak. Namun jin dicipta dengan kecenderungan akal memberontak yang lebih besar dibanding akal ketaatannya. Dan karena akalnya yang memberontak inilah sehingga salah satu mahluk dari mereka mampu mengungguli maqam tertinggi kedudukan malaikat, yakni malaikat Jibril as.
Dan jin oleh Allah dicipta dari 2 unsur murni, yakni nur(cahaya) dan api, dan Allah telah melebihkan unsur penciptaan mahluk ini terhadap nur, yakni api. Jadi unsur terbesar penciptaan jin adalah unsur api, sehingga Allah didalam al-Quran selalu menyatakan bila jin dicipta dari unsur api.
Manusia
Mahluk ini ditetapkan seperti halnya jin, yakni dengan adanya 2 dasar akal, dan memiliki kecenderungan untuk memberontak terhadap sesuatu yang sudah dipilihkan baginya, dan lebih suka dengan apa yang menjadi keinginannya, yakni nafsunya.
Mahluk ini dicipta oleh Allah dari berbagai unsur yang lebih merepotkan dirinya dalam berupaya kedalam penemuan kebenaran. Dengan unsur, nur(cahaya), api, besi, air, dan tanah. Dengan unsur yang lebih banyak dari kedua mahluk berakal istimewa, jin dan malaikat, maka unsur nur dan api yang menjadi porsi penciptaannya menjadi lebih kecil dan Allah memberikan porsi lebih besar pada penciptaan dirinya kepada unsur tanah. Sehingga Allah pun didalam kitab-Nya selalu mengabarkan, kalau manusia dicipta dari tanah.
Dalam kaidah penciptaan, semakin sedikit unsur penciptaan suatu mahluk, maka dirinya akan semakin mudah dan tinggi dihadirat Allah. Karena dirinya akan mudah untuk mengenal kebenaran Allah.
Namun Allah telah menetapkan suatu kaidah yang lebih dahsyat, yakni semakin suatu usaha itu semakin sulit, maka nilai dari usaha tersebut semakin tinggi dan besar serta mulia. Karena itulah manusia ditetapkan oleh Allah sebagai pengemban risalah-Nya dan menjadi wakil-Nya.
Dari segi ciptaan, malaikat dan jin lebih utama dari manusia, namun dari segi amal, manusia memiliki nilai dari setiap usahanya melebihi amal malaikat dan jin, dan bahkan nilai amal manusia berlipat ganda tak terjangkau oleh nilai amal dari malaikat dan jin.
Jin dicipta tak berjasad sebagaimana dengan halnya malaikat, karena dari segi kata sendiri, jin memiliki arti tak tampak(tersembunyi). Dan jin memiliki keistimewaan, yakni;
Dalam berwujud untuk terlihat kepada manusia, wujudnya bisa berubah bentuk seperti yang diinginkannya.
Memiliki umur yang panjang, ribuan tahun patokan umur manusia.
Mampu menembus materi, bagi mereka materi tidak menjadi penghalang bagi kehidupan dan keberadaan mereka.

Kamis, 28 Agustus 2008

Mutiara Mu`awiyyah

Mu`awiyyah; "Hai Abu Abdullah, bolehkah aku bertanya tentang suatu hal yang untuk itu kau jawab dengan jujur?"
Amr bin al-Ash; "Demi Allah, dusta itu perbuatan keji. Tanyakan saja apa yang terbetik dipikiranmu, niscaya aku akan menjawabnya dengan jujur."
Mu`awiyyah; "Pernahkah engkau menipuku sejak pertama kuangkat menjadi penasihatku?"
Amr bin al-Ash; "Oh, tak pernah!"
Mu`awiyyah; "Benarkah? Demi Allah, kau pernah menipuku sekali. Memang tak sering, tapi pernah sekali."
Amr bin al-Ash; "Kapan itu?"
Mu`awiyyah; "Sewaktu Ali bin Abi Thalib menantangku untuk berduel dengannya, aku meminta pendapatmu, lalu kau menjawab, 'Pertarungan yang cukup terhormat.' Dan kau menganjurkanku untuk bertarung dengannya, padahal kau sendiri tahu, siapa dia. Maka, tahulah aku bahwa kau telah menipuku dengan jawabanmu itu."
Amr bin al-Ash; "Wahai Amirul Mukminin, seorang petarung telah memintamu berduel dengannya. Petarung yang memiliki martaba dan hati ang mulia. Dengan bertarung dengannya, tuan pasti mendapat satu dari 2 hal yang ke2-2nya sama2 baik, seandainya tuan membunuhnya, berarti tuan sudah membunuh orang ang selama ini terkenal sebagai jagal bagi lawannya. Dengan begitu, tuan akan menjadi lebih terhormat dan dapat mengibarkan kekuasaan. Atau, jika tidak, tuan dapat segera menyusul para syuhada yang saleh dan baik dijadikan teman."
Mu`awiyyah; "Yang kedua ini lebih buruk lagi dari yang pertama. Demi Allah, aku tahu bahwa seandainya aku membunuhnya, aku pasti masuk neraka, dan seandainya dia membunuhku, aku tetap masuk neraka."
Amr bin al-Ash; "Lalu, mengapa tuan berperang melawannya?"
Mu`awiyyah; "Kekuasaan itu mandul....dan tak akan ada orang lain yang akan mendengarkan ini dariku setelahmu."
Ali bin Abi Thalib, hal 154 - 156 (337 halaman), karya: Abbas Ali al-Musawi
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32 E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@centrin.net.id

Minggu, 17 Agustus 2008

Lahirnya Penjunjung Langit

Nisfu Sya`ban, 15 Sya`ban, hari yang dikenang oleh umat muslim dengan keberkahan yang melimpah didalamnya.
Muhammad bin Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain binti Fathimah binti Muhammad saw
Manusia agung ini terlahir ditengah ancaman pemerintah yang tidak inginkan kelahirannya.
Keghaibannya dari penglihatan umat datuknya(Muhammad saw) telah menggemparkan penguasa zalim saat itu, pencarian dan upaya pembunuhan dirinya telah dikomandokan dan target utamakan pemerintah.
Keghaibannya menimbulkan berbagai tanya dan heran bagi setiap insan berakal, ada yang bertanya untuk mengetahui, ada yang bertanya untuk menolak, dan adapula hanya untuk tahu dan olok2 adanya pahaman itu.
Kemunculannya dari keghaiban telah dekat, dengan munculnya sang dajjal terkutuk.
Dirinya akan muncul di Makkah al-Mukarramah, bergelantung pada kain penutup Kabah.
Dipagi hari akan ada seruan malaikat yang berbahasa arab terfasih, setiap yang bisa mendengar suara akan mendengar seruan tersebut, dan setiap yang bisa mendengar seruan tersebut akan mengerti seruan berbahasa arab tersebut, walau dia tidak bisa bahasa arab dan tidak mengerti bahasa arab.
"Wahai mahluk Allah, Muhammad ibnu Muhammad saw telah muncul, barang siapa tunduk dan taat padanya, ia akan selamat dan berada didalam kebenaran".
Dan yang pertama kali membaiat Muhammad ibnu Muhammad adalah para Malaikat, jin dan manusia.
Disore hari akan terdengar seruan dari Iblis yang memproklamirkan khalifah versinya.
"Wahai seluruh mahluk Allah, Usman ibnu Umawiyah adalah pemimpin yang berhak kalian taat dan tunduk padanya, bila kalian taat dan tunduk padanya, maka kalian akan selamat dan berada dalam kebenaran".
Dan yang pertama membaiat Usman ibnu Umawiyah adalah jin dan manusia.
Semoga ketika terdengar seruan dipagi hari setiap diri akan bisa berkata "Kami mendengar dan taat."
Semoga ketika terdengar seruan disore hari setiap diri bisa berkata "Kami mendengar dan menolak."

Minggu, 10 Agustus 2008

309 Pemuda Teladan III

Tamlikha; "Hai saudara2, aku sajalah yang berangkat untuk mendapatkan makanan. Tetapi, hai penggembala, berikanlah bajumu kepadaku dan ambillah bajuku ini!"
Setelah memakai baju penggembala, ia berangkat menuju kota. Sepanjang alan ia melewati tempat2 sama sekali belum pernah dikenalnya, melalui jalan2 yang belum pernah diketahui. Setibanyadekat pintu gerbang kota, ia melihat bendera hijau berkibar diangkasa bertuliskan: "Tiada Tuhan Selain Allah dan Isa adalah Roh Allah."
TamLikha berhenti sejenak memandang bendera itu sambil mengusap2 mata.
Tamlikha; "Kusangka aku ini masih tidur!"
Setelah agak lama memandang dan mengamat2i bendera, ia meneruskan perjalanan memasuki kota. Dilihatnya banyak oang sedang membaca Injil. Ia berpapasan dengan orang2 yang belum pernah dikenal, hingga sampai dipasar.
Tamlikha; "Hai tukang roti, apakah nama kota kalian ini?"
Tukang roti; "Aphesus."
Tamlikha; "Siapakah nama raja kalian?"
Tukang roti; "Abdurrahman."
Tamlikha; "Kalau yang kau katkaan itu benar, urusanku ini sunggu aneh sekali! Ambillah uang ini dan berilah makanan kepadaku?"
Melihat uang itu, penjual roti keheran2an, karena uang yang dibawa Tamlikha itu uang zaman lampau, yang ukurannya lebih besar dan lebih berat.
Pendeta Yahudi; "Hai Ali, kalau benar2 engkau mengetahui, coba terangkan kepadaku berapa nilai uang lama itu dibanding dengan uang baru?"
Ali bin Abi Thalib; "Kekasih Muhammad saw menceritakan kepadaku, bahwa uang yang dibawa oleh Tamlikha dibanding dengan uang baru, ialah tiap dirham lama sama dengan sepuluh dan 2/3 dirham baru."
Tukang roti; "Aduhai, alangkah beruntungnya aku! Rupanya engkau baru menemuan harta karun! Berikan sisa uang itu kepadaku, kalau tidak, engkau akan kuhadapakan kepada raja!"
Tamlikha; "Aku tidak menemukan harta karun, uang ini kudapat 3 hari yang lalu dari hasil penjualan buah kurma seharga 3 dirham, aku kemudian meninggalkan kota karena orang2 semuanya menyembah Diqyanius."
Tukang roti; "Apakah setelah engkau menemukan harta karun masih juga tidak rela menyerahkan sisa uangmu itu kepadaku! Lagi pula engkau telah menyebut2 seorang raja durhaka yang mengaku diri sebagai tuhan, padahal raja itu sudah mati lebih dari 300 tahun yang silam. Apakah dengan begitu engkau hendak memperolok2 aku?"
Tamlikha lalu ditangkap, kemudian dibawa menghadap raja. Raja yang baru ini seorang yang dapat berfikir dan bersikap adil.
Raja Abdurrahman; "Bagaimana cerita tentang orang ini?"
Tukang roti; "Dia menemukan harta karun."
Raja Abdurrahman; "Engkau tak perlu takut, Nabi Isa as. memerintahkan supaya kami hanya memungut seperlima saja dari harta karun itu. Serahkanlah yang seperlima itu kepadaku, dan selanjutnya engkau akan selamat."
Tamlikha; "Baginda, aku sama sekali tidak menemukan harta karun, aku adalah penduduk kota ini."
Raja Abdurrahman; "Engkau penduduk kota ini?"
Tamlikha; "Ya, benar."
Raja Abdurrahman; "Adakah orang yang kau kenal?"
Tamlikha; "Ya, ada."
Raja Abdurrahman; "Coba sebutkan namanya."
Tamlikha menyebutkan nama2 kurang lebih 1000 orang, tetapi tak ada satu namapun yang dikenal oleh raja atau oleh orang lain yang hadir mendengarkan. Mereka berkata; "Ah...semua itu bukan nama orang2 yang hidup dizaman kita sekarang ini, tetapi ,apakah engkau mempunyai rumah dikota ini?"
Tamlikha; "Ya, tuanku, utuslah seorang menyertai aku."
Raja kemudian memerintahkan beberapa orang menyertai Tamlikha pergi. Oleh Tamlikha mereka diajak menuju kesebuah rumah yang paling paling tinggi dikota itu.
Tamlikha; "Inilah rumahku."
Pintu rumah itu lalu diketuk, keluarlah seorang lelaki yang sudah sangat lanjut usia. Sepasang alis dibawah keningnya sudah sedemikian putih dan mengkerut hampir menutupi mata karena sudah terlampau tua. Ia terperanjat ketakutan.
Orang tua; "Kalian ada perlu apa?"
Prajurit; "Orang muda ini mengaku rumah ini adalah rumahnya."
Orang tua; "Siapa namamu?" Sambil mengamati Tamlikha.
Tamlikha; "Aku Tamlikha anak Filistin."
Orang tua; "Coba ulangi lagi."
Tamlikha menyebut namanya kembali dan orang tua itu bertekuk lutut didepan kaki Tamlikha.
Orang tua; "Ini adalah datukku! Demi Allah, ia salah seorang diantara orang2 yang melarikan diri dari Diqyanius, raja durhaka. Ia lari berlindung kepada Yan gMaha Perkasa, Pencipta langit dan bumi. Nabi kita, Isa as. dahulu telah memberitahukan kisah mereka kepada kita dan mengatakan bahwa mereka itu akan hidup kembali."
Peristiwa yang terjadi dirumah orang tua itu kemudian dilaporkan kepada raja. Dengan menunggang kuda, raja segera datang menuju ketempat Tamlikha yang sedang berada dirumah orang tua tadi. Setelah melihat Tamlikha, raja segera turun dari kuda. Oleh raja, Tamlikha diangkat keatas pundaknya, sedangkan orang banyak beramai2 menciumi tangan dan kaki Tamlikha sambil bertanya2; "Tamlikha, bagaimana keadaan teman2mu?" Kepada mereka tamlikha memberitahu, bahwa semua temannya masih berada didalam gua.
Pada masa itu kota Aphesus diurus oleh 2 orang bangsawan, Seorang bangsawan beagama Islam dan seorang bangsawan Nasrani. 2 orang bangsawan itu bersama pengikutnya masing2 pergi membawa Tamlikha menuju gua.
Tamlikha; "Aku khawatir kalau sampai teman2ku mendengar suara tapak kuda, atau gemerincingnya senjata, mereka pasti menduga Diqyanius datang dan mereka bakal mati semua. Oleh karena itu kalian berhenti saja disini. Biarlah aku sendiri yang akan menemui dan memberitahu mereka."
Semua berhenti menunggu dan Tamlikha masuk seorang diri kedalam gua. Melihat Tamlikha datang, teman2nya berdiri kegirangan, dan Tamlikha dipeluknya kuat2.
Miksalmina; "Puji syukur bagi Allah yang telah menyelamatkan dirimu dari Diqyanius."
Tamlikha; "Ada urusan apa dengan Diqyanius? Tahukah kalian, sudah berapa lamakah kalian tinggal disini?"
Teman2 Tamlikha; "Kami tinggal sehari atau beberapa hari saja."
Tamlikha; "Tidak, kalian sudah tinggal disini selama 309 tahun. Diqyanius sudah lama meninggal dunia. Generasi demi generasi sudah lewat silih berganti, dan penduduk kota itu sudah beriman kepada Allah yang Maha Agung, mereka sekarang datang untuk bertemu dengan kalian."
Martelius; "Hai Tamlikha, apakah engkau hendak menjadikan kami ini orang2 yang menggemparkan jagad?"
Tamlikha; "Lantas apa yang kalian inginkan?"
Casitius; "Angkatlah tanganmu keatas dan kamipun akan berbuat seperti itu juga."
Mereka bertujuh mengangkat tangan keatas, kemudian berdoa; "Ya Allah, dengan kebenaran yang telah Kau perlihatkan kepada kami tentang keanehan2 yang kami alami sekarang ini, cabutlah kembali nyawa kami tanpa sepengetahuan orang lain."
Allah mengabulkan permohonan mereka, lalu memerintahkan malaikat maut mencabut kembali nyawa mereka. Kemudian Allah melenyapkan pintu gua tanpa bekas. 2 orang bangsawan yang menunggu2 segera maju mendekati gua, berputar2 tujuh hari untuk mencari2 pintunya, tetapi tanpa hasil. Tak dapat ditemukan lubang atau jalan masuk lainnya kedalam gua. Pada saat itu 2 bangsawan tadi menjadi yakin tentang betapa hebatnya kekuasaan Allah. @ orang bangsawan itu memandang semua peristiwa yang dialami oleh para penghuni gua sebagai peringatan yang diperlihatkan Allah kepada mereka.
Bangsawan Islam; "Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku, akan kudirikan sebuah tempat ibadah dipintu gua itu."
Bangsawan Nasrani; "Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku, akan kudirikan sebuah biara dipintu gua itu."
Ke2 bangsawan itu bertengkar, dan setelah melalui pertikaian senjata, akhirnya bangsawan Nasrani terkalahkan oleh bangsawan Islam. Dengan kejadian tersebut, maka Allah berfirman:
"Kami hendak mendirikan sebuah rumah peribadatan diatas mereka." (al-Kahfi; 21)
Sampai disitu Ali bin Abi Thalib berhenti menceritakan kisah para penghuni gua.
Ali bin Abi Thalib; "Itulah, hai Yahudi, apa yang telah terjadi dalam kisah mereka. Demi Allah, sekarang aku hendak bertanya, apakah semua yang aku ceritakan itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam taurat kalian?"
Pendeta Yahudi; "Ya Abal Hasan, engkau tidak menambah dan tidak mengurangi, walau satu hurufpun, sekarang engkau jangan menyebut diriku orang Yahudi, sebab aku telah bersaksi bahwa "Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba Allah serta Rasul-Nya", akupun bersaksi juga bahwa engkau orang yang paling berilmu dikalangan umat ini."
Imamul Muhtadin Sayyidina Ali bin Abi Thalib, hal 709-725 (753 halaman), karya: HMH. al-Hamid al-Husaini, penerbit CV. Toha Putra - Semarang