1 .Bawaan
Keluarga bawaan ini dipahami sebagai keluarga yang terhubung kepada diri Rasulullah saw, yakni:leluhur, istri, anak, anak tiri, dan kerabat dari garis keturunan leluhur beliau saw.
2 .Sosial
Keluarga sosial ini lebih cenderung diartikan sebagai orang yang berada dalam rumah tangga Rasulullah saw yang ada hubungan kekeluargaan(struktur keluarga), yakni: istri, anak dan anak tiri.
3 .Ruhani
Keluarga ruhani ini tidak ada hubungan darah atau keturunan dengan Rasulullah saw, namun dikarenakan tingkat ruhani seseorang yang sangat tinggi, sehingga ia akan menjadi keluarga Rasulullah saw. Hal ini ada sekaitan dengan diri Amar bin Yasir yang telah disabdakan oleh nabi saw sebagai orang yang termasuk sebagai keluarga beliau saw. Karena pada waktu hidup Rasulullah saw, para sahabatnya yang memiliki tingkat ruhani yang tinggi hanya diri Amar bin Yasir. Dan ini terbaca dalam ungkapan Rasulullah saw "seandainya Umar tahu apa yang ada dihati Amar bin Yasir maka Umar bin Khatthab akan membunuh Amar". Kenapa?
Karena tingkat ruhani Amar telah mampu menembus alam ruhani yang tidak terikat oleh materi, waktu dan ruang. Ruhani Amar bin Yasir telah mampu berhubungan dengan berbagai tanda-tanda Allah SWT.
4 .Maqam
Keluarga dalam hal ini adalah orang tertentu dan tidak ada penambahan maupun pengurangan, mereka adalah keturunan Rasulullah saw, darah daging Rasulullah saw dari keturunan sayyidah Fatimah az-zahra. Mereka adalah keturunan Rasulullah saw yang telah dipilih dan ditentukan Allah SWT, untuk menjadi imam atau khalifah Rasulullah saw. Dan mereka ada 11 orang, dan ditambah dengan sepupu dan mantu beliau saw, yakni:Ali bin Abi Thalib. Jadi keluarga maqam ini hanya beranggotakan 14 orang, yakni:
- Muhammad bin Abdullah saw
- Fatimah az-zahra binti Muhammad
- Ali bin Abi Thalib(imam atau khalifah I)
- Hasan binti Fatimah(imam/khalifah II)
- Husain binti Fatimah(imam/khalifah III)
- Ali zainal abidin bin Husain(imam/khalifah IV)
- Muhammad al-baqir bin Ali(imam/khalifah V)
- Ja`far ash-shadiq bin Muhammad(imam/khalifahVI)
- Musa al-kadzim bin Ja`far(imam/khalifahVII)
- Ali ar-ridho bin Musa(imam/khalifahVIII)
- Muhammad al-jawad bin Ali(imam/khalifah IX)
- Ali al-hadi bin Muhammad(imam/khalifah X)
- Hasan al-asykari bin Ali(imam/khalifah XI)
- Muhammad al-muntazar bin Hasan(imam/khalifah XII yang masih hidup dan masih ghaib serta yang kemunculannya masih ditunggu untuk mewujudkan janji Allah SWT, yakni dikuasainya bumi oleh muslimin)
Perbedaan pandangan inipun tidak menutup terjadinya perpecahan, baik dalam masalah pemikiran maupun amaliyah ibadah pada umumnya. Yang menjadi pertanyaan besar adalah adanya ikatan amaliyah ibadah dalam masalah ini, yakni penyertaan keluarga beliau saw dalam rangkaian do`a?
Manakah yang menjadi kecenderungan bagi muslimin dalam menilai dan menentukan, pada jalur pemahaman mana dirinya berdiri?
Sehingga setiap shalawat yang dibacanya akan terhantar pada jalur yang diikatnya, yakni: yang diyakini kebenaran dan kelebih utamaannya.
Dan dalam menentukan pilihan tersebut memerlukan begitu banyaknya pengetahuan, yakni pengetahuan yang tak terexploitir oleh pihak tak bertanggung jawab. Sehingga pilihannya akan mengantarnya memperoleh balasan yang sesuai dengan tingkat gairah cinta dalam pilihannya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar