Senin, 28 Januari 2008

Cinta Awan

Aku dulu memiliki pujaan hati, dia bernama Nunuk Winarny. Nama yang indah buatku, namun mungkin seperti namanya, pujaan hatiku terbang entah kemana dan diriku tiada pernah mengetahui dimana dirinya. Kadang rasa rindu menyelimuti diriku namun aku tak mampu berbuat apa karena aku sendiri tak berdaya. Itulah cintaku yang pertama, dimana aku mengukir nama seorang wanita didalam hatiku yang hingga kini masih terukir dan tiada pernah hangus.
Aku seorang pecinta, yang mengharap yang terbaik bagi yang kucinta.
Aku seorang pecinta, yang mengharap kebahagiaan bagi yang kucinta, tak peduli apapun balasannya bagiku.
Aku seorang pecinta, yang inginkan senyum selalu menghiasi raut wajahnya yang memenuhi angkasa hidupku.
Aku seorang pecinta, pengharap kebersamaan dengan yang kucinta adalah anugerah tak berbanding dengan segala apapun.
Aku adalah pencinta, perindu tawa yang kucinta.
Namun kusadari, anganku memaksa jiwaku untuk menguasai yang kucinta. Dia yang kucinta harus mencinta diriku pula.
Kupaksa jiwaku untuk menyabdakan "Wahai yang kucinta, engkau adalah milikku seorang." Dan kulupakan jati diriku sebagai pecinta yang inginkan kebahagiaan baginya.
Aku tak peduli, yang kucinta harus berada disampingku manakala aku rindukan dirinya.
Kini aku menjadi pecinta yang berkata "harus", dan tak pernah lagi berfikir akankah yang kucinta terbahagiakan.......?
Aku dulu adalah seorang pecinta namun kini aku adalah yang dicinta, karena aku harus memaksa orang yang kucinta untuk sesuai dengan inginnya diriku.

Tidak ada komentar: