Sabtu, 10 Mei 2008

Lahiriah Membaca Quran

Tata cara membaca al-Quran secara lahiriah adalah hendaknya manusia berada dalam keadaan berwudhu dan sesuai adab, duduk dengan tenang atau berdiri serta menghadap ke kiblat. Kepala tertunduk dan tidak bersandar pada tempat apapun, duduk bersila, dan tidak menyelonjorkan kaki. Bahkan hendaknya dia seperti menghadap orang berdiri atau duduk dihadapan orang besar, yang sangat mulia. Kemudian, membacanya dengan tartil(berurutan).
Diantara sopan santun membaca al-Quran secara lahiriah adalah hendaknya orang yang membacanya menangis, dan kalau tidak dapat menangis, hendaknya memaksakan diri agar dapat menangis. Hendaknya pula, dia keraskan suaranya sedikit, memperindah suaranya namun bukan dalam bentuk tarji(menyuarakan didalam kerongkongan) dan menjaga agar tidak mengakibatkan riya.
Hendaknya juga dapat memperhatikan hak2 ayat. Artinya, ketika sampai pada ayat sajdah hendaknya bersujud, ketika sampai pada ayat yang berbicara tentang siksa hendaknya memohon perlindungan kepada Allah, ketika sampai pada ayat rahmat serta menyebut tentang rahmat surga maka hendaknya memohon rahmat itu kepada Allah. Ketika sampai pada ayat2 yang mencakup tasbih atau takbir hendaknya bertasbih dan bertakbir. Dan ketika sampai pada ayat doa dan istighfar hendaknya berdoa dan beristighfar.
Diawal membaca al-Quran hendaknya membaca ta awudz( a"udzu billahi minas syaithanir rajim)
Dan setiap kali selesai membaca al-Quran hendaknya membaca;
"Shadaqallahul "aliyyul "azhim, wa ballagha rasulahul karim. Allahumma fa"na bihi wa bariklana fihi, alhamdu lillahi rabbil "alamin."
Kisah-kisah Al-Quran (Dastanha az-Quran), hal; 465-467(590 halaman), karya: Qasim Mir Khalaf Zadeh
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Tidak ada komentar: