Jumat, 13 Juli 2007

Memilih Khalifah

" Khalifah-ku,kuserahkan umatku ", telah populer dalam dunia pemikiran islam bila nabi saw meninggalkan umat dan agamanya tanpa menentukan siapa yang berhak menduduki jabatan tertinggi dalam pemerintahan muslimin. Dan sebagian lagi meyakini bila pengganti kedudukan Rasulullah saw adalah dari keturunan Qurais, sehingga merekapun bersemangat mengagungkan ke-Qurais-an dan tak peduli bagaimana sepak terjang sang Qurais tersebut. dan adalagi yang meyakini bila Khalifah Rasulullah saw berjumlah 12 orang, sehingga merekapun beusaha untuk menyusun literatur kekhalifahan dengan terbatas pada 12 orang.Dan bahkan mereka juga tak mempedulikan pelompatan tahap yang terpenting bagi mereka adalah terpenuhinya kekhalifahan 12 orang.
Benarkah Rasulullah saw menyerahkan kepemimpinan terhadap umatnya atas pilihan sang umat sendiri?
Memilih adalah hak bagi jiwa, dan itupun adalah suatu kemestian bagi setiap jiwa pula. Dengan pilihannya ia menempatan posisi dimana ia akan mendapat manfaat dari pilihannya atau bahkan mendapat masalah. Setiap akal pasti mengetahui bila ia harus memilih siapa yang akan ia jadikan pedoman dalam menapaki jalan kehidupan yang penuh tipuan dan fatamorgana ini. Memilih adalah kepastian bagi dirinya, dengan berbagai bantuan yang telah diberikan kepada dirinya dari tuhannya. Akal adalah modal utama baginya untuk bisa memilih, dan pengetahuan adalah faktor lain yangkan pula mendukung penilaiannya, kecenderungan adalah pula pendukung bagi pilihan mana yang ia senangi. Bila dilihat dari sisi ini adalah jelas dan pasti bila hadis Rasulullah saw diatas adalah benar dan sahih.
Namun masalah ini tidak sesederhana ini, setiap muslim menyadari sepenuhnya bila Rasulullah saw adalah manusia yang memahami betul perpolitikan dan Rasulullah saw adalah pakar politik juga. Kini akan terlontar pertanyaan, kenapa bila Rasulullah saw ahli politik membiarkan umatnya tanpa adanya seorang pemimpin dari pelantikan beliau saw?
Apakah Rasulullah saw tidak tahu bila kekosongan kekuasaan memiliki bahaya yang sangat besar dalam dunia perpolitikan?

Tidak ada komentar: