Minggu, 29 Juli 2007
Jasa yang tak dihitung sejarawan dunia
2 .Malam hijrah, dimalam hijrah inilah pertama kali bagi Ali bin Abi Thalib mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan Rasulullah Muhammad saw. Dengan tidur dikamar dan ranjang serta selimut beliau saw, Ali mengecoh para pengepung yang akan membunuh nabi Muhammad saw dengan para pemuda pilihan kabilah arabia.
3 .Mengawal para wanita yang telah masuk islam untuk berangkat hijrah menuju Madinah, dan ini adalah pertama bagi Ali menghadapi pertarungan dengan orang-orang keturunan arab.
4 .Perang Badar, dalam perang ini jasa Ali memiliki peran juga, ia berhasil membunuh para jagoan Qurais yakni 2 orang, dalam adu tanding sebelum dimulainya perang umum.
5 .Perang Uhud, dalam perang ini Ali bin Abi Thalib dan sebagian kecil(7 orang) melindungi Nabi Muhammad saw dari hujan serangan panah dan pedang dari pasukan Qurais yang telah mampu memporak porandakan pasukan muslimin serta muslimin melarikan diri mereka dan juga menyelamatkan diri dipebukitan Uhud. Berkat sebagian muslimin yang berjuang demi nabi Muhammad saw inilah nabi saw selamat dari incaran pembunuhan, walaupun sebagian tubuh beliau saw yang suci terluka, yakni gigi dan pipi beliau akibat pukulan pedang pasukan Qurais yang membuat rumba-rumbai topi baja beliau saw menebus pipi beliau saw.
6 .Perang Ahzab, perang Khandaq(parit), inilah perang yang sangat hebat dalam sejarah muslimin, walaupun yang mengalami korban dipihak kaum Qurais, namun memiliki suatu tingkat keimanan yang sangat jelas. Dalam perang ini Salman al-Farisi yang berasal dari Iran(Persia) memiliki usulan yang sangat membantu dalam kemenangan kaum muslimin, yakni dengan usulan membikin parit sepanjang kota Madinah selebar kuda tak mampu menjangkau atau menyeberanginya. Namun 5 jagoan arabia berhasil menyeberangi parit,yang dipimpin Amar bin Abdil Wud, dan segera menantang kaum muslimin untuk menghadapinya. Kehebatan dan kejagoan Amar bin Abdul Wud telah mengecilkan hati kaum muslimin, suara lantang Amar terjawab kebisuan dan gemeretak tulang ketakutan, dan kebisuan itu dipecah suara Ali bin Abi Thalib yang meminta persetujuan nabi Muhammad saw, namun setelah menunggu dan mengharap ada muslimin yang berani mengganti Ali bin Abi Thalib dan ternyata tidak ada, baru nabi Muhammad saw mengijinkan Ali bin Abi Thalib menghadapi Amar bin Abdul Wud. "Sepenuh iman melawan sepenuh kafir", inilah bukti tingkat keimanan Ali yang sangat tinggi, yang tak gentar terhadap musuh setangguh Amar-jawara arabia. Setelah perjuangan yang sangat berat akhirnya terdengar suara takbir ciri khas kemenangan Ali bin Abi Thalib.
7 .Perang Khaibar, dalam usaha memberantas benih-benih yang akan memerangi kaum muslimin, Rasulullah saw mengepung kaum yahudi dikawasan Khaibar, namun usaha ini tersendat dengan adanya benteng kunci kaum yahudi, yakni benteng Watih dan Sulalim. Beberapa sahabat nabi saw telah diutus untuk merebut dan menaklukkan benteng tersebut namun semuanya gagal membawa kemenangan, sehingga Rasulullah saw membuat ultimatum "Esok akan aku serahkan panji ini kepada orang yang dicintai Allah dan rasu-Nya, dan ia juga mencintai Allah dan rasul-Nya juga".
Setelah shalat subuh usai, Rasulullah saw mengedarkan pandangannya kepada seluruh sahabatnya yang hadir, namun Rasulullah saw menanyakan dimana Ali bin Abi Thalib berada?
Maka Ali bin Abi Thalib pun dijemput yang ternyatamengalami sakit mata hingga membuat dirinya tidak mampu untuk berjalan, kemudian nabi saw mengobati mata Ali dan seketika itu juga sembuh. Kemudian nabi saw mengangkat tangan Ali bin Abi Thalib sambil bersabda: "Wahai Ali engkau adalah hamba yang Allah dan rasul-Nya cintai dan engkau juga mencintai Allah dan rasul-Nya". Kemudian Rasulullah saw memberikan panjinya kepada Ali bin Abi Thalib.
Seperti biasa terjadi adu tanding antar panglima, dan Ali bin Abi Thalib berhasil membunuh pahlawan dan sekaligus panglima kaum yahudi, Harist dan Marhab dan berhasil menggunakan pintu benteng Watih untuk sebagai perisainya dan kemudian pintu tersebut diletakkan untuk jembatan agar pasukan muslimin bisa memasuki benteng Watih.
Sabtu, 28 Juli 2007
Warna rantai Muhammad saw
1 .Bawaan
Keluarga bawaan ini dipahami sebagai keluarga yang terhubung kepada diri Rasulullah saw, yakni:leluhur, istri, anak, anak tiri, dan kerabat dari garis keturunan leluhur beliau saw.
2 .Sosial
Keluarga sosial ini lebih cenderung diartikan sebagai orang yang berada dalam rumah tangga Rasulullah saw yang ada hubungan kekeluargaan(struktur keluarga), yakni: istri, anak dan anak tiri.
3 .Ruhani
Keluarga ruhani ini tidak ada hubungan darah atau keturunan dengan Rasulullah saw, namun dikarenakan tingkat ruhani seseorang yang sangat tinggi, sehingga ia akan menjadi keluarga Rasulullah saw. Hal ini ada sekaitan dengan diri Amar bin Yasir yang telah disabdakan oleh nabi saw sebagai orang yang termasuk sebagai keluarga beliau saw. Karena pada waktu hidup Rasulullah saw, para sahabatnya yang memiliki tingkat ruhani yang tinggi hanya diri Amar bin Yasir. Dan ini terbaca dalam ungkapan Rasulullah saw "seandainya Umar tahu apa yang ada dihati Amar bin Yasir maka Umar bin Khatthab akan membunuh Amar". Kenapa?
Karena tingkat ruhani Amar telah mampu menembus alam ruhani yang tidak terikat oleh materi, waktu dan ruang. Ruhani Amar bin Yasir telah mampu berhubungan dengan berbagai tanda-tanda Allah SWT.
4 .Maqam
Keluarga dalam hal ini adalah orang tertentu dan tidak ada penambahan maupun pengurangan, mereka adalah keturunan Rasulullah saw, darah daging Rasulullah saw dari keturunan sayyidah Fatimah az-zahra. Mereka adalah keturunan Rasulullah saw yang telah dipilih dan ditentukan Allah SWT, untuk menjadi imam atau khalifah Rasulullah saw. Dan mereka ada 11 orang, dan ditambah dengan sepupu dan mantu beliau saw, yakni:Ali bin Abi Thalib. Jadi keluarga maqam ini hanya beranggotakan 14 orang, yakni:
- Muhammad bin Abdullah saw
- Fatimah az-zahra binti Muhammad
- Ali bin Abi Thalib(imam atau khalifah I)
- Hasan binti Fatimah(imam/khalifah II)
- Husain binti Fatimah(imam/khalifah III)
- Ali zainal abidin bin Husain(imam/khalifah IV)
- Muhammad al-baqir bin Ali(imam/khalifah V)
- Ja`far ash-shadiq bin Muhammad(imam/khalifahVI)
- Musa al-kadzim bin Ja`far(imam/khalifahVII)
- Ali ar-ridho bin Musa(imam/khalifahVIII)
- Muhammad al-jawad bin Ali(imam/khalifah IX)
- Ali al-hadi bin Muhammad(imam/khalifah X)
- Hasan al-asykari bin Ali(imam/khalifah XI)
- Muhammad al-muntazar bin Hasan(imam/khalifah XII yang masih hidup dan masih ghaib serta yang kemunculannya masih ditunggu untuk mewujudkan janji Allah SWT, yakni dikuasainya bumi oleh muslimin)
Perbedaan pandangan inipun tidak menutup terjadinya perpecahan, baik dalam masalah pemikiran maupun amaliyah ibadah pada umumnya. Yang menjadi pertanyaan besar adalah adanya ikatan amaliyah ibadah dalam masalah ini, yakni penyertaan keluarga beliau saw dalam rangkaian do`a?
Manakah yang menjadi kecenderungan bagi muslimin dalam menilai dan menentukan, pada jalur pemahaman mana dirinya berdiri?
Sehingga setiap shalawat yang dibacanya akan terhantar pada jalur yang diikatnya, yakni: yang diyakini kebenaran dan kelebih utamaannya.
Dan dalam menentukan pilihan tersebut memerlukan begitu banyaknya pengetahuan, yakni pengetahuan yang tak terexploitir oleh pihak tak bertanggung jawab. Sehingga pilihannya akan mengantarnya memperoleh balasan yang sesuai dengan tingkat gairah cinta dalam pilihannya tersebut.
Menyentuh cinta Rasulullah saw
1 .Shalat
a.Ketika ruku` setelah membaca tasbih
b.Saat sujud setelah membaca tasbih
2 .Do`a
Do`a merupakan tempat yang sangat istimewa untuk menyematkan bacaan shalawat, karena shalawat juga merupakan salah satu yang mempermudah untuk suatu do`a itu bisa terwujud dalam kehidupan seorang pendo`a atau do`a itu terkabul.
3 .Selesai shalat
Dengan melantunkan shalawat setelah selesai shalat, akan membantu nilai shalat seseorang memiliki nilai(pahala) lebih, dan akan lebih mendapat perhatian dari rasulullah saw, keluarganya, malaikat, calon ahli surga dan Allah SWT.
4 .Terdengar nama Rasulullah Muhammad saw
5 .Berfikir akan diri Rasulullah saw
Kamis, 26 Juli 2007
Muhammad saw yang pertama
"Muhammad saw mendapat pelimpahan ilmu dari Allah SWT, ketika Allah SWT belum mencipta mahluk lain.Jadi hanya ada tuhan dan ruh Muhammad saw. Malaikatpun belum tercipta, apalagi mahluk lain, seperti jin, binatang atau manusia.
"Dengan ruh Muhammad saw, Allah SWT mencipta mahluk-Nya yang lain, para imam suci dari keturunan Rasulullah saw, para nabi as, malaikat, jin dan mahluk Allah SWT yang tak berakal.
"Ketika dialam ruh, seluruh ruh yang dicipta Allah SWT dari ruh Muhammad saw hingga ruh terakhir dikehidupan manusia didunia dikumpulkan dan diminta kesaksian mereka akan zat Allah SWT, hanya ruh Muhammad saw yang menyambut seruan Allah SWT. Jadi ruh pertama yang bersaksi akan ke-Esaan(satu) Allah SWT adalah ruh suci Rasulullah saw.
"Suatu saat Allah SWT mengumpulkan jajaran malaikat-Nya, dan iblis termasuk dalam barisan malaikat, dan iblis lah pada waktu itu yang mendapat peringkat termulia diantara jajaran malaikat. Namun ketika Allah SWT menyatakan kehendak-Nya untuk membentuk sistem kekhalifahan, terjadi kegundahan hati iblis. Maka Allah SWT menampakkan ruh Muhammad saw, yang baru dilihat oleh malaikat dan iblis, sehingga terjadilah adu argumentasi yang didorong oleh iblis yang berusaha membuktikan dirinya sebagai mahluk yang termulia dari pada ruh Rasulullah saw. Namun ketika kekalahan yang dialami iblis dan dirinya diminta untuk tunduk kepada keagungan ruh Rasulullah saw, iblis menolak untuk tunduk terhadap kemuliaan dan keagungan serta kekhalifahan Rasulullah saw. Sehingga ruh Muhammad saw adalah yang ditolak iblis terhadap maqam diri Rasulullah saw.
"Ruh Muhammad saw telah menerima ilmunya Allah SWT, sehingga diri beliau adalah merupakan Al-Qur`an itu sendiri dan bahkan diri beliau saw adalah juga lauhul mahfudz(kitab induk). Sebab beliau saw adalah asal ilmu itu sendiri yang menampakkan kemuliaan diri Rasulullah saw dan karena diri Rasulullah saw lah ilmu itu menjadi mulia.
Nikmat tak berujung dalam naungan Ilahi
Syukrallah
Syukran
Alhamdulillah
Sujud syukur
Sujud ini dilakukan hanya sekali sujud, dan untuk lamanya tak terbatasi. Tinggal keinginan seseorang dalam menumpahkan kebersyukurannya terhadap nikmat yang diterimanya dari sang pencipta dan pemberi nikmat padanya. Dan bisa pula ditambahkan suatu bentuk kecintaan kepada Rasulullah saw dengan mengumandangkan shalawat(Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad) 3x.
Dengan mengungkapkan suatu tanda ungkapan syukur, maka akan menambah rasa nikmat yang diterima dan sekaligus sebagai bukti bila sang pensyukur menginginkan nikmat yang lebih dari sang pemberi. Dan itu juga menunjukkan bila sang penerima sangat menyukai terhadap apa yang diberikan oleh sang pemberi, serta mewujudkan rasa cinta yang dalam kepada sang pemberi nikmat dan juga bila dirinya mengetahui siapa sang pemberi nikmat padanya.
Adalah tak terpungkiri bila mensyukuri nikmat kepada pemberi itu sangat membantu dalam mmperoleh nikmat yang lebih dan harapan adanya tambahan nikmat. Dan itu juga membuktikan bila sang pensyukur mengetahui akan diri pemberi nikmat.
Sabtu, 21 Juli 2007
Merubah embun jadi lautan cinta
Ada beberapa hal yang bisa mengantar seseorang dalam usahanya untuk mencintai Rasulullah saw, diantaranya:
1 .Keberadaan
Dengan keberadaan sesuatu maka akal akan mampu mengenali sesuatu tersebut, yang kemudian akan menyimpan bentuk/wujud sesuatu tersebut didalam akalnya.
2 .Nama
Nama memiliki arti sebagai tanda, yakni hal yang mampu menyebabkan akal mengenali suatu wujud. Dengan nama akan mempermudah bagi akal untuk mengenali suatu wujud tertentu yang jelas memiliki ciri khas tersendiri, dimana akal dalam sistem kerjanya beranjak dari hal-hal yang zahir atau materi.
3 .Kelahiran
Dengan mengetahui awal keberadaan atau kelahiran seseorang maka akan lebih mempemudah bagi akal untuk mengetahui siapa yang dimaksud, apalagi bila kelahiran ini tertuju pada diri Rasulullah saw. Dengan mengenang atau memperingati kelahiran beliau saw jelas akan menumbuhkan benih cinta pada diri beliau saw, apalagi didalam kelahiran beliau saw menyimpan suatu peristiwa yang menakjubkan bagi hukum alam dan sejarah kehidupan manusia. Dan bahkan dalam kelahiran beliau saw terkandung berkah yang maha besar bagi kehidupan manusia.
4 .Ayah-ibu(leluhur)
Rentetan sejarah unik yang terjadi pada leluhur Rasulullah saw memiliki andil dalam memupuk cinta kepada Rasulullah saw, dengan sejarah harum dari leluhur Rasulullah saw, maka akan membantu calon pecinta Rasulullah saw untuk semakin memantapkan kaki cintanya dalam gairah cinta kepada Rasulullah saw.
5 .Sifat
Mengetahui sifat Rasulullah saw, merupakan hal yang pasti dan hal yang sangat utama. Apalagi beliau saw sebagai manusia teladan bagi seluruh alam, dimana setiap detik perilaku dan ucapannya merupakan rujukan bagi setiap insan yang berakal. Semakin banyak sifat beliau yang diketahui seseorang dan mencoba untuk dijadikan teladan dalam hidupnya maka tingkat kecintaannnya kepada Rasulullah saw akan semakin besar dalam hidupnya.
6 .Bentuk fisik
Mengetahui bentuk fisik Rasulullah saw adalah juga faktor yang membantu bagi seseorang dalam usahanya untuk mencintai Rasulullah saw, apalagi beliau saw tergambarkan sebagai bentuk ciptaan yang sempurna da yang paling indah dari seluruh ciptaan mahluk-Nya.
7 .Pemikiran dan sejarah hidup
Cermin yang sangat besar dalam mempengaruhi seseorang dalam usaha cinta adalah mengetahui kehidupannya yang kan menjadi acuan seseorang untuk menduplikatkan diri dengan Rasulullah saw, yakni perjuangan yang cemerlang dan berbagai langkah dalam menghadapi besarnya rintangan menuju keberhasilan tujuan hidupnya.
8 .Warisan
Dengan melihat berbagai peninggalan Rasulullah saw bisa untuk memperdalam kecintaan kepada beliau saw, yang kan mengajak seseorang larut dalam kehidupan sederhana nan agung lewat saksi bisu yang biasa lekat dalam kehidupan Raasulullah saw.
9 .Ilmu
Lewat telaah yang mendalam terhadap hadis Rasulullah saw, maka akal manusia akan mengakui betapa tngginya ilmu beliau saw. Sehingga akan memaksa akal seseorang untuk tunduk dalam hal berbagai hujjah yang dimiliki Rasulullah dalam menjawab setiap permasalahan yang diajukan kepada beliau saw. Dan letak dasar cinta adalah tunduknya akal terhadap yang dicinta, yakni: Muhammad saw.
10.Kematian
Ujung kemuliaan seseorang terletak pada akhir hidupnya, hal inipun tidak terlepas pada diri yang sempurna yang juga dalam kematiannya dalam keadaan manusiawi yang sempurna dan mulia. Dalam menjelang kematiannya, beliau saw menempatkan wasiat dalam memperhatikan pentingnya kemanusiaan disamping keakhiratan.
Sejarah telah mencetak dengan tinta emas dan keagungan tiada banding pada nama Rasulullah Muhammad bin Abdullah saw. Kelahiran yang mampu mengguncang seluruh alam dan juga tersemat keberkahan yang tak terlukiskan, adalah hal yang patut untuk diabadikan dan ditampakkan keagungan kelahiran beliau yang unik. Sehingga keberkahan beliau lewat kelahirannya bisa dirasakan kembali oleh insan yang belum mendapat kesempatan mencicipi keberkahan yang ada didalam kelahiran mulia beliau saw. Dan agar setiap jiwa penentang ajaran beliau saw mampu tergetar hatinya akan keagungan kelahiran beliau saw yang penuh keajaiban tiada banding. Dengan Maulid Rasulullah saw pasti kan menambah daya cinta bagi pecinta Rasulullah Muhammad bin Abdullah saw.
Jumat, 13 Juli 2007
Memilih Khalifah
Benarkah Rasulullah saw menyerahkan kepemimpinan terhadap umatnya atas pilihan sang umat sendiri?
Memilih adalah hak bagi jiwa, dan itupun adalah suatu kemestian bagi setiap jiwa pula. Dengan pilihannya ia menempatan posisi dimana ia akan mendapat manfaat dari pilihannya atau bahkan mendapat masalah. Setiap akal pasti mengetahui bila ia harus memilih siapa yang akan ia jadikan pedoman dalam menapaki jalan kehidupan yang penuh tipuan dan fatamorgana ini. Memilih adalah kepastian bagi dirinya, dengan berbagai bantuan yang telah diberikan kepada dirinya dari tuhannya. Akal adalah modal utama baginya untuk bisa memilih, dan pengetahuan adalah faktor lain yangkan pula mendukung penilaiannya, kecenderungan adalah pula pendukung bagi pilihan mana yang ia senangi. Bila dilihat dari sisi ini adalah jelas dan pasti bila hadis Rasulullah saw diatas adalah benar dan sahih.
Namun masalah ini tidak sesederhana ini, setiap muslim menyadari sepenuhnya bila Rasulullah saw adalah manusia yang memahami betul perpolitikan dan Rasulullah saw adalah pakar politik juga. Kini akan terlontar pertanyaan, kenapa bila Rasulullah saw ahli politik membiarkan umatnya tanpa adanya seorang pemimpin dari pelantikan beliau saw?
Apakah Rasulullah saw tidak tahu bila kekosongan kekuasaan memiliki bahaya yang sangat besar dalam dunia perpolitikan?
Ketika Nabi berjuang tanpa pembela
Ketika dengan jujur para sejarawan muslim harus menuangkan temuannya, maka akan tertuang sederetan kalimat yang kan meredupkan kemilau cahaya keemasan islam. Jiwa-jiwa yang diagungkan akan terbuka kekerdilan jiwa mereka sebenarnya, dan abad ini telah meniti keberanian mereka dalam memecah dogma yang mengikat terlalu erat pada mereka. Dan yang masih disayangkan adalah ketidak beranian kaum yang dituakan untuk bersedia memulai peretasan tali dogma tersebut, menuju keberanian berfikir dan menemukan kebenaran lewat pertanyaan yang mungkin akan dianggap nyeleneh bagi manusia yang tak terbiasa dengan perkembangan sastra zaman.
Dalam perang Uhud, betapa terlihat bagaimana pecinta Rasulullah saw membiarkan yang dicintai mereka(diriRasulullah saw) berjuang sendirian melawan serangan musuh mereka, sementara pecinta Rasulullah saw tersebut berlari menjauhi medan pertempuran dan bersembunyi dicelah-celah bukit. Inilah secuil kisah kekerdilan manusia yang mengaku sebagai pecinta dan pendukung setia perjuangan Rasulullah saw dalam usaha menyebarkan dan mengunggulkan islam terhadap agama lainnya. Mereka hanya peduli pada diri mereka dan melupakan bagaimana diri orang yang dikasihi dan dicintai mereka. Mereka melupakan kaidah bila keselamatan Rasulullah saw lebih utama daripada diri mereka, dan perjuangan demi keselamatan diri Rasulullah adalah kesyahidan yang seharusnya mereka upayakan untuk memperoleh rido ilahi dan surga-Nya abadi dan penuh nikmat. Dan mereka membiarkan diri Rasulullah saw menerima berbagai pukulan pedang dari para kafirin, sehingga gigi suci beliau saw rontok dan pipi beliau saw pun sobek dikarena tertembus jurai rompi baja kepala beliau.
Perang Ahzab, atau Khandaq(parit), diperang ini merupakan ujian yang maha dahsyat bagi seluruh muslimin waktu itu, kota Madinah dikepung oleh gabungan dari berbagai kelompok suku arabia yang bersatu melawan kaum muslimin yang terpusat dikota Madinah. Berkat usulan Salman al-Farisi yang berasal dari persia(Iran) mengusulkan dibentuknya parit disepanjang wilayah kota Madinah, dan berhasil menahan pasukan gabungan tersebut diluar parit. Namun para jawara arabia yang turut serta akhirnya mampu menyeberangi parit tersebut, dan menantang tanding kepada kaum muslimin. Inilah bukti terujinya keimanan pecinta Rasulullah saw dalam membela Rasulullah saw dan agamanya, tantangan yang seharusnya dijadikan rebutan untuk mendapat surga dan rido ilahi ini ternyata hanya dipecahkan suara menantu nabi dan saudara sepupunya, Ali bin Abi Thalib. Pada perang inilah terukir sabda agung nabi saw: "Sepenuh iman melawan sepenuh kafir". Ali bin Abi Thalib akhirnya diijinkan Rasulullah saw untuk menandingi Amar bin Abdu wuud dan setelah bertahan dengan perjuangan keras, Ali bin Abi Thalib berhasil membunuh Amar bin Abdu Wuud. Dan uniknya bagi diri Ali ini ia tidak mengambil perlengkapan perang Amar yang menjadi hak tunggalnya, ia hanya mengabarkan kepada nabi saw bila ancaman yang mampu menggetarkan nyali bangsa arab telah tiada ditangannya.
Perang Hunain, dimedan perang inilah pula nabi saw harus menghadapi berbagai hujanan serangan yang dilancarkan musuh islam, mereka yang pernah melarikan diri dari medan perang pun kembali mengukir sifat kerdil mereka dengan meninggalkan diri Rasul dan sebagian pendamping setia beliau saw yang menahan serbuan musuh dan melindungi tubuh nabi saw dari hujan panah dan batu. Walaupun mereka yang lari tersebut memberanikan diri pula bergabung dengan nabi saw.
Dan yang sangat dahsyat lagi adalah nasib baik mereka yang selalu lari menjauh dari medan perang ini, memperoleh jabatan utama setelah Rasulullah saw meninggalkan umatnya dan agama kesayangannya tanpa ada yang mengatur dan mengendalikan sistem pemerintahan.
Mubahalah (mendatangkan siksa)
"Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu(yang meyakinkan
kamu), maka katakanlah (kepadanya),"marilah kita memanggil anak-anak kami
dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu,
kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat
Allah ditimpakan kepada orang-orang yang yang dusta." (Ali `Imran:61)
Ayat ini sangat jelas mengungkapkan bagaimana perjuangan Rasulullah saw dalam menghadapi kaum nasrani dan yahudi yang berusaha mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah saw setelah mereka memperoleh jawaban dari Raslullah saw terhadap pertanyaan yang mereka ajukan dan mereka merasa puas dengan jawaban tersebut. Dan ayat mulia ini merupakan senjata Raslullah saw dalam menaklukkan kebengalan kaum yahudi dan nasrani tersebut.
Namun bagi setiap muslim yang membaca ayat tersebut akan bertanya-tanya siapa yang dimaksud para pribadi didalam ayat tersebut. Ada mungkin yang memahami bahwa orang yang dimaksud ayat suci tersebut adalah diri Rasulullah saw dan para keluarga(istri-istri) beliau saw, dan putra-putri tiri dari istri-istri beliau saw. Namun bila menilik dari hadis atau berbagai kisah dari kitab kuno dari para penulis sejarah hidup Rasullah saw dari filosof dan sejarawan dahulu maka akan jelas siapa yang dimaksud ayat mulia tersebut.
Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, dalam rentetan hadis disebutkan bila Rasulullah saw menggendong cucu beliau saw, Hasan bin Ali dan Husain bin Ali. Mereka adalah putra dari putri beliau saw yang paling dicintai beliau saw, Fatimah az-zahra-lah yang memiliki keturunan dari seluruh putri-putri beliau saw dan hanya Fatimah lah yang masih mendampingi beliau dalam memperjuangkan islam. Sehingga dengan keberadaan Fatimah az-zahra yang memiliki keturunan sehingga untuk menghibur dan menjadikan Rasulullah saw rido dan bahagia, Allah SWT menjadikan keturunan Fatimah az-zahra sebagai keturunan Rasulullah saw dan Allah-pun menjadikan garis keturunan Fatimah dan Ali sebagai keturunan beliau saw. Karna itulah Rasulullah saw menjadikan Hasan dan Husain sebagai anak-anak beliau saw.
Istri-istri kami, siapa yang dimaksud istri didalam ayat ini? Akan terpahami bila istri yang dimaksud ayat tersebut adalah istri-istri Rasulullah saw, apalagi nada atau tanda ayat tersebut mengacu pada bentuk jamak yakni lebih dari satu orang. Namun ketika dilihat kembali dari hadis-hadis yang meriwayatkan peristiwa ini akan terjadi ketidak singkronan tata bahasa yang baku. Dengan menilik hadis dan kitab sejarah kuno yang menceritakan peristiwa tersebut, ternyata yang dimaksud dalam ayat mulia tersebut hanyalah putri bungsu beliau yang selalu telah menjadi kebanggaan beliau dan yang merupakan kembaran beliau akan sifat dan perilakunya, dialah Fatimah az-zahra. Dari Fatimah az-zahra berlanjut keturunan Rasulullah saw, dan karena kelahiran Fatimah az-zahra nabi saw lepas dari sebutan abtar(terputus garis keturunan).
Diri kami, adalah hal yang mampu dipastikan setiap muslim bila maksud "diri kami " merujuk diri Rasulullah saw, karena memahami tata bahasanya, yakni diri. Kembali akan terjadi kekeliruan, karena dalam hadis dan kitab sejarah termuat kisah penyertaan diri mantu dan saudara sepupu Rasulullah saw, Ali bin Abi Thalib.
Terlepas dari peristiwa mubahalah yang tidak terjadi dilakukan dikarenakan ketakutan para pendeta nasrani dan yahudi dan pengakuan kekalahan mereka untuk membayar jizyah, maka Allah SWT menurunkan ayat lain yang dikenal dengan" ayat Kisa(selendang)."
"Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai
Ahlulbait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (Al-Ahzab:33)
Ayat ini dikenal dengan ayat kisa (selendang) karena ahli kisa; Fatimah binti Rasulullah saw, Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali dan Husain bin Ali, merekan dikerudungi selendang atas perinah malaikat Jibril as. Dan hanya mereka berempat saja yang termaktub dalam kisah hadis dan ayat kisa ini, sedang para istri Rasulullah saw yang berkehendak untuk bergabung dalam naungan selendang tersebut ditahan oleh Rasulullah saw.
Rabu, 04 Juli 2007
14 manusia suci dan imam
- Ar-Rasul Muhammad saw
- Fatimah az-Zahra binti Muammad saw
- Ali bin Abi Thalib as
- Hasan bin Ali bin Abi Thalib as
- Husain bin Ali bin Abi Thalib as
- Ali bin Husain bin Ali as
- Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali as
- Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali as
- Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali as
- Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali binHusain bin Ali as
- Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali as
- Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali as
- Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali as
- Muhammad bin Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali as
Manusia suci yang ke-14 adalah keturunan Rasulullah saw yang hingga saat ini masih hidup. Ia adalah imam yang terakhir dari keturunan Rasulullah saw dan akan muncul sebagai tanda keberakhiran dunia.
Sementara pengganti Rasulullah saw(khalifah),ada 12 orang imam, dan mereka juga merupakan keturunan Rasulullah sawyang suci dan disucikan Allah SWT (Al-Ahzab ayat 33) mereka adalah:
- Ali bin Abi Thalib
- Hasan bin Ali bin Abi Thalib
- Husain bin Ali bin Abi Thalib
- Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
- Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
- Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi bin Thalib
- Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
- Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
- Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
- Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
- Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
- Muhammad bin Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
Dan Imam 12 (khalifah ke-12) sekarang ini diwakili oleh Imam Ali Khameinei. Dan beliau mendapat gelar RAHBAR(imam).
Sebelum beliau yang menjadi wakil imam 12 adalah Imam Ali Khomeini.
Rahbar atau imam Ali Khameinei akan memegang kekuasaan kaum muslimin hingga kemunculan kembali Imam 12, yakni Muhammad bin Hasan ....binti Fatimah binti Muhammad SAW.
Gelar imam 12 antara lain:
- Al-Mahdi(pembaharu)
- Al-Muntazar(yang di tunggu)
- Sayyidil insi wal jan
- Shahibul asri wa zaman
- Khalifatur rahman
- Syarikil Qur`an
- Qathiil burhan
- Al-Qaim(bangkit)