Rabu, 26 November 2008

Awal Suatu Nilai

Haji wada....haji terakhir atau atau haji perpisahan nabi Muhammad saw kepada umatnya, telah membawa pesan mendalam didalamnya, yakni dengan adanya pidato "Ghadir". Seluruh periwayat hadist mengabadikan berbagai isi dalam pidato tersebut;
Ada yang memberi muatan masalah fikih/hukum syariat islam
Ada yang memberi muatan masalah pentingnya shalat
Ada yang memberi muatan masalah makna haji
Ada yang memberi muatan masalah perang
Ada yang memberi muatan masalah kekeluargaan
Ada yang memberi muatan masalah waris
Ada yang memberi muatan masalah berbagai hal yang dianggap itu adalah yang harus difatwakan oleh nabi saw kepada umatnya diwaktu itu.
Semua muatan tersebut memang merupakan ajaran nabi akhir zaman saw, namun itu bukan sesuatu hal yang mengandungi teguran kepada kekasih Allah tercinta ini dengan adanya rentetan ayat wahyu yang disampaikan pada beliau saw sejak selesainya acara haji beliau saw di Makkah al-Mukarramah hingga sampainya beliau serta seluruh jamaah haji diwaktu itu, walau mereka adalah penghuni Makkah, namun mereka tetap tidak diijinkan untuk langsung menuju rumah masing2, tapi harus mengikuti beliau sampai dilembah Ghadir...
Bilakah direnungkan, toh muatan diatas merupakan sesuatu yang menjadi amal setiap pemeluk islam....? rasanya kok tidak terlalu penting...
Dengan suara beliau saw yang menurut ukuran gelombang, jelas tidak akan mampu terdengar oleh seluruh jamaah haji yang hadir ditempat itu, namun ternyata dari deretan manusia yang paling akhir pun mendengar dengan jelas suara dari pidato Rasulullah saw.
Kepemimpinan setelah beliau saw adalah pidato utama beliau saw terhadap pelaksanaan ayat2 hiburan beliau saw yang disampaikan Jibril as, sejak dari selesainya acara haji sampai dilembah Ghadir...karena kepemimpinan setelah beliau adalah rute untuk menuju kebenaran cinta kepada beliau saw. Pelaksanaan pemilihan, penetapan dan pelantikan pengganti beliau saw merupakan tantangan yang maha dahsyat, karena dari hal inilah terlihat dan terbukti akan ketundukan dan keikhlasan orang2 yang mengikuti dan mengagungkan beliau saw....
Karena itulah, kepemimpinan adalah pembelah suatu jalan untuk menyusuri tapak2 suci, dan tetesan keringat serta darah beliau saw, apakah seseorang kafir pada tingkat kepemimpinan atau taat pada tingkat kepemimpinan Ilahiah ini...?
Dari kepemimpinan inilah suatu amal diteliti nilainya untuk di surga abadi dan atau diabaikan dan bahkan tanpa penilaian untuk terhempas di neraka nan abadi...

Tidak ada komentar: