Jumat, 30 Mei 2008

Lagu Tak Bersyair

Pada saat Ahlul Bait Nabi saw dibawa ke Syam(setelah pembantaian Imam Husain dan keluarga dan sahabatnya di Karbala) dan sampai didesa Harran, dimana tinggal seorang rahib Yahudi bernama Yahya al-Harran. Rumahnya berada diatas bukit. Begitu mendengar serombongan wanita mulai dari yang anak hingga dewasa, menjadi tawanan dengan disertai kepala2 yang terpenggal, dia langsung turun dari bukit dan duduk dipinggir jalan sambil menanti kedatangan arak2an tersebut.
Akhirnya tampaklah bala tentara Ibnu Ziyad, pada saat itulah dia melihat kepala2 dibawa bersamaan dengan para tawanan wanita. Saat memandang kepala2yang terpenggal itu, matanya tertuju kepada kepala suci putra Rasulullah saw atau putra Fathimah al-Zahra, Husain bin Ali bin Abi Thalib.
Pancaran ketampanan beliau menjelma dimata Yahya, ketika tenggelam dalam ketampanan sang Imam, dia melihat bibir Imam Husain bergerak2, diapun merasa heran. Didengarnya dengan seksama dari bibir dan kepala trpenggal itu terdengar bacaan kalimat suci al-Quran;
"Wasaya`lamulladzina zhalamu ayya munqalabin yanqalibun." (al-Syu`ara: 227)
Begitu mendengan ayat tersebut dari kepala sui Imam Husain, dia langsung tenggelam dalam lamunan dan dengan keadaan gelisah dia menanyakan kepala tersebut kepada seorang tentara Yazid.
Yahya: "Katakan kepadaku, kepala siapakah itu?"
Tentara: "Itu kepala Husain putra Ali bin Abi Thalib."
Yahya: "Siapakah nama ibunya?"
Tentara: "Fathimah putri Muhammad saw."
Yahya: "Siapakah para tawanan ini?"
Tentara: "Mereka adalah anak2 serta sanak keluarga Husain putra Ali."
Yahya: "Puji syukur kehadirat Allah, kini jelaslah sudah bagiku bahwa syariat Muhammad adalah benar dan ganjaran bagi yang hidup dalam agamanya adalah kekal dalam surga dan selain agamanya adalah kekal dalam neraka." (sambil menangis).
Seketika itu pula dia mengucapkan kalimat syahadah dan jadilah dia seorang muslim. Diapun merelakan memberikan seluruh harta yang dimilikinya kepada Ahlul Bait, tetapi tentara Yazid mencegah dan menakut2inya dengan pengaruh serta kekuatan Yazid. Dikarenakan terpesona oleh daya tarik Imam Husain dan kecintaan kepada beliau telah membuatnya merasa bukan siapa2 lagi, diapun mencabut pedang dan bertempur melawan tentara Yazid sampai akhirnya gugur sebagai syahid. Dan dikebumikan didekat pintu gerbang Harran, kemudian tempat itu terkenal dengan nama kuburan Yahya.
Kisah-kisah Al-Quran (Dastanha az-Quran), hal; 285-288(590 halaman), karya: Qasim Mir Khalaf Zadeh
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Minggu, 25 Mei 2008

Dalih Wanita Mulia

Muslim bin 'Ausajah dan Habib bin Mazhahir adalah orang tua yang berasal dari satu keluarga, yakni Bani Asad. Mereka berdua tinggal di Kufah. Semasa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, keduanya merupakan sahabat setia Ali bin Abi Thalib.
Tatkala Muslim bin Aqil memasuki Kufah sebagai utusan Imam Husain, kedua orang ini berusaha keras membantu Muslim bin Aqil agar masyarakat membaiat Imam Husain. Sampai akhirnya Ubaidillah bin Ziyad memasuki Kufah dan melancarkan teror demi menakut2i masyarakat tentang pemerintahan Yazid. Masyarakat pun pergi meninggalkan Muslim bin Aqil sendirian. Akhirnya, dalam pertempuran yang tidak seimbang, ia ditawan. Sesuai perintah Ibnu Ziyad, iapun dibunuh. Dalam kondisi sulit ini, Muslim bin 'Ausajah dan Habib bin Mazhahir diam2 berangkat kepadang Karbala dan bergabung dengan pasukan Imam Husain. Disitu, keduanya mereguk kesyahidan.
Usia Habib bin Muzhahir saat itu lebih dari 75 tahun. Ia termasuk salah seorang sahabat Rasul saw. Selama tinggal di Kufah, ia bertaqiah seraya menunggu kesempatan yang tepat untuk keluar dari Kufah dan bergabung dengan pasukan Imam Husain.
Ia memiliki seorang istri yang bertakwa dan pemberani, yang sangat bergembira pabila suaminya menjadi penolong Imam Husain. Habib bin Mazhahir, gerilyawan tua ini, berusaha agar tempat persembunyiannya tidak diketahui orang lain. Ia juga ingin keputusannya untuk bergabung dengan pasukan Imam Husain tidak diketahui siapapun, bahkan ia tidak menceritakan niatnya itu kepada istrinya sendiri. Itu dimaksudkan agar istrinya tidak menceritakannya kepada orang lain.
Imam Husain bersama rombongannya berangkat meninggalkan Makkah menuju Irak. saat itu, Imam Husain menulis surat untuk Habib bin Mazhahir yang kemudian dibawa salah seorang utusan.
Pada suatu hari, Habib berada disamping istrinya, tiba2 terdengar seseorang mengetuk pintu rumahnya. Habib beranjak dari duduknya dan berdiri dibalik pintu. Ia melihat orang yang membawa surat dari Imam Husain. Setelah menerima surat itu dan kembali kesamping istrinya, ia membaca isinya sebagai berikut:
"Surat ini dari Husain bin Ali bin Abi Thalib, untuk orang yang pandai, Habib bin Mazhahir. Amma ba'du. Wahai Habib, Anda mengetahui hubungan kekeluargaanku dengan Rasulullah saw, dan anda adalah orang yang mengenalku dengan baik. Anda adalah orang merdeka dan peka. Karenanya, janganlah anda enggan menolongku, dimanadihari kiamat kakekku Rasulullah saw akan mengganjar anda pahala."
Habib berpikir jangan sampai seorangpun mengetahui isi surat dan keputusannya untuk berangkat menolong Imam Husain. Sehingga para mata2 tidak sampai mengetahui peristiwa yang terjadi.
Istri Habib: "Sekarang apa yang hendak kamu lakukan?"
Habib: "Aku sudah tua, aku tak dapat melakukan apapun."
Istri Habib: "Tampaknya engkau enggan berangkat untuk membela dan menolong Imam Husain."
Habib: "Ya, aku tak punya untuk itu."
Istri Habib: "Duhai Habib! Apakah engkau lupa akan sabda Rasulullah saw tentang pribadi Imam Husain, 'Kedua anakku ini adalah penghulu pemuda penghuni surga dan keduanya adalah Imam, baik ia diam maupun bangkit.....' Engkau telah menerima surat Imam Husain. Lalu mengapa engkau enggan menolongnya?" Istrinya berkata sambil menangis.
Habib: "Aku khawatir anak2ku menjadi yatim dan engkau menjadi janda."
Istri Habib: "Kami akan meneladani wanita2, putri2, dan yatim2 Bani Hasyi, dan cukuplah Allah sebagai Pelindung kami."
Habib: "Akupun sudah tua, dan apa yang dapat dilakukan orang2 yang sudah lanjut usia?"
Istri Habib: "Sekarang bila engkau engggan pergi, tinggallah dirumah seperti kaum perempuan." Keudian ia berteriak, "Wahai Husain, seandainya aku seorang lelaki, aku akan datang kepangkuanm, berjuang bersamamu, dan kupersembahkan jiwaku untukmu."
Habib: "Istriku, tenanglah! Aku akan membuatnya bergembira dan janggut yang memutih ini akan kuwarnai dengan darah hingga dileherku. Tenangkanlah dirimu!"
Tatkala Habib melihat istrinya benar2 telah siap, iapun mengatakan yang sebenarnya, istrinya pun berdoa untuknya.Tatkala Habib akan berangkat istrinya meminta padanya.
Istri Habib: "Aku perlu satu perkara."
Habib: "Apa itu"
Istri Habib: "Tatkala engkau sampai dihadapan Imam Husain, ciumlah tangan dan kakinyauntuk mewakiliku, dan sampaikan salamku."
Habib: "Baiklah."
Cerita-cerita hikmah(Dastan-e Dustan) halaman; 15-17(170 halaman), karya; Muhammad Muhammadi
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Jumat, 23 Mei 2008

Sistem Fatamorgana

Abdulhamid Abi al-A`la, biasa dipanggil Abu Muhammad, adalah seorang pengikut Ahlul Bait yang setia. Ia menceritakan bahwa pada suatu hari, tatkala berada di Mekkah, tepatnya disamping Kabah, ia melihat seorang budak Imam Ja`far al-Shadiq(Imam ke-VI). Ia lalu menghampirinya demi menanyakan keadaan Imam Ja`far al-Shadiq. Sebelum bertanya kepadanya, ia melihat Imam Ja`far al-Shadiq sedang bersujud di Masjid Haram. Ia menunggu agak jauh dari tempat beliau, sampai beliau mengangkat kepalanya dari bersujud. Namun beliau bersujud cukup lama. Lalu sayapun berdiri dan menunaikan shalat beberapa rakaat. Sampai saat itu, saya masih melihat beliau bersujud.
Saya bertanya kepada budak beliau, "Sejak kapan Imam bersujud."
Budak Imam, "Sebelum kita datang kemari."
Imam Ja`far al-Shadiq mendengar ucapan kami berdua. Lalu beliau mengangkat kepalanya dan berkata kepada saya, "Hai Abu Muhammad, Kemarilah."
Saya menghampiri beliau dan memberi salam. Beliau menjawab salam saya. Saat itu terdengar gemuruh suara yang berasal dari belakang.
Imam Ja`far al-Shadiq, "Suara siapakah itu?"
Mereka menjawab, "Suara orang2 Murji`ah, Qadariyah dan Mu`tazilah."
Imam ja`far al-Shadiq, "Mereka ingin bertemu denganku. Marilah kita pergi dari sini."
Kelompok orang2 itu menghampiri Imam Ja`far al-Shadiq.
Imam Ja`far al-Shadiq, "Menjauhlah dariku! Saya bukan pemberi fatwa kalian."
Kemudian Imam memegang tangan saya dan meninggalkan mereka. Bersama2 kami keluar dari Masjidil Haram.
Imam Ja`far al-Shadiq, "Hai Abu Muhammad! Demi Allah, setelah iblis membangkang perintah Allah dan enggan bersujud kepada Adam as, lalu sepanjang umur dunia ini ia bersujud untuk Allah, sama sekali tidak memberikan manfaat bagi dirinya, dan Allah sama sekali tidak menerima sujudnya itu. Kecuali ia bersujud kepada Adam as. Begitu pula dengan umat pendosa, pembangkang dan lalai ini, yang meninggalkan pemimpin yang telah diangkat Rasulullah saw sebagai pengganti beliau saw; apapun ibadah dan amal baik yang mereka kerjakan, Allah tak akan menerimanya, kecuali mereka mengakui imamah Ali bin Abi Thalib sesuai yang diperintahkan Allah. Dengan begitu mereka akan berada dibawah naungan wilayah 'Alawi(kepemimpinan Ali) dan memasuki pintu yang dibukakan Allah untuknya, Imam Ali bin Abi Thalib."
"Hai Abu Muhammad! Allah mewajibkan kepada umat Muhammad saw lima perkara; shalat, zakat, puasa, haji, wilayah dan kepemimpinan kami. Berkatan dengan 4 kewajiban pertama, Allah memberi izin untuk tidak melaksanakansebagian perkara darinya, tetapi demi Allah, Dia tak akan mengizinkan muslimin untuk meninggalkan wilayah kepemimpinan kami('Alawi)."
Cerita-cerita hikmah(Dastan-e Dustan) halaman; 106-107(170 halaman), karya; Muhammad Muhammadi
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Kemilau Bidadari Bagi Pria

Seorang wanita cerdik menikahkan putrinya, dimalam pernikahan, tatkala hendak mengantarkan putrinya kerumah suaminya, ia memanggilnya dan memberi pesan kepada sang putrinya; bahwa demi mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sejahtera, harus dijalankan sepuluh perkara.
Ia berkata, "Anakku! Ketahuilah, engkau telah berpisah dengan kehidupan yang telah menyatu dengan darah dan dagingmu. Rumah yang akan engkau huni benar2 asing bagimu. Disana engkau akan bersanding dengan seorang teman yang belum engkau kenal baik. Jadilah budaknya agar ia juga menjadi budakmu. Dengarlah sepuluh pesan ini dan amalakanlah agar engkau berbahagia dirumah barumu.
1. Jadikanlah sifat qana`ah(merasa cukup) sebagai landasan hidup rumah tanggamu bersama suamimu.
2. Berusahalah selalu mendengar dan mematuhi ucapan suamimu.
3. Pandanglah suamimu dengan lembut dan rendah hati.
4. Jagalahkebersihan dan keharumanmu.
5. Jagalah harta suamimu dan ketahuilah bahwa menjaga harta suami adalah perkiraan dalam pengeluaran dan tidak berlebih2an.
6. Hormatilah sanak kerabat suamimu, dan ketahuilah bahwa sikap inihanya dapat engkau lakukan dengan kesadaran dan kebijaksanaan.
7. Persiapkanlah makanan suamimu dengan baik dan tepat waktu, karena rasa lapar dapat memicu munculnya berbagai perkara yang tidak menyenangkan.
8. Jagalah ketenangan saat suami sedang beristirahat, karena adanya gangguan dalam tidur akan membangkitkan amarah.
9. Janganlah engkau membongkar rahasianya, karena jika rahasianya terbongkar, engkau tak akan pernah selamat dari tipu daya atau makarnya.
10. Taatilah dirinya, karena melanggar perintahnya, yang masih berada dalam batasan syariat, menyebabkan hatinya dipenuhi rasa benci kepadamu.
Anakku! Jika pesanku ini engkau laksanakan dengan baik, tabah dan penuh semangat, yakinlah bahwa engkau akan menarik hati dan kasih sayang suamimu yang dengannya engkau akan memiliki kehidupan yang indah bersama suamimu."
Cerita-cerita hikmah(Dastan-e Dustan) halaman; 71-72(170 halaman), karya; Muhammad Muhammadi
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Jumat, 16 Mei 2008

Keadilan Zaman

Rasulullah saw hendak mengerahkan sekelompok pasukan untuk berjihad. Beliau saw juga ingin memilih seorang panglima perang diantara mereka, "Seberapa dalamkah pengetahuanmu tentang al-Quran?"
Masing2 menyebutkan sedikit dari al-Quran, hingga akhirnya sampai kepada seorang anak muda yang usianya paling belia diantara semua sahabat yang ada. Anak muda ini berkata, "Ya Rasulullah, saya memahami surat al-Baqarah."
Rasulullah saw bersabda, "Aku jadikan engkau panglima perang."
Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah! Anak muda ini kau jadikan sebagai panglima peran untuk kami orang2 tua ini?"
Rasulullah saw bersabda, "Dia memahami surat al-Baqarah,sedangkan kalian tidak."
Sungguh mengherankan! Jika seorang anak muda saja yang memahami sebuah surat dari al-Quran layak menjabat sebagai pemimpin perang, lantas mngapa seorang yang gagah beani seperti Ali, yang memahami semua ilmu al-Quran, Taurat, Injil dan Zabur dan sesuai dengan sabda Rasulullah saw sendiri, "Aku adalah kotanya ilmu dan Ali adalah pintunya," hanya dikarenakan masih muda, dirampas haknya untuk menjadi khalifah Rasulullah saw? Padahal Allah telah menganugerahkan jabatan itu kepadanya, tetapi umat dan sebagian besar umat Rasulullah saw menolaknya menjadi pemimpin mereka setelah wafatnya Rasulullah saw?
Kisah-kisah Al-Quran (Dastanha az-Quran), hal; 339-340(590 halaman), karya: Qasim Mir Khalaf Zadeh
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Kamis, 15 Mei 2008

Bidadari

Disurga, bidadari merupakan kenikmatan material paling besar. Karena itu, banyak ditemukan dalam ayat al-Quran menyebutkan tentang bidadari. Sebab penamaan hur al-ain(bidadari) adalah dikarenakan hur al-ain berarti tubuh yang putih, sedangkan 'ain berarti mata nan lebar. Dan kedua-duanya memang ada pada bidadari. Atau, yang dimaksud dengan 'ain adalah putihnya mata hingga mencapai puncak terputih dan hitamnya mata sampai kepuncak terhitam. Bisa jadi, sebab penamaan dengan nama itu adalah lantaran semua mata akan bingung dan kabur melihat keindahan bidadari.
"Dan didalam surga itu ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana permata yang disimpan baik." (al-Waqi'ah: 22-23)
Dalam hadist lain, Rasulullah saw bersabda,
"Jika bidadari tertawa, maka dinding-dinding dan pohon-pohon surga akan tersinari dengan pancaran giginya. Dan disurga, cahaya akan bersinar sehingga semua penduduk surga akan mengangkat kepala untuk meliatnya. Ternyata, pancaran cahaya tersebut adaalah pancaran gigi bidadari ang sedang duduk tertawa didepan suaminya."
"Sesungguhnya kami menumbuhkan itu menjadi ciptaan. Kemudian Kami jadikan mereka sebagai perawan." (al_Waqi'ah: 35-37)
Imam Ja'far al-Shadiq(Imam ke-6)berkata, "Bahwa perempuan-perempuan surga, walaupun dipakaikan padanya 70 pakaian yang terbuat dari sutra, maka dari belakang, tulang betisnya akan tetap terlihat sebagaimana terlihatnya benang dibalik yaqut."
Di dalam hadist nabi saw bersabda,
"Barangsiapa yang membaca Bismillahirrahmanirrahim, maka untuknya Allah akan membangunkan 70.000 istana disurga yang terbuat dari yaqut merah. Pada setiap istana ada 70.000 rumah yang terbuat dari permata putih. Pada setiap rumah ada 70.000 dipan terbuat dari topas(zabarijat) hijau. Datas setiap ranjang ada permadani yang terbuat dari sutra kasar dan sutra lembut. Untuknya, seorang istri diantara bidadari-bidadari. Dan bidadari itu memiliki 70.000 rambut yang bermahkotakan permata dan yaqut. Dipipi kananya tertulis: Muhammadurrasulullah dan dipipi kirinya tertulis: 'Aliyunwaliyyullah, didahinya: al-Hasan,dan didagunya: al-Husain. Dan diatas kedua bibirnya tertulis nama Allah yang Mahakasih dan sayang."
Ibnu Mas'ud: "Wahai Rasulullah saw, untuk siapakah kemuliaan itu?"
Rasulullah saw: "Untuk orang yang membaca " Bismillahirrahmanirrahim" dengan penuh rasa hormat."
Untuk para wanita beriman, disurga, mereka akan cantik seperti bidadari.
Diriwayatkan bahwa para wanita yang tidak menikah didunia, atau wanita yang suaminya tidak masuk surga, akan diberi kebebasan untuk memilih suami diantara orang beriman yang diinginkannya. Jika ia menikah lebih dari sekali, maka laki-laki terkahir dan memiliki status paling mulia disurga akan dipilihkan untuknya.
Diriwayatkan dari Imam al-Baqir(Imam ke-5), suatu hari Ummu salamah: "Demi ayah dan ibuku, perempuan yang menikah 2x dan keduanya mati serta masuk surga, diantara keduanya, siapakah yang akan menjadi suaminya kelak disurga?"
Rasulullah saw: "Wahai Ummu Salamah, yang akan menjadi suaminya diantara keduanya adalah suami yang paling berakhlak dan paling baik kepada istrinya. Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya orang yang berakhlak, didunia maka diakhirat menjadi emas!"
Hari Kebangkitan(al-Maad), hal; 149-152(192 halaman),karya; Prof. Dasteghib
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Multi YM dalam 1 PC

Bagi yang memiliki id YM lebih dari 1(satu), bisa mengaktifkan atau memakai semua id yang dimilikinya untuk online dengan satu layanan Yahoo.
1. Non aktifkan YM atau tidak online
2. Masuk ke Yahoo Mail
3. Ketik "multi ym" di web search Yahoo
4. Klik "multi ym free download"
5. Klik "multi messenger"(baris paling atas dibagian Also try: multi messenger, instant messenger, yahoo! messenger, more....)
6. Klik

Download Y! Multi Messenger 8.x and 9.x - A free and useful utility ...

7. Klik "Download Yahoo Multi Messenger"
8. Klik "Softpedia Secure Download (US)" (tinggal pilihan yang mana, ada 2 pilihan, yang biasa dipakai yang US), akan terdownload sekitar 1-3 menit
9. Save dan open kedalam file cuma untuk membuka file saja
10. Klik "Yahoo! Messenger" yang ada di dekstop untuk memunculkan room ym
11. Minimize id ym yang sudah aktif maupun ym belum log in
12. Klik "Yahoo! Messenger" yang ada di dekstop untuk memunculkan ym kedua guna mengaktifkan id ym yang kedua dan selanjutnya......
Semoga langkah2nya tidak berbeda.....maaf yaaa soalnya bukan ahli bidang komputansi.....bagi yang lebih tahu mohon jangan dipendam ilmunya untuk menambah dan bahkan mengkritik dan serta memperbaharui baik dalam segi cara maupun bahasa serta katanya.



Sabtu, 10 Mei 2008

Pembunuhan Alam

Sulaiman bin Khalid: "Semoga diri saya menjadi tebusan bagi anda. Orang2 menyangka bahwa Nabi Adam telah menikahkan putrinya dengan putranya, apakah itu benar?"
Imam Ja"far al-Shadiq: "Orang2 berkata demikian, tetapi tidak tahukah engkau bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, "Seandainya aku tahu kalau Nabi Adam telah menikahkan putrinya dengan putranya, sudah pasti aku nikahkan Zainab dengan Qasim. Sebab aku tidak membenci agama Adam.""
Sulaiman bin Khalid: "Semoga diri saya menjadi tebusan anda! Orang2 menyangka bahwa Qabil membunuh Habil adalah dikarenakan mereka berdua berselisih soal saudari mereka."
Imam Ja"far al-Shadiq: "Apakah engkau juga mengatakan hal yang sama? Tidak malukah engkau meriwayatkan hal seperti ini tentang Nabi Adam yang merupakan nabi Allah?"
Sulaiman bin Khalid: "Biarlah diri saya sebagai tebusan anda! Kalau begitu, atas alasan apakah Qabil membunuh Habil?"
Imam Ja"far al-Shadiq: "Pembunuhan tiu dikarenakan urusan kedudukan wishayah(kepemimpinan setelah Nabi Adam). Sebab Allah telah mewahyukan kepada Nabi Adam, "Serahkanlah kedudukan wishayah, pengganti, dan Ismu al-"Azham Allah kepada Habil." Ketika masalah ini terdengar oleh Qabil yang merupakan kakak Habil, diapun marah dan berkat, "Aku jauh lebih layak menjadi washi(Imam setelah Nabi Adam)." Oleh karena itu, Nabi Adam memerintahkan kepada mereka untuk menyembelih kurban, agar dalam hal ini Allah mengeluarkan suatu perintah. Dan pada saat mereka berdua menyembelih kurban, Allah hanya menerima hewan kurban milik Habil. Karena iri hati, Qabil pun membunuh Habil."
Kisah-kisah Al-Quran (Dastanha az-Quran), hal; 559-561(590 halaman), karya: Qasim Mir Khalaf Zadeh
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Batiniah Membaca Quran

Hendaknya manusia ingat kepada keagungan firman dan tingginya kedudukan al-Quran, juga mengingat keutamaan kalam Ilahi dan pandangan kasih sayang-Nya terhadap mahluk-Nya. Yang telah diturunkan-Nya dengan penuh kehormatan dari Arsy kesucian.
Ketika membaca al-Quran, hendaknya manusia ingat bahwa apa yang sedang dibacanya itu bukanlah perkataan manusia, melainkan firman Allah yang Mahabesar serta Pencipta mentari dan rembulan. Tidaklah pantas menyentuh jilid, lembaran dan kalimat2nya tanpa bersuci dan tidak pantas pula membaca al-Quran dengan lisan yang tidak bersih.
Sesaat sebelum membaca al-Quran, hendaknya manusia merenungkan sifat2 dan perbuatan2 Allah. Salah seorang ulama ketika membuka al-Quran dan hendak membacanya, mengucapkan, "Inilah firman Tuhanku, inilah firman Tuhanku....." dan beliaupun jatuh pingsan.
Hendaknya manusai membaca al-Quran dengan penuh kesedihan dan kelembutan hati. Sebab, telah diriwayatkan dari Imam al-Shadiq(Ja"far bin Muhammad-Imam VI)bahw orang yang membaca al-Quran itu memerlukan 3 hal;
1. Hati yang khusuk.
2. Tubuh yang bebas(tak disibukkan dengan pekerjaan lain).
3. Tempat yang sunyi.
Karena hatinya khusuk, setan akan lari darinya. Karena tubuhnya tidak lagi disibukkan oleh berbagai urusan, hatinya akan mengarah kepada bacaan al-Quran dan tak ada sesuatupun yang menghalanginya, yang dapat menjauhkan dari cahaya dan manfaat2 al-Quran. Karena sudah terbiasa ditempat sunyi dan mengisolasi diri dari mahluk, maka batinnya akan dekat dengan Allah dan dapat merasakan manisnya perkataan2 Allah yang ditujukan kepada hamba2-Nya yang saleh.
Dan dikarenakan telah mereguk minuman dari sumber air ini, seseorang takkan mencari keadaan yang lebih baik darinya. Tak ada saat yang lebih nikmat dari saat membaca Quran. Sebab, pada saat itulah seseorang dapat bermunajat langsung tanpa perantara dengan Sang Pencipta.
Kisah-kisah Al-Quran (Dastanha az-Quran), hal; 469-471(590 halaman), karya: Qasim Mir Khalaf Zadeh
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Lahiriah Membaca Quran

Tata cara membaca al-Quran secara lahiriah adalah hendaknya manusia berada dalam keadaan berwudhu dan sesuai adab, duduk dengan tenang atau berdiri serta menghadap ke kiblat. Kepala tertunduk dan tidak bersandar pada tempat apapun, duduk bersila, dan tidak menyelonjorkan kaki. Bahkan hendaknya dia seperti menghadap orang berdiri atau duduk dihadapan orang besar, yang sangat mulia. Kemudian, membacanya dengan tartil(berurutan).
Diantara sopan santun membaca al-Quran secara lahiriah adalah hendaknya orang yang membacanya menangis, dan kalau tidak dapat menangis, hendaknya memaksakan diri agar dapat menangis. Hendaknya pula, dia keraskan suaranya sedikit, memperindah suaranya namun bukan dalam bentuk tarji(menyuarakan didalam kerongkongan) dan menjaga agar tidak mengakibatkan riya.
Hendaknya juga dapat memperhatikan hak2 ayat. Artinya, ketika sampai pada ayat sajdah hendaknya bersujud, ketika sampai pada ayat yang berbicara tentang siksa hendaknya memohon perlindungan kepada Allah, ketika sampai pada ayat rahmat serta menyebut tentang rahmat surga maka hendaknya memohon rahmat itu kepada Allah. Ketika sampai pada ayat2 yang mencakup tasbih atau takbir hendaknya bertasbih dan bertakbir. Dan ketika sampai pada ayat doa dan istighfar hendaknya berdoa dan beristighfar.
Diawal membaca al-Quran hendaknya membaca ta awudz( a"udzu billahi minas syaithanir rajim)
Dan setiap kali selesai membaca al-Quran hendaknya membaca;
"Shadaqallahul "aliyyul "azhim, wa ballagha rasulahul karim. Allahumma fa"na bihi wa bariklana fihi, alhamdu lillahi rabbil "alamin."
Kisah-kisah Al-Quran (Dastanha az-Quran), hal; 465-467(590 halaman), karya: Qasim Mir Khalaf Zadeh
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Jumat, 09 Mei 2008

Barhut, Jahanam Barzakhi

Wadi as-Salam merupakan tempat dimana semua ruh yang selamat tampak dan berkumpul disana. Sebaliknya, Barhut merupakan padang pasir kering tanpa air, tidak ada tetumbuhan yang hidup disana. Barhut adalah tempat Jahanam barzakhi dan tempat penyiksaan semua ruh jahat.
suatu hari, seseorang menghadap Nabi saw dan berkata, "Wahai Raslullah, saya telah melihat kejadian yang sangat menakutkan."
Nabi saw, "Apa yang telah anda lihat?"
Ia berkata, "Salah seorang diantara keluarga saya mengidap penyakit berat. Untuk mengobatinya, saya menawarkan air sumur kepadanya yang terletak di Barhut. Saya lalu berangkat dengan membawa sebuah kantong kulit dan gelas, untuk mengambil air mineral di Barhut itu. Ketika saya menuangkan air kedalam kantong kulit itu, tiba2 diatas saya terdapat sesosok seperti orang yang sedang dirantai turun dari langit sembari berkata, Berilah saya air. Kalau tidak, sekarang juga saya akan mati.
Untuk memenuhi permintaanya, saya menengok keatas. Dan diatas tampak seseorang yang tergantung dengan rantai yang melilit dilehernya. Ketika saya hendak menyerahkan air kepadanya, tiba2 orang itu ditarik keatas, hampir menyentuh matahari yang menyala. Kemudian, saya berpaling dan mengisi kantong kulit saya. Lagi2, ia datang untuk ke-2 kalinya seraya berkata, Haus...haus...Barilah saya air. Kalau tidak, sekarang juga saya akan mati. Seperti sebelumnya, saat saya hendak menyerahkan air kepadanya, ia ditarik hingga mencapai matahari. Kejadian ini berulang hingga 3x, sayapun menutup kantong kulit air saya dan saya tidak memenuhi keinginnnya."
Nabi saw, " Orang itu adalah Qabil, salah seorang anak dari nabi Adam as yang telah membunuh saudaranya tanpa belas kasihan."
"Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya kedalam air supaya sampai air kedalam mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai kemulutnya. Dan doa orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka." (ar-Ra d: 14)
Sayyid Mukmin Syablanji Syafi i, dalam kitabnya Nur al-Abshar, menceritakan dari Abul Qasim bin Muhammad yang berkata, "Saya melihat sekelompok orang berkumpul dekat maqam Ibrahim di Masjidil Haram. Saya menanyakan mengapa mereka berkumpul, mereka memberitahukan bahwa seorang pendeta telah memeluk Islam. Ia datang ke Makkah dengan membawa sebuah berita mengejutkan. Sayapun kesitu dan melihat seorang laki2 tua, mengenakan pakaian wol, sedang duduk seraya berkata2."
Pendeta, "Pondok saya berada didekat laut. Suatu hari, saat saya sedang duduk2 ditepi pantai, tiba2 saya melihat seekor burung yang sangat besar sekali. Ia turun dari atas dan bertengger disebuah batu besar. Ia menyemburkan 1/4 bagian tubuh manusia, lalu pergi. Ke-2 kalinya, ia datang lagi dan menyemburkan seperempat bagian tubuh lainnya. Itu terjadi hingga empat kali. Pada kali ke-4, bagian tubuh itu disatukan dan terbentuklah sesosok manusia yang sangat legam. Saya sangat heran atas kejadian tersebut. Tak lama kemudian, burung tersebut mematuki orang hitam itu dan menelannya 1/4 bagian dari tubuhnya, lalu pergi. Ini terjadi 4x, pada kali ke-4, tak sedikitpun tubuh yang tersisa dari orang itu. Saya sangat bingung atas kejadian yang menimpa orang itu. Saya menyesal mengapa saya tidak menanyakan kepadanya nama dan keadaannya, saat burung itu menjauh.
Pada hari kedua, saya kembali melihat burung itu menyemburkan 1/4 bagian tubuh orang itu diatas batu besar. Itu terjadi 4x, pada kali ke-4, ia menyemburkan bagian tubuh orang itu dan menyatukannya kembali. Waktu itu juga, terbentuklah sosok manusia hitam. Lalu, saya keluar dari pondok untuk mendekatinya. Dengan nama Allah saya bersumpah kepadanya agar ia memberitahukan namanya kepada saya. Namun, ia tidak menjawab. Saya berkata, Saya bersumpah kepada anda bahwa diciptakannya anda tidak lain kecuali anda harus memberitahukan nama anda kepada saya.
Ia menjawab, Nama saya adalah Ibnu Muljam.
Pendeta, Karena apa anda disiksa dengan cara seperti itu.
Ibnu Muljam menjawab, Saya telah membunuh Ali bin Abi Thalib dan burung itu dikirim Allah untuk menyiksa saya dengan cara seperti itu setiap hari.
Saya kemudian meninggalkan pondok saya untuk mengetahui siapa gerangan Ali itu. Orang2 memberitahu saya bahwa ia adalah putra paman dan washi Muhammad saw. Karena kejadian ini, saya memeluk Islam dan datang untuk melaksanakan haji ke Baitul Haram dan berziarah ke makam Rasulullah saw."
Hari Kebangkitan (al-Maad), hal; 64-66(192 halaman), karya: Prof. Dastheghib
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Kamis, 01 Mei 2008

Penyerahan Catatan Amal

"Adapun orang yang diberi kitabnya ditangan kanannya, ia akan berkata, "Mari! Bacalah kitabku. Sesungguhnya aku tahu bahwa aku akan menemui perhitungan terhadap diriku." Maka ia berada dalam kehidupan yang menyenangkan, dalam kedudukan yang mulia. Dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat. Kepada mereka dikatakan, "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu lakukan pada hari-hari yang telah lalu." (al-Baqarah: 18-24)
Salah satu hal yang kita yakini adalah pencatatan amal perbuatan. Al-Quran menjelaskan itu diberbagai kesempatan, bahwa bagi setiap manusia ada:
"Yang mulia(disisi Allah) dan yang mencatat(pekerjaan-pekerjaanmu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan." (al-Infithar: 11-12)
"Tiada suatu ucapan yang diucapkan-Nya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (al-Qaf: 18)
Mereka itulah Raqib dan Atid.
Mengenai cara menulisnya, kami tidak mengetahuinya; apakah ia menulis dengan pena dan kertas atau dengan cara lain. Hanya para nabilah yang mengetahui perkara ini. Namun demikian, apapun yang dilakukan manusia, sedikit, kecil bahkan hanya berupa niat baik, akan ditulis oleh malaikat itu.
Seorang perawi hadist bertanya kepada mengenai dua malaikat, "Apakah mereka dapat mengetahui seseorang yang hendak melakukan perbuatan buruk atau perbautan baik, sehingga mereka dapat mencatatnya?"
Imam Ja`far al-Shadiq, "Samakah bau busuk dan wangi?"
"Tidak sama," jawab perawi.
Imam Ja`far al-Shadiq, "Ketika seseorang berniat melakukan sebuah perbuatan baik, maka dari dirinya keluarlah aroma wangi. Kemudian malaikat yang ada disamping kanannya(Raqib)mengatakan kepada malaikat yang ada disamping kirinya(Atid), `ketahuilah, sesungguhnya dia telah berniat melakukan suatu perbuatan baik.` Akhirnya merekapun tahu, kalau ternyata ia melakukan perbuatan yang diniatkannya itu, maka mulutnya akan menjadi pena dan ludahnya akan menjadi tinta, lalu perbuatan baik yang diniatkannya itu dituliskan untuknya. Jika ia berniat melakukan suatu perbuatan buruk, maka dari dirinya keluarlah bau busuk. Kemudian, malaikat Atid mengatakan kepada malaikat Raqib, `Ketahuilah bahwa ia telah berniat melakukan perbautan buruk.` Mereka akhirnya tahu. Kalau ternyata ia melakukan perbautan yang diniatkannya itu, maka mulutnya akan menjadi pena dan ludahnya akan menjadi tinta, lalu perbuatan buruk itu ditetapkanuntuknya."
"Barang siapa berniat melakukan suatu perbuatan maka satu kebaikan dituliskan untuknya. Jika ia mengamalkan apa yang diniatkannya itu, maka dituliskanlah untuknya sepuluh kali lipat. Dan Allah akan melipat gandakan sampai 700 kali lipat bagi orang yang dikehendaki Allah. Sementara orang yang berniat melakukan perbuatan buruk, maka yang diniatkannya itu tidak akan dituliskan sampai ia melakukannya. Jika ia tidak melakukan apa yang diniatkannyaitu, maka satu kebaikan dituliskan untuknya. jika ia melakukan yang diniatkannya itu, maka ia diberi tempo selama sembilan saat(kesempatan), dan perbuatan itu tidak akan dicatatkan untuknya. Kalau ia bertobat dan menyesali perbuatan dosa tersebut maka itu tidak akan ditulis. Jika ia tidak bertobat dan tidak menyesali perbuatan itu, satu keburukan dituliskan untuknya."
Karunia Allah yang diberikan kepada manusia adalah bahwa setiapkali ia berbuat dosa dan Atid berusaha memasukkan perbuatan dosa itu kedalam buku catatannya, Raqib mengatakan kepadanya, "Tunggulah, barangkali ia menyesal dan bertaubat." Maka Atid membiarkannya selama beberapa saat. Jika ia tidak bertobat, mereka berkata, "Betapa keras orang ini dan betapa ia tidak merasa malu kepada Tuhannya." Kemudian, dosa itu dicatatkan untuknya.
Makna riwayat ini adalah bahwa setiap manusia memiliki dua buku catatan. Satu buku untuk mencatat perbuatan baikdan buku lainnya untuk mencatat perbuatan buruk. Apapun yang dilakukannya akan ditulis dan dicatat pada kedua buku tersebut, bahkan udara yang dihembuskan dari mulut untuk memadamkan api sekalipun. Ini tercantum dalam sebagian riwayat.
"Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku catatan. Dan segala urusan yang kecil maupun yang besar adalah tertulis." (al-Qamar: 52-53)
Al-Shaduq menceritakan dalam kitabnya, al-Aqaid, bahwa Amirul Mukminin Ali dilewati beberapa orang pemuda yang sedang bersenda-gurau secara sia-sia sambil tertawa. Beliau berkata kepada mereka, "Mengapa kalian menghitamkan catatan amal kalian?" Mereka berkata, "Wahai Amirul Mukminin, apakah ini pun akan dicatat?" "Ya, bahkan nafas yang kalian hembuskan sekalipun."
Begitulah, pabila anda mengangkat sebuah duri dijalan, anda akan menerima pahala dari perbuatan tersebut. Dan hati anda akan senang dengan itu, lantaran anda telah menyingkirkan sesuatu yang akan membahayakan manusia. Bahkan bila anda mengangkat sebuah batu atau kulit semangka sehingga orang yang lewat tidak menginjaknya, nanti anda akan melihat pahala perbuatan itu dihadapan anda. Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang melakukan kebaikan.
Mengapa masih diperlukan 2 malaikat untuk mencatat semua perbuatan manusia? Bukankah semuanya telah dicatat dalam Sijjin? Seperti yang disebutkan dalam al-Quran;
"Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam Sijjin."(al-Muthaffin: 7)
" Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu tersimpan dalam Illiyyin." (al-Muthaffin: 18)
Jawabnya adalah lantaran Allah tidak menginginkan hambanya melakukan maksiat. Ketika manusia mengetahui adanya orang-orang yang memperhatikan dan menjaganya, ia akan waspada dan hati-hati. Wahai orang-orang yang berdosa! Sesungguhnya Allah, disamping menkadikan anggota badan kalian sebagai saksi atas diri kalian. Dia juga menjadikan 2 saksi berupa 2 malaikat, agar kalian malu untuk melakukan maksiat.
Hari Kebangkitan (al-Maad), hal; 102-105(192 halaman), karya: Prof. Dastheghib
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Email; pentcahaya@cbn.net.id