Minggu, 09 Desember 2007

Rahasia Istqbal (Menghadap Kiblat)

Ketahuilah, bahwasanya bentuk lahir istiqbal terdiri atas 2 perkara. Pertama muqaddami, yaitu memalingkan muka lahiriah dari seluruh aspek yang centang perenang. Kedua nafsi, yaitu menghadap kearah Ka`bah sebagai ummul qura dan pusat bumi.
Istiqbal juga mempunyai makna batiniah, yang didalamnya terdapat satu, bahkan beberapa rahasia. Para pemilik rahasia-rahasia gaib memalingkan batiniah ruhaninya dari aspek-aspek yang centang perenang, yang jamak dari alam ghaib dan syahadah(kesaksian). Mereka menjadikan pusat rahasia dan ruh sebagai ketergantungan yang tunggal, yang menjadikan seluruh alam jamak fana didalam rahasia kesatuan jamak.
Saat rahasia ruhaniah turun kedalam hati, maka akan tampak al-Haqq didalamnya dengan munculnya Ismul A`dham(nama agung). Yaitu maqam al-jama`al-Asma`i. Alam kejamakan sirna dan melebur didalam Ismul A`dham. Tumpuan pandangan hati pada maqam ini adalah hazrat al-Ism al-A`dham. Jika hal tadi muncul dari batiniah hati kepermukaan alam mulkiah, maka kesirnaan selain-Nya didapat pada pemalingan dari barat dan timur alam mulkiah, dan tawajjuh kepada Hazrat al-Jama` terpatri pada tawajjuh kepada pusat bumi, yaitu kekuasaan Allah dibumi.
Pesuluk yang berjalan dari lahir ke batin dan menanjak dari terang ke rahasia, hendaknya membawa tawajjuh lahiriah kepusat segala keberkahan bumi, dan meninggalkan semua aspek yang centang perenang, yaitu berhala-berhala yang sebenarnya, serta bertawajjuh kearah kiblat yang hakiki, yang merupakan dasar dari segala sumber berkah langit dan bumi, dan menghilangkan lambang-lambang selain-Nya, sehingga sampailah ia pada rahasia wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardhi dan tampaklah dalam hatinya sebuah gambaran tajali dan pancaran alam gaib asma`. Dengan demikan, semua aspek yang centang perenang dan jamak yang terpecah-belah, terbakar oleh pancaran sinar Ilahi. Bahkan, al-Haqq pun akan membantunya, sehingga semua berhala yang paling kecil dan yang paling besar pun akan roboh dari batiniah hati, berkat kekuatan al-wilayah. Berbicara mengenai hal ini tidak akan ada akhirnya, karena itulah kita tinggalkan dan lewatkan saja sampai disini.
Mi`raj Ruhani (II) karya al-Imam Ali Khomeini al-Musawi ra.

Tidak ada komentar: