Selasa, 29 Januari 2008

Bayangan Cinta Abadi

Eeeeeeee, "witing tresno jalaran soko kulinoooooooooo"
Percaya?.....silahkan....tidak percaya juga terserah kamu!!!!!!!
Yang penting sewaktu berkenalan sama calon istri, duuuuuh telpon teruuuuuuus ndak peduli gajian habis buat isi ulang pulsa elektrik.....
Sebelum tidur sebut namanya, sambil bayangin kejar2an dipantai......
Kalau tidak terjun2an dari puncak menara eiffel......
Kalau tidak lagi, berlayar mengarungi luasnya bak mandi.....
Cinta memang indah.....aku setuju itu!!!!!!!!!
Cinta menyakitkan...?....niiiih yang perlu dicari jawabnyaaaaaa,,,,,,,,,....,,,,,,
Jawab apa hayooooo..........................................malas ah,,,,tidak bermutu.....
Suka sama wanita/pria,.......suka apanya(????) matanya buta kok tahu yaaa....
Suka agamanya....duuuuh agama mana niiih!!! tuuuh jaminan syurga....siapa yang njamin yaaa??
Suka sifatnya...tiap hari bersama dia yaaa...???? loooo kok malah sudah kumpul2an toooo...
Bodinya coyyy.....hihihihihihi....niiiiih pandangan pertama ceritanya.....
Lirikan matanyaaa....alamaaaaak,,,,,mati aku rela buat dapetin dia.....kapan nikmatin yang didapet kalau mati duluaaan....kok susah yyaa mikirnya....maklum bukan pemikir....
Wajahnya bak bulan purnama......ini ketahuan kalau orang ini keluarnya malam doank....kelelawar kali yaa...
Duh rumit amat siih....dah tahuu rumit difikir....bodooooooook!!!!!!?????
Ada mobil mercy,,,tau2 parkir didepan rumah......"Bersediakah dikau menjadi pendampingkuu"""
Apa yang didapat????....ooo orang ini begini tooo
Ooo Gusti mudahkan bagiku membalas cintanya,,,,,
Ijinkan aku menjadi bagian hidupnya.....
Semayamkan dalam hatiku kerelaan terhadap keinginnannya,,,,,

Tabir Antara Cahaya Dan Kegelapan

Sebenarnya menghadapkan atau menyerahkan diri kepada selain Allah itu telah membuat tabir atau dinding yang menutup manusia dari cahaya(hidayah) dengan kegelapan(kesesatan). Sebagaimana dimaklumi bahwa urusan-urusan dunia akan menjadikan manusia lalai terhadap akhirat. Kerakusan terhadap dunia ini telah menimbulkan tabir gelap. Akan tetapi ketika dunia menjadi wasilah atau landasan untuk menghadapkan diri kepada Allah dan mengantarkan kepada akhirat, yang merupakan negeri taubat, maka tabir kegelapan itu akan menjadi cahaya hidayah.
Pemutusan hubunganyang sempurna kepada selain Allah, sebagaimana yang tercatat dalam doa Sya`ban bahwa jika seseorang mampu menghapuskan kegelapan atau kesesatan akan memperoleh cahaya petunjuk. Selain itu, dia juga mempunyai kemampuan untuk sampai ketahap menjadi tamu Allah yang merupakan suatu perbendaharaan yang agung. Dari sini kita dapat melihat bahwa doa ini menjadi tumpuan yang menerangikan mata hati dan cahaya hati, sehingga ia menjadi kokoh dan berwibawa dengan mendapat cahaya hidayah dan mencapai perbendaharaan yang agung, sehingga mata hatinya telah membakar tabir yang menutupi cahaya hidayah dan mengantarkannya kepada perbendaharaan yang agung. Sebaliknya, manusia yang senantiasa menutupi hatinya dengan kegelapan atau manusiayang senantiasa tertutup oleh alam kebendaan tabi`i disekelilingnya dari mengenai hidayah adalah manusia yang menyimpang dari Allah. Dia tidak mengetahui sesuatu apapun kecuali alam kebendaan yang ada disekelilingnya semata-mata.
Dia hanyalah cerminan dari alam sekelilingnya yang dia lihat dan tidak lebih dari itu. Sementara teramat jauh dia dapat berusaha mendidik dirinya dan mengambil manfaat dari kekuatan rohani untuk menghapuskan debu-debu yang menyeliputi hatinya dari kegelapan dosa. Sesungguhnya manusia yang berada dalam keadaan seperti ini adalah ditempat yang paling rendah, yang menggambarkan betapa tebalnya tabir kegelapan yang menyelubungi seluruh kehidupannya.
Firman Allah: "Kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya(neraka)." (Q.S: At-Tin; 5)
Martabat dan kedudukan ini telah menimpa manusia setelah Allah menciptakan manusia pada kedudukan yang tertinggi dengan firman-Nya:
"Sesungguhnya Kami telah mencipta manusia dalam bentuk sebaik-baiknya." (Q.S: At-Tin; 4)
Ya, memang manusia yang mengikuti bahwa nafsu tidak mempunyai tujuan untuk mengenal dirinya sendiri melainkan hanya mengikuti alam sekeliling yang gelap gulita dengan kejahilan. Dia tidak berfikir sama sekali tentang alam yang lain daripada yang dilihatnya ini, ada atau tidak ada. Oleh karena itu, penglihatannya tenggelam pada alam duniawi yang dilihatnya saja. Manusia jenis ini telah dijelaskan oleh Allah:
"Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah." (Q.S: Al-A`raf; 167)
Sesungguhnya manusia seperti ini telah jauh dari Allah, karena hatinya diliputi oleh dosa-dosa dan diliputi oleh kegelapan yang menyesatkan. Dalam pada itu rohnya telah berkarat akibat terlalu banyak melakukan maksiat. Sesungguhnya mengikuti hawa nafsu, cinta dunia dan kedudukan, membutakan akal pikiran dan mata. Dalam keadaan seperti ini tidak mungkin seseorang akan dapat membersihkan dirinya dari tabir kegelapan. Malah sulit baginya untuk menghapus tabir yang menutupi cahaya dan hidayah serta tidak dapat menghasilkan suatu pencapaian memutuskan diri dari segala yang lain selain dari Allah SWT.
Memang, manusia dalam bentuk ini berada dalam keadaan sesat dan bingung, dia bukan saja menafikan kedudukan wali-wali Allah tetapi lebih jauh dari itu, dia mengingkari Allah. Dia akan mengingkari shirat, alam barzakh, jalan kembali kepada Allah, hari kiamat, perhitungan Allah dan Al-Quran. Malah tidak ada sama sekali baginya tentang syurga dan neraka dan menganggapnya sebagai kepercayaan khurafat dan takhyul, tidak lebih dari itu. Inilah manusia yang terlalu banyak maksiat kepada Allah. Pada saat yang sama dia terlalu terikat dengan kepentiingan dunia, sehingga menafikan kebenaran dan menolaknya secara langsung. Sesungguhnya dia menafikan kedudukan penolong Allah dengan kedudukan mereka yang begitu jelas. Inilah kesimpulan atau rumusan dari apa yang disebutkan tadi.
Imam Khomeini ;Jihad Akbar; hal: 79-82(107 halaman); penterjemah: Ibrahim Mahmudi
Diterbitkan: Yayasan Al-Sajjad.

Senin, 28 Januari 2008

Cinta Awan

Aku dulu memiliki pujaan hati, dia bernama Nunuk Winarny. Nama yang indah buatku, namun mungkin seperti namanya, pujaan hatiku terbang entah kemana dan diriku tiada pernah mengetahui dimana dirinya. Kadang rasa rindu menyelimuti diriku namun aku tak mampu berbuat apa karena aku sendiri tak berdaya. Itulah cintaku yang pertama, dimana aku mengukir nama seorang wanita didalam hatiku yang hingga kini masih terukir dan tiada pernah hangus.
Aku seorang pecinta, yang mengharap yang terbaik bagi yang kucinta.
Aku seorang pecinta, yang mengharap kebahagiaan bagi yang kucinta, tak peduli apapun balasannya bagiku.
Aku seorang pecinta, yang inginkan senyum selalu menghiasi raut wajahnya yang memenuhi angkasa hidupku.
Aku seorang pecinta, pengharap kebersamaan dengan yang kucinta adalah anugerah tak berbanding dengan segala apapun.
Aku adalah pencinta, perindu tawa yang kucinta.
Namun kusadari, anganku memaksa jiwaku untuk menguasai yang kucinta. Dia yang kucinta harus mencinta diriku pula.
Kupaksa jiwaku untuk menyabdakan "Wahai yang kucinta, engkau adalah milikku seorang." Dan kulupakan jati diriku sebagai pecinta yang inginkan kebahagiaan baginya.
Aku tak peduli, yang kucinta harus berada disampingku manakala aku rindukan dirinya.
Kini aku menjadi pecinta yang berkata "harus", dan tak pernah lagi berfikir akankah yang kucinta terbahagiakan.......?
Aku dulu adalah seorang pecinta namun kini aku adalah yang dicinta, karena aku harus memaksa orang yang kucinta untuk sesuai dengan inginnya diriku.

Sabtu, 26 Januari 2008

Bidadari yang Tertawan

Asyura(10 Muharram) telah berlalu, putera Fatimah, cucu Nabiallah saw, kepalanya dipenggal dan dipasung diatas tombak. Kepala yang tidak sedia mengakui Yazid bin Mu`awiyah bin Abi Sufyan sebagai khalifah kakeknya itu adalah Al-Husain.
Kini terlihat iringan serombongan wanita-wanita cucu dan cicit Rasulullah saw yang dirantai tangan dan kaki mereka dengan berjalan kaki tanpa diberi air minum, kecuali pemberian penduduk sekitar yang dilalui iringan tersebut karena iba akan kondisi mereka yang menggerakkan setiap jiwa yang mengakui dirinya sebagai manusia, itupun harus melalui perlawanan terhadap larangan dari pasukan penggiring mereka menuju Suriah.
Terlihat seorang lelaki yang terantai tangan dan kakinya, melangkah gontai dan terpaksa melangkahkan kakinya seiring alunan langkah kuda pasukan penggiringnya untuk dihadapkan kepada Yazid bin Mu`awiyah bin Abi Sufyan. Lelaki ini adalah anak Al-Husain yang selamat dari pembantaian pasukan Yazid, karena sakit dan dilindungi para wanita cucu Rasulullah saw. Dia adalah satu-satunya lelaki yang selamat dalam rombongan Al-Husain, lelaki ini bernama Ali bin Husain binti Fatimah binti Muhammad Rasulullah saw.
Sepanjang perjalanan dari Karbala(Irak) menuju Syam(Syuriah) cucu-cucu Rasulullah saw itu harus melihat kepala yang mereka cintai tanpa tubuh dan yang dipasung diatas tombak dengan keadaan kelaparan dan kehausan serta kesengsaraan perjalanan kaki yang tiada pernah mereka rasakan.
Hingga saat ini tiada dari umat kakeknya yang mengakui kakeknya adalah kecintaan mereka, peduli terhadap pejalan kaki yang dirantai ini. Umat kakeknya tiada sudi mendengar kisah perjalanan dan kesengsaraan pejalan kaki yang dirantai ini, dengan dalih "bid`ah"....!
Beginikah yang dicontohkan Rasulullah saw terhadap tawanan....?(bilapun pejalan kaki itu para tawanan?).
Pantaskah penganut agama yang paling sempurna memperlakukan tawanan wanita mereka sedemikian.....?
Apakah mereka tiada pernah menyaksikan bagaimana perlakuan sang nabi mereka terhadap para wanita taklukannya?.......
Benarkah ini sejarah agama yang paling sempurna...?
Akankah sepenggal sejarah ini dihapus dari saksi bisu sejarah kemanusiaan......?(itu bila ada yang keberatan terhadap sejarah agama).
Akankah diukir dengan tinta hitam para manusia yang ikut merasakan duka terhadap kedukaan dan kesengsaraan yang dialami cucu-cucu nabi saw ini, sebagai rasa cinta mereka kepada keturunan nabi mereka .......?

Rabu, 23 Januari 2008

Ibu dari Bapaknya

"Ummi Abiha(Ibu dari bapaknya)"
Ini adalah gelar yang diberikan oleh manusia suci dan agung serta yang diyakini setiap ucapannya adalah bimbingan dari Penguasa Alam, Muhammad Rasulullah saw.
Seorang wanita yang menumpahkan kasih dan sayangnya seperti kasih dan sayangnya seorang ibu kepada sang buah hati atau anaknya.
Namun gelar dari rasul saw ini tidak mndapat tempat disebagian besar kaum muslim, gelar ini hanya dijadikan penghias ingatan atau rentetan hadis yang memenuhi halaman suatu catatan hadis.
Gelar ini dianggap sebagai sebuah ucapan yang tanpa memiliki makna, dan bahkan ironisnya hampir setiap insan yang mengakui dirinya seorang muslim dan muslimah tidak mengetahui gelar ini atau bahkan sosok ini.
Jadi adalah wajar bila wanita yang dalam pandangan Rasulullah saw ini agung dan mulia menjadi pelengkap cerita yang namanya tidak bertapak. Apalagi dirinya memiliki andil besar terhadap polemik Islam, namun kehadirannya tidak pernah disentuh oleh pena-pena jawara keislaman.
Wanita ini berperilaku laksana diri Nabi Muhammad saw, baik gaya bicara, berjalan, sifatnya, dan bahkan ibadahnya. Kedua orang inilah yang ketika beribadah kakinya bengkak karena berdiri dan sujudnya kepada Allah SWT.
FATIMAH az-Zahra binti Muhammad
Dialah putri sulung yang digelari oleh Qur`an; al-Kautsar, pemimpin wanita seluruh alam.
Kenapa setiap yang berhubungan dengan keluarga dan nama Fatimah hanya dianggap angin lalu..?
Apakah gelar dari Rasulullah saw tidak cukup untuk mengajak akal dan hati umat ayahnya tertuju padanya...?
Apakah sejarah hidupnya yang mengiris hati tidak cukup untuk menggugah setiap jiwa untuk menimbulkan pertanyaan....?
Yaaa ...... setidaknya timbullah rasa iba terhadapnya, kenapa sebagai seorang putri Nabi saw bernasib sedemikian,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,?

Kamis, 17 Januari 2008

asyura

Asyura (10 Muharram)

Hari dimana seluruh orang yang mengenal hari ini berduka dan meneteskan air mata. Aku bersyukur karena aku terlahir dizaman ini, karena bila aku terlahir dizaman peristiwa atau tragedi ini terjadi, aku pasti termasuk orang-orang yang ikut andil terjadinya tragedi biadab ini.

Mungkin belum terlintas dihati, kenapa hari ini, hari yang membuat pengenalnya menangis, berduka, menyesal dan kecewa?

Peristiwa hari ini terjadi memiliki pengaruh yang sangat besar, pengenalnya atau orang yang menerima berita mengenai peristiwa ini akan terusik hatinya dan akan menelorkan berbagai pertanyaan.

Husain binti Fatimah binti Muhammad Rasulullah saw, pada hari ini sendirian. Ia berdiri dikelilingi wanita saudara dan putrinya, menghadapi puluhan ribu pasukan berkuda lengkap.

Husain, hari ini kehausan, berdiri ditengah pasukan Yazid bin Mu`awiyah bin Abi Syufyan dengan ditemani seekor kuda putihnya melawan hujan panah dan pedang serta tombak dari pasukan Yazid bin Mu`awiyah.

Husain, hari ini urat-urat lehernya satu persatu dipotong secara perlahan, hingga lehernya terpotong oleh manusia terkutuk Syimir adh-Dhibabi.

Husain, hari ini tubuhnya diinjak-injak dengan kuda-kuda pasukan Yazid bin Mu`awiyah, tubuhnya dijadikan pesta penyiksaan.

Husain, hari ini kepalanya dipasung diatas tombak dan akan diarak menuju Damaskus atau dari Karbala(Irak) hingga Suriah.

Hari ini Husain cucu yang dijadikan putera kesayangan Nabi besar, Muhammad saw, berperang seorang diri dalam keadaan kehausan melawan puluhan ribu pasukan, kepala yang biasa didekap didada Rasulullah saw dipisahkan dari leher dan tubuhnya, tubuhnya dijadikan pesta kebiadaban.

Tubuh Husain binti Fatimah binti Muhammad saw tergeletak tertutupi pasir gurun, hitam terpanggang panasnya matahari, dan kedinginan akibat angin malam dan hujan selama 40 hari, tanpa kepala……adakah yang ikut berduka….?

Adakah umat Muhammad saw yang peduli peristiwa hari ini…? 10 Muharram (Asyura).

Peringatan Asyura Nasiona 19 Januari 2008l:

Balai Samudera, jl.Boulevard Barat, No;01, Kelapa Gading-Jakarta Timur, Bebas(tanpa undangan).

E-mail: yys_ipabi@yahoo.co.id

iedghadir75@yahoo.com

info@icc-jakarta.com

Website: www.icc-jakarta.com

Selasa, 15 Januari 2008

Demi Seteguk Air ya...Rasulullah I

Burair bin Khuzair merupakan guru Al-Qur`an dan pengikut setia Imam Ali bin Abi Thalib. Ia berasal dari kabilah Hamdan, Kufah. Ia menawarkan diri kepada Imam Husain, "Wahai putera Rasulullah, Allah SWT mewajibkan kami berjuang bersamamu, sampai tubuh kami terpotong-potong, dan kami berharap mendapatkan syafaat kakekmu kelak dihari kiamat, kami telah siap terbunuh dijalanmu."
Dimalam kesembilan Muharram, persediaan air dikemah Imam Husain telah habis, bejana-bejana penyimpanan air telah kering, keluarganya dikecam kehausan sehingga bibir-bibir mereka kering. Mereka berharap meminum seteguk air. Lalu Sukainah pergi menemui bibinya, Zainab, untuk mendapatkan air. Sesampai dikemahnya, ia menyaksikan saudara kecilnya, Abdullah yang masih menyusu, sedang berada dipelukan bibinya. Lantaran dikecam rasa haus, ia menggigit lidahnya. Bibinya kadang duduk dan kadang berdiri. Leher Sukainah terasa seperti dicekik akibat tangisannya. Tapi supaya bibinya tidak merasa tersiksa, ia menjaga dirinya agar tampak tenang. Saat itu juga, bibinya memandangnya dan bertanya, "Mengapa engkau menangis?" Sukainah menjawab, "Aku menangis lantaran menyaksikan adikku yang masih menyusui." Ia berkata, "Berdirilah. Marilah kita pergi kekemah paman-paman dan kemenakan, mungkin disana mereka masih punya simpanan air."
Sukainah menjawab, "Saya tidak yakin jika disana masih terdapat air." Namun Sukainah pergi juga kekemah mereka. Disana, ada sekitar 20 anak lelaki dan perempuan yang ikut bersama mereka. Semuanya menangis seraya berucap, "Haus..! Haus..!" Burair beserta tiga orang sahabatnya mendengar jerit tangis anak-anak itu dan bertanya, "Mengapa mereka menangis?"
Seseorang menjawab, "Tangisan ini berasal dari anak-anak Imam Husain, karena mereka kehausan."
Kemudian Burair memandang para sahabatnya dan berkata, "Pantaskah kita memiliki pedang dan anak-anak Rasulullah mati kehausan? Demi Allah kita tak akan membiarkan keadaan ini!"
Seorang sahabat berkata, "Menurut pandangan saya, sebaiknya setiap dari kita membawa seorang anak, dan kita bawa ketepi sungai Eufrat dan membiarkan mereka minum sampai kenyang, lalu kembali."
Burai berkata, "Pandangan semacam ini tidak tepat, sebab ada kemungkinan terjadi peperangan dan anak-anak akan terkena panah. Jelas, penyebabnya adalah kita. Menurut saya, kita membawa kantong air dan pergi kesungai Eufrat. Lalu kita penuhi kantong itu dengan air dan semampunya kita bawa kembali kekemah. Sekiranya diserang musuh, kita masih bisa mengadakan perlawanan serta mengorbankan jiwa dan raga kita untuk Imam Husain dan puteri-puteri Rasulullah."
Para sahabat setuju. Mereka lalu membawa kantong air dan berangkat bersama Burair menuju sungai Eufrat. Dalam kegelapan, mereka sampai ketepi sungai. Namun salah seorang musuh berteriak, "Siapa kalian?" Burair menjawab, "Aku adalah Burair dengan beberapa sahabatku datang untuk mengambil air." Ia berkata, "Kalian boleh meminum air, tapi jangan membawa walau setetespun untuk Husain."
Burair menjawab, "Celakalah kalian! Kami minum air, sementara Husain dan puteri Rasulullah mati kehausan? Tidak, sama sekali tak akan terjadi." Kemudian ia memandang para sahabatnya dan berkata, "Jangan ada diantaraa kalian yang meminum air. Ingatlah mereka yang sedang kehausan dikemah."
Salah seorang sahabatnya berkata, "Demi Allah, saya tak akan minum sampai hati puteri Rasulullah menjadi dingin dengan tetesan air."
Saat itu, Burair memenuhi kantong air yang dibawanya dan segera meninggalkan sungai Eufrat. Melihat itu, pasukan musuh menghadang Burair dan para sahabatnya. Setelah berada ditengah kepungan musuh, mulailah mereka terlibat peperangan sengit. Burair berkata kepada para sahabatnya, "Salah satu dari kita harus membawa kantong air ini kekemah, sementara yang lain tetap berperang melawan musuh." Salah seorang sahabatnya bersedia menjalankan tugas itu. Ia lalu mengalungkan tempat air tersebut dilehernya dan dibawanya kekemah. Tiba-tiba, sebuah anak panah melesat dan mengenai tali kantong air dan menncap dileher. Darah mengalir dari lehernya, ia mencabut panah itu seraya berkata, "Alhamdulillah, leherku telah aku korbankan demi tempat air dan putera-puteri Imam Husain."
Burair terus berperang seraya menasihati musuh. Tatkala Imam Husain mendengar suara Burair, beliau berkata, "Seakan-akan aku mendengar suara Burair tengah menasihati musuh dan meminta bantuan kepada keluarga Hamdan."
Seketika itu, dua belas orang sahabat Imam Husain bergegas memberikan bantuan dan menyelamatkannya dari terkaman musuh. Burair dan para sahabatnya kembali kekemah dengan membawa kantong air. Ia merasa gembira karena dapat membawa sebagian air kekemah. Tatkala kantong air itu diletakkan ketanah, anak-anak yang sudah amat kehausan itu segera menghampirinya dan saling berebut. Akibatnya, tutup kantong air itu terbuka dan airnya tumpah. Burair menjerit, "Celaka aku, terhadap rasa haus yang menimpa putera-puteri Rasulullah....."
Cerita-cerita Hikamah (Dastan-e Dustan) karya; Muhammad Muhammadi, halaman; 31-33, 170 halaman
Penerbit Cahaya
Jl, Siaga Dharma VIII, no; 32
Pasar Minggu - Jakarta

Kamis, 10 Januari 2008

Nama Baik dan Keluarganya Terjaga Meskipun Ditindas dan Ditekan

Ini sudah cukup untuk memaksa orang meriwayatkan kualitas terpuji dan luar biasa pada diri Ali bin Abi Thalib. Kualitas ini tak dapat diingkari oleh siapapun, meskipun banyak orang berusaha meninggalkan dan melawan beliau, meski banyak kesempatan yang mereka ciptakan untuk menyembunyikan keutamaan beliau dan mengingkari hak-hak beliau. Hal itu terjadi ketika kendali dunia berada ditangan musuh-musuh beliau dan para perawi tidak mampu memadamkan cahaya beliau dan mengingkari aktivitas beliau.
Allah SWT telah meninggikan derajat kemanusiaannya dengan menyebarkan keutamaan beliau dan memperlihatkan keunggulan beliau, sehingga orang menyadarinya, mengakui kebenarannya, serta menolak berbagai upaya licik untuk menyembunyikan keutamaan beliau serta mengingkari hak-haknya. Sehingga hujah-hujah tentang beliau tersampaikan dan kebenaran hak-hak beliau terungkap. Meski mereka berupaya mengaburkan keutamaan beliau, namun tetap saja mereka menemui kegagalan.
Berikut ini riwayat dari Sya`bi, Riwayat ini tersebar luas dan dikenal baik. Ia berkata, "Aku biasa mendengar para khatb Bani Umayah mengutuk Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dimimbar-mimbar." Dengan mengacungkan jari tangannya keatas Sya`bi melanjutkan, "Aku biasa mendengar mereka memuji nenek moyang mereka dimimbar-mimbar, seolah-olah mereka dapat mengungkap mayat-mayat nenek moyang mereka."
Pada suatu hari Walid bin Abdul Malik berkata kepada anak-anaknya, "Anak-anakku, kewajibanmuadalah terhadap agama. Aku tidak melihat agama ini membangun sesuatu yang dihancurkan dunia. Sementara, aku melihat dunia ini membangun sesuatu yang dihancurkan agama. Aku masih mendengar pengikut kita dan anggota keluarga kita mengutuk Ali bin Abi Thalib, melecehkan jasa-jasanya, dan mendesak orang membencinya. Namun tetap tidak mempengaruhi sikap masyarakat kecuali masyarakat semakin lebih dekat kepada diri mereka, namun tidak terpengaruh apapun pada hati masyarakat kecuali masyarakat semakin menjauh dari mereka."
Mereka merendahkan keutamaan Amirul Mukminin dengan membuat berbagai manipulasi melalui ulama mereka, dan menyebarkan apa yang seolah-olah otentik dan rasional sedemikian sehingga ketika seseorang ingin meriwayatkan sebuah hadis dari Imam Ali, maka ia tidak dapat menyebutkan nama beliau ataupun keluarga beliau. Ia hanya mengatakan "seorang sahabat Rasul berkata kepadaku" atau "seorang Qurais berkata kepadaku" bahkan sebagian ada yang menggunakan ungkapan, "Abu Zainab telah berkata kepadaku."
Ikrimah telah meriwatkan dari Aisyah tentang sakit dan wafatnya Rasulullah saw. Aisyah mengatakan, "Rasulullah keluar dari rumah beliau sambil bersandar pada dua orang laki-laki dari keluarganya, salah satunya adalah Fadhl bin Abbas." Ketika Ikrimah menyampaikan perkataan Aisyah kepada Abdullah bin Abbas bertanya, "Tahukah engkau siapa lelaki yang satunya lagi?"
"Tidak, Aisyah tidak menyebutkan namanya, " jawab Ikrimah.
"Ia adalah Ali bin Abi Thalib. Ibu kita itu tidak akan menyebutkan kebaikan-kebaikan Ali, padahal ia bisa," jawab Abdullah bin Abbas.
Para gubernur tiran akan mencambuk setiap orang yang berani menyebut kebaikan Imam Ali. Bahkan kepalanya akan dipancung dan dipertontonkan kepada masyarakat, agar masyarakat tidak ikut-ikutan. Akibatnya, orang takut menyebut kebaikan, keutamaan dan hujah kebenaran Imam Ali. Namun, sejak keutamaan dan keunggulan Imam Ali diriwayatkan secara luas dikalangan syiah maupun non syiah, dan sejak kawan maupun lawan beliau memberitakannya juga, maka jelaslah bahwa sejauh menyangkut Imam Ali, perkembangan normal situasi tidak berlaku, dan ini membuktikan karamah beliau.
Tanda-tanda kekuasaan lain Allah SWT mengenai beliau adalah: Tak seorang pun mengalami cobaan berkenaan dengan apa yang menimpa putra-putra dan keturunannya sehebat cobaan terhadap diri beliau. Fakta menunjukkan bahwa tak ada teror yang menimpa keturunan seorang nabi, seorang Imam atau seorang raja, baik yang saleh maupun yang zalim disetiap masa, sehebat teror yang menimpa keturunan Amirul Mukminin. Juga tak ada yang begitu menjadi target pembunuhan, begitu diusir dari rumah-rumah dan tanah-tanah mereka, atau begitu menjadi sasaran teror, sebagaimana yang dialami keturunan Ali bin Abi Thalib. Berbagai macam penderitaan yang menimpa mereka tidak pernah teralami oleh kelompok manusia manapun. Mereka dibunuh melalui pengkhianatan keji dan kelicikan. Itu dilakukan terhadap sebagian besar dari mereka selama masa hidup mereka. Mereka telah disiksa dengan kelaparan dan kehausan hingga meninggal.
Sehingga, hal tersebut menjadikan mereka tersebar keseluruh wilayah dan jauh dari rumah-rumah mereka, dari keluarga mereka dan negeri mereka. Hal itu pula yang telah memaksa mereka untuk merahasiakan nasab keluarga mereka dari mayoritas masyarakat. Rasa takut meliputi mereka sedemikian sehingga mereka menyembunyikan diri dari orang-orang yang mencintai apalagi yang memusuhi mereka. Mereka lari hingga kewilayah-wilayah jauh di Timur dan Barat, ketempat-tempat yang peradabannya belum maju dan mayoritas penduduknya tidak mengenal mereka. Mereka mau tak mau terlalu dekat dan berbaur dengan masyarakat, karena keselamatan jiwa mereka dan keturunan mereka terancam oleh para penguasa tiran saat itu.
Semua ini menjadi sebab terganggunya tatanan mereka, tercerabut mereka dari akar mereka, dan sedikitnya jumlah mereka. Meskipun demikian, mereka merupakan keturunan Nabi SAW yang terbanyak jumlahnya ketimbang keturunan nabi lain ataupun orang saleh lainnya. Sungguh jumlah mereka lebih banyak dibanding keturunan siapapun diantara umat manusia. Mereka menyebarluas melintasi berbagai wilayah. Meskipun mereka menikah dengan orang dari kalangan keluarga mereka sendiri, jumlah mereka bisa sebanyak ini. Hal ini merupakan keajaiban, dan ini merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah berkenaan dengan Amirul Mukminin. Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.
Disadur dari terjemahan kitab al-Irsyad karya Syekh Mufid(337-413H) Sejarah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Lentera: Jakarta 2005 halaman 309-312
Syi`ar edisi Dzulhijjah 1428 H(Desember), halaman; 80-81
Penerbit Al-Huda
Jl. Buncit Raya, Kav:35, Pejaten- Jakarta
Fax; 0217996777
Telp; 0217996767
Website; www.icc-jakarta.com
E-mail; info@icc-jakarta.com

Kamis, 03 Januari 2008

Kutukan Abadi

Kutukan....? Siapa yang dikutuk...? Siapa pula yang ngutuk...? Kenapa dikutuk....?
Manalah mau aku kena kutuk....? Tapiiii...kalaulah aku yang ngutuk aku sedia nian...!
Maklumlaaah...itu tanda sakti orang...? hehehehehehe....
Babi.... kenapa dilarang oleh sebagian agama?
Karena penyebar penyakitkah;;;;?
Kera dan sejenisnya, kenapa harus bernasib sama'''''?
Kelinci yang sangat indah dan memukau mata....., kenapa diharuskan untuk diharamkan alias terlarang dimakan?
Daging mereka kata orang yang pernah menikmatinya sangatlah nikmat dan memiliki banyak manfaat, terutama untuk pengobatan, baik pengobatan perut yang lapar maupun penyakit lainnya bagi tubuh manusia.
Apakah Tuhan tidak tahu besarnya manfaat dari mahluk yang dilarang ini?
Seandainya ada obat penawar dari penyebab terlarangnya binatang-binatang yang membuat air liur pecinta kuliner ini mengalir deras mampu menghapus dampak buruknya atau yang merugikan. Akankah pelarangan itu kan dihapus....?
Manalah kutahu bila kutukan abadi itu terucapkan?
Yaaah.... kutukannya ternyata abadi!,.....
Aku sendiri tidak mau dikutuk!...Manalah aku mau ikut terkutuk...?
Manalah obat tuk keabadiaaan......? Hik...hik ...pasti bingung ....!.... Paracetamol yaaaa>>>?

Kucingku....Sayang...

Kucing merupakan binatang yang paling disayang Nabi Muhammad saw, inilah kehebatan kucing!
Ada siiih yang bikin aku bingung....? Apakah?
Kucing termasuk binatang bertaring.
Kucing merupakan binatang pemakan daging mentah dan matang.
Kucing termasuk binatang berkuku tajam.
Dan lebih dahsyatnya, binatang yang diakui sebagai kesayangan Nabi besar, Muhammad saw, ini yang mengetahui segala ilmu dan bahkan ilmu adalah darinya ternyata diakui sebagai orang yang melebih unggulkan binatang bernama KUCING.
Mungkin bagi orang yang berakal jenius hal itu tidak aneh, namun bagi diriku yang berotak sedang dan bahkan tergolong idiot merasakan keanehan.
Apalagi bila melihat atau mengetahui bila binatang ini memiliki banyak aksesnya untuk merugikan mahluk mulia, manusia!
Apa yang akan dirugikan sang kucing dan akses apakah?
Leptospirosis?
Toxoplasmosis?
Cacingan?
Rabies?
Hepatitis?
Tidak percaya? Akupun dulunya bingung, kenapa Nabi yang termulia bisa menyayangi binatang berakses penyakit?
Kenapa harus sang kucing yang masuk data binatag tersayangnya?
ooooo.....mungkin Nabi tahu kemuliaan kucing, namun hal ini tidak terjangkao akal manusia.....
Mariiiii kita bernyanyi masa bodoh....yang penting aku senang!!!!!!!!!!!!!!!! hik....

Rabu, 02 Januari 2008

Pengembalian Hak

Ada dua cara perlakuan Allah terhadap manusia. Perama dengan keadilan, dan kedua, dengan keutamaan.
Keadilan Allah adalah mengembaliakan hak seseorang yang ada pada orang lain. Ya, setiap orang yang menyimpan hak orang lain, maka kebaikannya akan diambil dan dikembalikan kepada pemilknya yang berhak. Misal, seseorang memfitnah orang lain, maka Allah lebih mengetahui kebaikan mana yang yang akan diambil darinya dan diberikan kepada orang yang difitnah. Andai ia sama sekali tidak memiliki perbuatan baik, maka akan diberikan padanya dosa orang yang difitnahnya, sebanyak fitnahan yang diperbuatnya, sebagaimana dinukil dalam sebuah riwayat.
Dinukilkan dari Imam Ali bin Husain tentang dihisabnya semua mahluk dihari kiamat dan dikembalikannya hak milik kepada yang berhak. Beliau bersabda, "Pada hari kiamat, Allah SWT akan membangkitkan manusia dari kubur mereka..., Allah SWT berfirman, `Aku adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku, Mahabijak lagi adil, yang tidak akan berbuat kezaliman. Hari ini Aku akan menghukumi diantara kalian dengan keadilan-Ku. Hari ini tidak seorangpun yang dizalimi disisi-Ku. Aku akan mengambil hak yang lemah dari yang kuat, dan yang dizalimi akan mengqishash dengan yang serupa, baik perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk, dan Aku akan memberikan pahala atas segala pemberian. Hari ini, tidak ada orang yang zalim disisi-Ku dan tak seorangpun yang terzalimi olehnya, kecuali kezaliman yang telah dimaafkan oleh orang yang dizalimi. Aku akan memberikan pahala bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain dan membebaskan tanggung jawab yang ada pada orang yang menzalimi. Dan Aku akan ambil baginya pemberian maaf tersebut pada saat perhitungan(hisab). Oleh karena itu, hendaklah kalian berpegang pada komitmen, wahai semua mahluk, dan ambillah hak kalian dari mereka yang menzalimi kalian didunia, niscaya Aku akan menjadi saksi bagi kalian atas mereka dan cukup bagi-Ku sebagai saksi.`"
Dibagian penutup hadi ini dikemukakan bahwa seseorang dari suku Qurais bertanya kepada Imam, "Wahai putra Rasulullah, jika orang kafirlah yang menzalimi orang mukmin, apa yang akan diambil darinya, sedangkan ia termasuk penduduk neraka?"
Imam menjawab, "Perbuatan buruk simukmin akan dibebankan kepada sikafir seberat kejahatan sikafir terhadap simukmin didunia. Ia akan disiksa lantaran hal itu dan disiksa pula dengan kekafirannya. Ia akan disiksa seberat kezalimannya terhadap simukmin."
"Namun, bagaimana caranya mengambil hak orang muslim yang ada pada orang yang menzaliminya, sementara ia termasuk muslim juga?" tanya orang Qurais itu kepada Imam.
Imam menjawab, "Kebaikan dari simuslim yang menzaliminya akan diambil dan dikembalikan pada simuslim yang dizaliminya, seberat hak orang yang dizalimi. Dengan demikian, kebaikan orang yang dizalimi menjadi bertambah."
Kemudian orang Qurais tersebut bertanya kepada Imam, "Jika yang zalim tidak memiliki kebaikan?"
Imam menjawab, "Jika yang zalim tidak memiliki perbuatan baik, maka perbuatan buruk simazhlum(yang dimazhlumi) akan diberikan kepada sizalim . Karena itu, bertambahlah keburukan sizalim."
Yang menarik untuk diingat adalah bahwa jika hak orang kafir dizalimi orang muslim, maka yang sesuai dengan keadilan adalah siksaannya akan dikurangi seberat haknya yang dizalimi. Sebab, orang kafir tidak memiliki kemampuan untuk mengambil kebaikan dari orang muslim. Agar topik ini menjadi lebih jelas kita dapat merujuk pada kisah seorang hamba yang meminjam uang dari salah seorang Yahudi.
Diriwayatkan dari Imam Zainal Abidin al-Sajjad, "Pada hari kiamat, seorang hamba akan diperlihatkan kehadapan para saksi dan dikatakan kepada para saksi itu, `Barang siapa yang haknya didunia pernah diambil olehnya maka sekarang ambillah!` Tidak ada sesuatu yang lebih menakutkan bagi sekelompok orang yang ada pada hari kiamat ketimbang mereka melihat orang yang mengenalnya. Sebab, mereka takut kalau-kalau orang yang mereka kenal menuntut haknya yang mereka ambil."
Suatu saat, Rasulullah saw bertanya kepada para sahabatnya, "Apakah kalian tahu siapakah orang yang fakir miskin itu?" Mereka menjawab, "Disebut fakir miskin diantara kami, bila ia tidak memiliki dirham, dagangan, dan harta benda."
Rasulullah saw bersabda, "Orang miskin diantara umat saya dihari kiamat adalah orang yang meskipun sudah melaksanakan shalat, puasa, membayar zakat, dan haji, tetapi ia terus-menerus menzalimi orang, merampas hak orang, membunuh, atau menyiksa seseorang secara fisik. Karena itu, orang yang ditindas akan diberi amal baik dari orang yang menindas dan amal-amal itu akan menjadi miliknya. Jika amal baik sipenindas habis, maka amal buruk sitertindas akan diberikan kepada sipenindas, dan ia akan dimasukkan kedalam api neraka."
Sementara, keutamaan Allah maksudnya adalah apabila pertolongan Tuhan mencakup seseorang yang berhutang beberapa hak kepada seseorang dan ia harus menunggu dalam waktu yang lama sewaktu dihisab, maka Allah SWT akan menampakkan istana-istana surga dab berseru kepada orang yang telah menghutangi hambanya, "Wahai orang-orang yang menghutangi hamba-Ku, pabila engkau ingin masuk surga, bebaskanlah orang yang berhutang kepadamu dan biarkanlah ia."
Benar, orang yang mengikatkan hubungan dengan Allah, maka segala urusannya berada diatas keinginan Allah. Bila tidak, seandainya Allah SWT tidak ingin memperbaikinya, maka siapa lagi yang mampu memperbaikinya? Karena itu, Imam Ali Zainal Abidin merintih dan berkata, "Dihari kiamat nanti, siapakah yang akan membebaskan aku dari tangan-tangan orang yang zalim?"
Alangkah baiknya bila kita sekarang berdo`a kepada Allah SWT, "Duhai Tuhanku, perlakukanlah kami dengan keutamaan-Mu dan janganlah perlakukan kami dengan keadilan-Mu, wahai Yang Mahamulia." Dalam do`a Abu Hamzah al-Sumali, kita mendengar Imam berseru, "Hanya pada kebaikan-Mu aku selalu berharap."
Hari Kebangkitan(Al-Maad), Lukisan Pengadilan Ilahi Dihari Akhir(hal; 120-1240) 192 halaman - karya: Prof. Dasteghib
Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32
Pasar Minggu-Jakarta Selatan