Senin, 21 Juli 2008

Kemilau Mahkota

Kepemimpinan merupakan suatu tingkat sosial yang selalu menjadi incaran setiap pemilik nafsu, demikian juga dalam kehidupan ruhani atau beragama. Inilah suatu kedudukan yang tiada pernah lepas dari pertikaian dan persaingan, baik sejak dicanangkannya kedudukan ini maupun sejak manusia terpilih dinobatkan dan ditetapkan oleh sang Pencipta, Allah Rabbul Izzati.
Pemimpin Administrasi
  1. Pemimpin ini memiliki cakupan wilayah atau suatu daerah kekuasaan, adanya yang dipimpin, dan adanya tujuan tertentu kepemimpinannya.
  2. Dipilih manusia atas dasar kemampuannya atau kelebih unggulannya terhadap manusia lain, atau karena warisan aturan nenek moyang alias adat dan peradatan.
  3. Sang pemimpin berusaha dengan secara terang maupun sembunyi2 berhasrat dan menjadikan kedudukan ini sebagai tujuan usahanya atau pamrihnya agar manusia memilihnya menjadi pemimpinnya.
  4. Dirinya membutuhkan suatu umat atau yang dipimpinnya, bukan umat yang membutuhkan kehadirannya.
  5. Ada dan tidak adanya dirinya tidak menyebabkan manusia menjadi ahli surga maupun ahli neraka, atau tidak menyebabkan manusia berdosa atau berpahala.
Pemimpin Ilahiah
  1. Wilayah kemimpinan ini meliputi seluruh cinptaan Allah bagi yang telah mendengar akan adanya kedudukannya.
  2. Dipilih dan ditetapkan oleh Allah, walau manusia dan seluruh ciptaan-Nya mengingkari kedudukannya, dirinya tetap menjadi pemimpin bagi seluruh keberadaan atau ciptaan maupun seluruh mahluk-Nya.
  3. Tidak membutuhkan umat, tapi umatlah yang membutuhkan dirinya ada diantara mereka, dan umat ini bukanlah hanya manusia, namun seluruh ciptaan Allah.
  4. Memiliki seluruh ilmu-Nya, baik terhadap pengetahuan Diri-Nya, mahluk-Nya dan permasalahan dan jalan keluar urusan mahluk-Nya, terutama untuk membawa mahluk untuk mengenal sang Pencipta sebenar2nya.
  5. Perintah dan larangannya memiliki dampak pahala dan dosa bagi seluruh mahluk Allah.
Pemimpin Ilahiah sangat sulit diketahui, karena itulah terjadi perselisihan yang besar terhadap kebenaran sosok pemimpin dari Allah. Dikarenakan kesulitan inilah sehingga Allah mengobral surga-Nya, yakni surga bagi yang mampu mengetahui dan mengikuti serta tunduk padanya. Hadist dan quran merupakan alat utama untuk bisa melacak sosok Ilahiah ini, namun dikarenakan akal manusia yang sangat canggih, sehingga mereka mampu membelokkan arah petunjuk hadist dan qurani. Perenungan yang mendalampun hampir tidak bisa untuk mencapai kearah yang benar....mungkin hanya usaha keterikatan hati terhadap kecenderungan setiap jiwa yang baru bisa dilakukan, walau kebenarannya masih menunggu pengadilan dialam barzah dan akhirat yang masih jauh didepan setiap mata....maklum takut mati...hehehhehe...

Tidak ada komentar: