Sabtu, 06 Oktober 2007

Pemimpin Aras

"Khalifah(pengganti) ku kuserahkan umatku."

Setiap muslimin pasti setuju dengan maksud dari hadist ini, yakni setiap muslim bebas untuk memilih yang sesuai dengan hasrat dan kecenderungannya. Dengan pemilihan tersebut, maka adalah hak diri setiap muslim untuk memperoleh akibat terhadap yang dipilihnya. Memilih seorang khalifah atau pemimpin, adalah hak setiap jiwa yang berakal.

Sepanjang peradaban manusia, hingga akhir dunia, manusia akan dihadapkan untuk memilih dan menentukan "hal yang diinginkannya". Pilihannya, adalah hal yang terbaik yang mampu dijangkau oleh akalnya, itulah kebenaran relatif. Kebenaran yang akan digagalkan oleh waktu dan keadaan serta hasrat manusia itu sendiri, yakni:" keuntungan".

Sehingga akan semakin jelas dan benderang bila hadist nabi Muhammad saw adalah shahih dan mampu untuk dijadikan hujjah. Yakni hujjah bahwa dirinya adalah manusia yang berakal yang menggunakan akalnya untuk menentukan kehendak dan kecenderungannya. Dan dengan keputusan akalnya dirinya akan meminta imbalan tehadap pilihannya.

Betapa Rasulullah Muhammad saw, telah memberikan hak bagi akal manusia untuk menentukan dirinya terhadap ekspresi jiwanya, yakni dengan kebebasan dalam memilih dan menentukan seorang manusia yangkan menjadi panutan hidupnya.

Apakah pilihan akal manusia merupakan kebenaran mutlak?

Apakah pilihan akal manusia pasti akan sesuai dengan kehendak Tuhan?

Adalah aneh bila dalam masalah kekhalifahan, umat, memiliki peran dalam menentukan seorang manusia yangkan memiliki berbagai kualitas sebagaimana seorang nabi dan rasul, dimana masalah dosa dan pahala berada didalam genggamannya.

Memilih seorang khalifah adalah hak setiap pribadi, namun pilihannya akan berbuah kenikmatan bila pilihannya sesuai dengan kehendak Tuhan, yakni sebagaimana memilih seorang nabi, setiap individu bebas untuk menolak dan mengakui akan keberadaan nabi ataupun rasul Tuhan, namun Tuhan dibalik kebebasan itu Tuhan memberikan suatu kaidah, yakni ketaatan dan kekafiran.

Kafir atau menolak, merupakan imbalan bagi seorang manusia yang dalam pilihannya tidak sesuai dengan pilihan Tuhan. Dan jelas, hal ini akan berbuntut panjang dengan penempatan dineraka jahanam.

Ketaatan atau Islam, merupakan naungan bagi orang yang ketika melihat tanda kebesaran Tuhannya mengakui keberadaan sang nabi dan rasul. Dan keadaan ini berbuah pada kenikmatan abadi nan tak terlintas dihati setiap jiwa.

Inilah khalifah dalam Islam, suatu sistem yang dibentuk Tuhan dan nabi-Nya setelah tiadanya sistem kenabian dan kerasulan yang bertujuan utama untuk mengenalkan berbagai ilmu Tuhan. Penjagaan berbagai ilmu yang telah disampaikan oleh nabi dan rasul-Nya tidak mungkin diabaikan, karena dalam setiap sejarah, penyelewengan dan pengaburan ilmu dari para nabi selalu terjadi, dan hal itupun tidak terkecuali terhadap berbagai ilmu yang disampaikan oleh nabi Muhammad saw. Sehingga merupakan hal yang seharusnya apabila untuk menjaga kemurniannya, adanya seorang manusia yang memiliki kualitas seperti kualitas Rasulullah saw, dalam segala aspek kecuali kenabian dan kerasulan.

Kualitas terssebut, tidaklah mungkin kan tercapai oleh pengetahuan dan kedalaman akal umat sang nabi, sehingga untuk menentukan sang pengganti nabi pencari dan pemilihnya adalah Tuhan dan nabi serta rasul-Nya. Sehingga keberadaan sang khalifah memiliki kekuatan untuk menentukan keadaan sang umat, apakah mereka memilih dengan mengesampingkan egonya(pilihan Tuhan) atau menuruti kecenderungannya.

Yang pasti, ketika seseorang memilih, maka dirinya berada antara 2 hal, pilihannya itu sesuai pilihan Tuhan dan nabi-Nya ataukah mengikuti suara mayoritas yang belum tentu kebenarannya.

Dan yang lebih pastinya lagi, keberadaan sang khalifah adalah tetap ada, dipilih atupun disangkal kekuasaannya tetap memberi 2 ketentuan, kafir maupun taslim.

Kekhalifahan merupakan suatu masalah yang sangat berat dan sulit, dibutuhkan banyak hal untuk mampu menetapkan, apakah pilihannya sesuai pilihan Tuhan ataukah malah menentang pilihan Tuhan?

Untuk memikirkan hal ini membutuhkan waktu, ilmu, pengorbanan dan harta serta tekad yang sangat besar, karena salah memilih, maka kerugian yang kan dipetiknya.

Tidak ada komentar: