Rabu, 02 Juli 2008

Janji Tuhan

"Yang dibacakan ini adalah penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria. Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi engkau seorang putra, yang mewarisi aku dan mewarisi mewarisi sebagian keluarga Ya`qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, sebagai orang yang diridhai.'
Allah berfirman, 'Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan beroleh seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.'" (Maryam; 2-7)
Dalam kehidupan ini, terdapat sunnah ilahiah(tradisi Allah dalam penciptaan). Allah mengatur alam semesta ini dengan sunnah ilahiah berdasarkan apa yang dikehendaki-Nya, yang berkaitan dengan maslahat dan mafsadah. Diantara sunnah ilahiah, kesempurnaan sejati tidak mungkin diraih tanpa harga.
Untuk mencapai kesempurnaan, seluruh manusia harus melewati proses ujian dan cobaan. Apabila manusia lulus dalam menghadapi cobaan dan ujian tersebut, dia menjadi manusia sempurna. Cobaan dan ujian yang menimpa manusia merupakan proses yang mesti dilewati demi mendapatkan kesempurnaan.
Disamping sunnah ilahiah, terdapat qudrah ilahiah(kuasa Allah dalam penciptaan). Sunnah ilahiah berbeda dengan qudrah ilahiah. Api membakar, misalnya, adalah sunnah ilahia. Sementara, api menjadi sejuk dan menyelamatkan bagi Nabi Ibrahim as adalah qudrah ilahiah.
Pria tua yang beristrikan perempuan mandul tidak mungkin dapat melahirkan anak keturunan, berdasarkan sunnah ilahiah. Namun, Nabi Zakaria yang berusia lanjut dan memiliki istri yang mandul mampu melahirkan seorang putra, dan itu menunjukkan qudrah ilahiah.
Sunnah ilahiah dialami semua mahluk, sedangkan qudrah ilahiah hanya disaksikan oleh orang2 yang yakin kepada janji Allah.
Selama hampir 100 tahun, Nabi Zakaria as tidak pernah jemu memohon kepada Allah agar diberi seorang putra. Beliau yakin, Allah pasti menpati janji-Nya dan mengabulkan doanya. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk menyampaikan kabar gembira. Dan Nabi Zakaria pun beroleh kabar gembira itu.
Nabi Nuh as mengadukan perlakuan umatnya kepada Tuhannya. kemudian Allah menjanjikan datangnya pertolongan dan memberikan perintah kepada beliau untuk membangun sebuah bahtera ditengah padang pasir. Nabi Nuh as percaya kepada janji Ilahi, dan Allah memenuhi janji-Nya setelah 150 tahun sejak masa pembuatan bahtera itu.
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk melakukan perjanjian Hudaibiyah dan menjanjikan kepada beliau kemenangan pada tahun berikutnya. Rasulullah saw pun percaya kepada janji tuhannya, dan Allah pun lalu menepati janji-Nya dengan penaklukan kota Makkah.
"Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Kapankah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.'" (al-Baqarah: 214)
Terkadang ujian dan cobaan menimpa umat manusia hingga taraf yang terberat. Cobaan Allah adalah tatkala mereka diguncang bermacam2 musibah. Dikarenakan guncangan mahaberat itulah, sampai2 orang2 yang bersama Rasulullah saw berkata, "Kapankah datangnya pertolongan Allah?"
Pada saat itulah, mereka merasa bahwa dunia ini sempit lantaran beratnya ujian dan cobaan. Bahkan, Rasulullah saw sendiri menanti2 pertolongan itu dengan mengatakan, "Kapankah datangnya pertolongan Alla?" Kemudian Allah menjanjikan: Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
Ketika manusia mengalami penderitaan teramat berat, pada saat itulah dia akan menunggu2 datangnya pertolongan Allah. Pertolongan Allah tidak mungkin datang tanpa sebab. Diantara penyebab turunnya pertolongan Ilahi itu adalah kepercayaan kepada janji Allah dan kesabaran. Oleh karena itu, Allah perintahkan manusia untuk meminta bantuan kepada shalat dan sabar.
Namun, kesabaran bukan berarti kepasrahan takdir tanpa melakukan tindakan apapun. Para nabi dan rasul adaalh orang2 yang bersabar dan berjuang semaksimal mungkin demi mengantarkan umat manusia menuju kebahagiaan dan kesempurnaan sejati.
Jadi kesabaran yang diperlukan adalah kesabaran yang disertai dengan perjuangan dan upaya yang gigih dalam menghadapi pelbagai cobaan dan ujian. Dengan demikian, pertolongan Allah akan terasa amat dekat dan pasti datang. Percayalah kepada janji Allah dan saksikan qudrah ilahiah dalam hidup anda.
Suara Iman (Ikatan Mubaligh Nusantara) Renungan oleh Najib Husain, hal 4-5, Edisi 7, Juni 2008
Jl. Siti Hasanah, No. 140 Rt 04, Rw 07
Babakan Sukamantri, pasir Kuda
Bogor (16105) Telp: 0251346715
swara.iman@yahoo.com
Tabligh2007@yahoo.co.id

Tidak ada komentar: