Rabu, 31 Oktober 2007
Kondisi sepeninggal Rasulullah
Bila aku bicara akan mereka katakan aku rakus akan kekuasaan, tetapi bila aku diam akan mereka katakan aku takut mati. Sungguh menyesal, setelah semuanya naik dan turun aku alami. Demi Allah, anak Abu Thalib lebih terbiasa bergaul dengan maut dari seorang bayi dengan susu ibunya. Aku memiliki ilmu yang tersembunyi, bila aku menyingkapnya kamu akan gemetar seperti tali yang terulur disumur yang dalam.
Nahjul Balaghah-Ali bin Abi Thalib- Khotbah: 5
Keimanan
Aku selalu memperhatikan dari dekat akibat-akibat pengkhianatan dan aku telah mengamati kamu dalam hiasan tipuan. Jilbab agama telah menyembunykan aku darimu, tetapi niatku yang ikhals telah menyingkapnya. Aku bangkit mengajakmu kejalan kebenaran, ditengah-tengah simpang siur lorong yang menyesatkan tempat kamu saling bertemu tetapi tidak punya pemandu dalil dan kamu menggali tapi tidak mendapat air.
Hari ini aku membuat sibisu itu berbicarakepadamu, yaitu pikiran dan renungan yang dalam, yang penuh dengan uraian-uraian yang kuat. Pikiran orang yang meninggalkanku dapat tersesat. Aku tidak pernah ragu akan kebenaran sejak dipertunjukkan kepadaku. Musa tidak punya takut untuk dirinya sendiri. Tetapi ia cemas dalam mengatasi kebodohan dan menyingkir dari penyimpangan. Hari ini kita berdiri disimpang jalan kebenaran dan ketidakbenaran. Seorang yang yakin akan mendapatkan air, tidak akan merasa haus.
Nahjul Balaghah-Ali bin Abi Thalib-Khotbah: 4
Sekembali perang Shiffin
Aku memuji Allah, mencari kesempurnaan nikmatnya, menyerahkan diri kepada kejayaan-Nya dan meminta perlindungan dari membuat maksiat terhadap-Nya. Aku memohon pertolongan-Nya karena aku butuh kecukupan perlindungan-Nya.Barang siapa yang mendapat tuntunan-Nya tidak akan tersesat. Ia yang bersikap bermusuhan terhadap-Nya tidak akan mendapat perlindungan. Ia yang didukung-Nya tidak akan tetap kekurangan. Puji adalah yang terberat dari semua yang diukur.
Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Mahaesa. Tiada yang menyerupai Dia. Kesaksianku telah terbukti dengan terang dan intinya akan menyimpannya menghadapi malapetaka yang menimpa kita karena dia adalah dasar utama keimanan dan langkah awal kearah amal salih dan kebahagian Ilahi. Ini merupakan jalan untuk menyingkirkan setan.
Saya juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan nabi-Nya. Allah mengutusnya dengan agama yang termahsyur, perlambang yang efektif, kitab yang tertulis, sinar yang gemerlapan, cahaya yang kemilau, keputusan yang tegas untuk membuang keraguan, memaparkan bukti yang jelas, mengelola peringatan dengan tanda dan memberi peringatan tentang hukuman-hukuman. Pada saat itu manusia telah jatuh dalam sifat-sifat yang buruk dimana tali agama telah putus, tiang-tiang keimanan telah goncang, ajaran-ajaran utama telah dilanggar, sistem telah tunggang balik, lubang menjadi kecil, lorong menjadi gelap, tuntunan tidak dikenal dan kegelapan menguasai keadaan.
Allah tidak ditaati, setan ditunjang mdan keimanan menjadi goncang. Akibatnya tiang-tiang agama runtuh, jejaknya tidak terlihat, lorongnya telah rusak dan jalannya telah binasa. Orang menaati setan dan mengikuti jalan-jalannya. Mereka mencari air dari mata airnya. Melalui mereka lencana setan berkibar-kibar dan benderanya dikembangkan dalam kejahatan yang menginjak-nginjak manusia dan memijak manusia dengan kakinya. Kejahatan itu telah berdiri tegak dan manusia yang terbenam didalamnya disesatkan, dibingungkan, dibebalkan dan dirayu seperti berada dirumah suci dengan para tetangga yang jahat. Sebagai ganti tidur, mereka malah bangun dan celak mereka adalah air mata, disuatu daerah dimana kaum terpelajar terkekang sedang kaum jahil dihormati.
Aal(keluarga) nabi
Kedudukan mereka sebagai pemegang wasiat rahasia-Nya, pelindung urusan-Nya, sumber pengetahuan tentang Dia, lembah kitab-kitab-Nya dan gunung agama-Nya. Dengan mereka Allah meluruskan punggung agama yang bengkok dan menghilangkan getar anggota tubuhnya.
Kemunafikan
Mereka menaburkan kejahatan, mengairinya dengan penipuan dan menuai kehancuran.Tiada seorang pun dari umat ini dapat dibandingkan dengan keluarga Muhammad. Seorang yang telah mendapatkan kenikmatan dari mereka sama sekali tidak bisa disamakan dengan mereka. Mereka adalah dasar agama dan tiang keyakinan. Orang yang berlarididepan harus kembali kepada mereka sedang yang dibelakang harus menyusul mereka. Mereka memilih memiliki ciri khas wilayah yang hakiki. Dan pada mereka berada wasiat dan wiratsah. Sekaranglah waktunya hak itu kembali kepada pemiliknya dan dipindahkan kepusat pengembalian.
Nahjul Balaghah-Ali bin Abi Thalib-Khotbah: 2
Syiqsyiqiyyah(Nahjul Balaghah-3)
Akupun mulai berpikir, apakah aku akan menyerangnya ataukah aku harus menanggung cobaan sengsara kegelapanyang membutakan itu samapai orang dewasa menjadi dha`if, orang muda menjadi tua dan mukminyang shaleh hidup dalam kungkungan sampai ia menemui Allah(disaat kematiannya). Akupun berpendapat bahwa adalah lebih bijaksana untuk kesabaran, kendatipun mata rasa tertusuk-tusuk dan kerongkongan rasa tercekik. Aku menyaksikan perampasan terhadap warisanku hingga yang pertama(Abu Bakar) menemui ajalnya; namun ia menyodorkan kekhalifahan itu kepada ibnuKhaththab sendiri.
Hari-hari kini berlalu dipunggung unta
Dan berlalu sudah hariku bersama Jabir, saudara Hayyan (syair A`sya)
Aneh, semasa hidupnya ia ingin terbebas dari jabatan khalifah, tapi ia mengukuhkannya kepada yang lainitu(Umar) setelah kematiannya. Tiada syak kedua orang ini hanya berbagi tetek susu diantara keduanya saja. Yang satu ini(Umar) mengungkung kekhalifahan itu rapat-rapat, dimana ucapannya congkak dan sentuhannya kasar. Kekeliruan sangat banyak dan karena itu maka dalihnyapun sangat banyak. Orang yang berhubungan dengan kekhalifahan itu ibarat penunggang unta binal. Apabila ia menarik kekangnya maka moncongnya akan merobek; dan apabila ia membiarkannya maka ia akan jatuh terlempar. Sebagai akibatnya, demi Allah, rakyat terjerumus kedalam kesembronoan, kelicikan, kegoyahan dan penyelewengan. Sekalipun demikian, aku tetap sabar dalam waktu yang lama dengan cobaan yang keras, sampai ketika ia menemui ajalnya ia menaruh urusan(kekhalifahan) itu pada satu kelompok dan menganggap aku sebagai salah seorang daripadanya.
Tetapi, ya Allah! apa urusanku dengan musyawarah ini ! Dimanakah keraguan tentang diriku dibanding dengan yang pertamam dari mereka(Abu Bakar) sehingga sekarang aku harus dipandang sama dengan orang-orang ini? Namun aku terus merendah sementara mereka merendah dan membumbung tinggi ketika mereka terbang tinggi. Seorang dari mereka berpaling menentangku karena hubungan kekeluargaannya, sedang yang lainnya cenderung memihak kejalan lain karena hubungan iparnya dan ini, dan itu, smpai yang ketiga dari orang-orang ini berdiri dengan dada membusung diantara kotoran dan makanannya. Bersama dia anak-anak dari kakeknya(Bani Umayyah) pun bangkit menelan harta Allah, bagaikan unta melalap dedaunan musim semi, sampai talinya putus, tindak tanduknya mengakhirinya dan keserakahannya menyebabkan ia terguling.
Pada saat itu tiada yang mengagetkan aku lebih dari massa yang membanjir kearahku dari segala penjuru seperti serbuan kawanan kawanan rubah sehingga Hasanain(Hasan dan Husain) terinjak dan kedua pinggir bagian bahu kemejaku robek. Mereka berkumpul disekelilingku seperti kawanan domba dan kambing. Tatkala aku memegang kendali pemerintahan sebagian memutuskan baiatnya(nakatsa) dan sebagian lagi mengingkari(maraqa) dan sisanya bertindak salah, karena mereka tidak mendengar firman Allah yang berbunyi:
" Kebahagian dinegeri akhirat Kami sediakan bagi mereka yang tiada suka menyombongkan diri dan melakukan kerusakan di bumi. Dan kesudahannya(adalahbaik)bagi mereka yang takwa." (Al-Qur`an, 28:83)
Tidak, demi Allah! mereka mendengarnya dan memahaminya tetapi dunia mereka terlihat kemilau dimata mereka dan hiasan dunia menggoda mereka. Lihat, demi Dia yang mengembangkan biji-bijian dan menciptakan mahluk hidup, bila orang-orang tidak datang kepadaku dan pendukung-pendukung tidak menegakkanhujah dalam bentuk penolong itu dan bila tidak ada perjanjian dengan Allah dengan ulama bahwa mereka tidak boleh bungkam terhadap kerakusan seorang lalim dan kelaparan orang yang dizalimi maka aku akan melemparkan tali kekang(kekhalifahan) itu dan akan aku beri minum kepada yang terakhir dengan piala yang kugunakan untuk orang yang pertama. Maka akan kamu lihat bahwa dalam pandanganku duniamu tidak lebih dari bersinnya seekor kambing(syiqsyiqiyyah).
Nahjul Balaghah-Ali bin Abi Thalib- Asy- syiqsyiqiyyah- Khotbah:3
Rabu, 24 Oktober 2007
Tauhid(Nahjul balaghah-Ali bin Abi Thalib)-1
Segala puji bagi Allah yang nilai-Nya tidak terlukiskan oleh para pembicara; tidak terhitung nikmat-Nyaoleh para penghitung; dan ha-hak-Nya tidak akan terpenuhi oleh para pengupaya. Ia tidak dapat dicapai oleh ketinggian tingkat intelektual, dan tidak terselami oleh pengertian yang dalam; Ia yang sifat-Nya tiada terbatsi lukisan, pujian yang tepat tidaklah maujud, sang waktu tidaklah dapat memberi batas, dan tiada kurun yang mengikatnya. Ia menciptakan mahluk dengan kemahakuasaan-Nya, menyebarkan angin dengan rahmat-Nya, memperkukuh bumi dengan batu karang.
Pangkal agama adalah makrifah-Nya, dan kesempurnaa makrifah-Nya adalah membenarkan-Nya, dan kesempurnaan pembenaran-Nya adalah mengesakan-Nya, dan kesempurnaan keimanan kepada keesaan-Nya adalah tulus ikhlas kepada-Nya, dan kesempurnaan tulus ikhlas kepada-Nya adalah menafikan sifat-sifat yang diberikan kepada-Nya, karena setiap sifat membuktikan bahwa ia bukanlah yang disifati dan setiap yang disifati membuktikan bahwa ia bukanlah sifat. Dan barang siapa menyifatkan Allah yang maha Suci, maka ia telah memberi pasangan kepada-Nya, dan barang siapa memberi pasangan kepada-Nya maka ia telah menggandakan-Nya, dan barang siapa telah menggandakan-Nya maka ia telah membagi-bagi-Nya, dan barang siapa telah membagi-bagi-Nya maka ia telah berlaku jahil kepada-Nya, dan barang siapa berlaku jahil kepada-Nya berarti telah ia telah menunjuk-Nya; dan barang siapa menunjuk-Nya berarti telah memberi batas kepada-Nya, dan barang siapa membatasi-Nya berarti memberi jumlah kepada-Nya.
Dan barang siapa berkata "Didalam apa Dia?" maka ia telah menyisipkan-Nya, dan barang siapa berkata "Diatas apa Dia berada?" maka, sungguh Ia lepas dari hal tersebut. Dia adalah maujud, tetapi tidak muncul dari peristiwa kejadian. Ia ada, tetapi tidak dari tiada. Ia bersama segala sesuatu tanpa saling berdampingan. Dan Ia tidak bersama segala sesuatu tanpa berpisah. Ia bertindak, tetapi tidak berarti Ia bergerak dan menggunakan alat. Ia Esa meskipun tiada sesuatupun yang menemani-Nya dan tidak merasa sepi karena ketiadaan mahluk-Nya.
Penciptaan Semesta
Ia mengadakan mahluk melalui ciptaan dengan memunculkannya dari ketiadaan tanpa memutar otak, tanpa melakukan percobaan, tanpa melakukan gerakan dan tanpa kerisauan. Ia mengadakan dan membagi-bagi waktu untuk segala sesuatu, menghimpun segala keanekaragman mereka, memberiakan mereka sifat-sifat mereka, serta menentukan corak mereka masing-masing, Mahatahu Ia sebelum mereka diciptakan, Mahasadar Ia akan batas dan akhir mereka, Mahaarif Ia akan kecenderungan dan liku-liku mereka.
Kemudian Allah Yang Mahasuci menciptakan rongga-rongga diatmosfire dan mengembangkan ruang angkasa serta lapisan-lapisan angin. Ia mengalirkan kedalamnya air yang berombak menderu dan gelombangnya saling melompati. Ia memuatnya kedalam angin yang menghancurkan dan topan yang mematahkan, memerintahkan untuk mengembalikannya (sebagai hujan), memberi kesempatan kepada angin untuk mengontrol hujan yang bertenaga dan memperkenalkannya dengan keterbatasan-keterbatasannya. Angin berhembus dibawahnya sedang air mengalir menderu diatasnya.
Yang Mahakuasa menciptakan angin dan membuat gerakanya menjadi mandul, mengabadikan kedudukannya, memperkukuh gerakannya, dan mengembangkannya, menjauh dan melebar. Kemudia Ia memerintahkan angin untuk mengangkat air yang dalam dan memperkuat gelombang-gelombang laut. Maka angin laut lalu mengocoknya seperti dadih dan mendorongnya dengan kukuh keangkasa, melemparkan bagian depannya kebagian belakang, dan tetap mengalir, sehingga permukaannya terangkat dan permukaan(air)penuh dengan buih. Kemudian Allah Yang Mahakuasa mengangkat buih kedalam angin yang terbuka dan kecakrawala yang luas dan de3ngan ini menciptakan langit yang tujuh dan membuat bagian bawah sebagai gelombang yang tetap dan bagian atas sebagai atap yang memberi perlindungan dan gedung yang tinggi tanpa tiang penyangga atau tanpa paku untuk mengikat yang satu dengan yang lain. Kemudian Ia menghiasinya dengan bintang-bintang dan cahaya meteor-meteor dan menggantungkan didalamnya matahari yang bersinar dan bulan yang bercahaya dibawah langit yang berputar, atap yang bergerak dan cakrawala yang berpusar.
Penciptaan Malaikat
Kemudian Ia menciptakan lobang-lobang antara langit-langit yang tinggi dan mengisinya dengan sekumpulan malaikat-Nya. Sebagian dari mereka bersujud dan tidak ruku`. Sebagian lainnya ruku` dan tidak berdiri. Sebagian dari mereka berbaris dan tidak meninggalkan tempatnya. Sebagian dari mereka memuji Allah tanpa lelah. Kantuk atau kelengahan akal sehat atau kelesuan ataupun kelupaan tidak mempengaruhi mereka.
Diantara mereka ada yang memegang amanat menyampaikan wahyu, sebagian menyampaikan kata-kata kepada para rasul-Nya dan sebagian lagi pergi pulang menyampaikan keputusan dan perintah-Nya. Diantara mereka ada yang melindungi hamba-Nya dan menjaga pintu surga. Diantara mereka ada yang langkahnya melekat kukuh dibumi akan tetapi lehernya menjulang kelangit, anggota-anggota tubuhnya mengarah keluar dan bahu-bahu mereka selebar arsy, mata mereka menatap kebawah, mereka mengembangkan sayapnya dibawah arsy mereka membuat tabir-tabir kehormatan dan layar-layar kekuasaan antara mereka dan segala sesuatu lainnya. Mereka tidak mengkhayalkan Pencipta mereka dalam bentuk, mereka tidak menghubungkan kepada-Nya sifat-sifat mahluk dan tidak menunjuk-Nya dengan gambaran.
Penciptaan Adam
Allah mengumpulkan tanah yang keras, lunak, manis dan asam, tanah liat yang Ia celupkan kedalam air sehingga menjadi murni dan mengadonnya dengan uap air sehingga lekat. Dengan ini Ia mengukir bentuk dengan lengkungan, persendian-persendian, anggota-anggota tubuh dan bagian-bagian. Ia mengeraskan sampai kering untuk waktu yang ditentukan dan saat yang diketahui. Kemudian Ia meniupinya dengan ruh-Nya sehingga ia memiliki corak manusia dengan jiwa yang mengendalikannya, akal yang digunakannya, anggota tubuh yang mengabdinya, organ-organ yang merubah posisinya, kecerdasan yang membedakan benar dan salah, rasa-rasa dan bau-bauan, warna-warna dan bentuk-bentuk. Ia merupakan campuran dari tanah tanah liat dengan macam-macam warna, zat yang saling lekat, yang bertentangan dan punya sifat yang berbeda seperti panas, dingin, lembut dan keras.
Kemudian Allah meminta para malaikat untuk memenuhi janji-Nya terhadap mereka, memenuhi janji yang Ia buat terhadap mereka dengan menyuruh mereka bersujud kepadanya dan merunduk kepada kedudukannya yang terhormat. Allah lalu berfirman:
"Dan ketika Kami firmankan kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam," merekapun sujud, kecuali iblis." (Al-Qur`an, 2:34, 7:11, 17:61, 18:50, 20:116)
Takabur menguasainya, dan keburukan mengalahkannya. Maka ia merasa bangga dengan ciptaan dirinya dari api dan menghina ciptaan dari lempung. Maka Allah memberikan penundaan sampai ia pantas memperoleh kemarahan-Nya dan untuk menyempurnakan cobaan(bagi manusia) serta untuk memenuhi janjinya(kepada iblis). Maka berfirmanlah Allah:
"Aku beri kau waktu, sampai hari yang ditentukan." (Al-Qur`an, 15:37, 38:80-81)
Sesudah ituAllah menempatkan Adam dalam sebuah rumah sebagai tempat tinggalnya yang aman dan tenteram, danIa mengingatkannya tentang iblis dan sifat permusuhannya. Kemudian musuhnya merasa cemburu melihat Adam disurga dan persentuhannya dengan kebajikan. Maka ia membeli keyakinannya dengan keraguan, keteguhannya dengan kelemahan. Ia lalu mengubah kebahagiannya dengan ketakutan dan martabat dirinya dengan penyesalan serta malu. Kemudian Allah memberikan kesempatan kepada Adam agar bertobat, mengajarkan ia kata-kata karena Ia Pemurah, menjanjikannya untuk kembali ke surga-Nya dan mengirimnya ketempat percobaan dan menjadi sumber berkembang biak keturunan.
Dan Allah memilih nabi dan rasul dari keturunan Adam, mengambil janji mereka untuk wahyu-Nya dan menyampaikan tabligh sebagai amanat mereka. Dalam perjalanan waktu banyak orang telah menyesatkan perjanjian yang Allah berikan kepada mereka dan mengabaikan kedudukan-Nya serta menyerikatkan-Nya. Setan memalingkan mereka dari pengetahuan terhadap-Nya dan menjauhkan diri dari beribadat kepada-Nya. Kemudian Allah mengirim rasu-rasul-Nya dan sederetan nabi kepada mereka agar mereka memenuhi janji mereka terhadap penciptanya, Allah. Dan agar para rasul dan nabi menyampaikan kepada mereka nikmat-Nya dan berhujah kepada mereka dengan tabligh, untuk membukakan tabir hikmah dan kebajikan terhadap mereka dan menunjuk kepada mereka tanda-tanda kemahakuasaan-Nya, yaitu langit yang diangkat diatas mereka, bumi yang dihamparkan dibawah mereka, sumber yang menghidupkan mereka serta kematian yang mengakhiri hidup mereka, penyakit-penyakit yang membuat mereka menjadi tua serta peristiwa yang susul-menyusul menimpa mereka.
Allah tidak pernah membiarkan hamba-Nya tanpa mengirim kepada mereka seorang nabi atau tanpa sebuah kitab yang Ia turunkan atau hujah yang mengikat atau dalih yang kukuh. Para rasul ini tidak merasa kecil karena jumlah yang kecil atau besarnya jumlah yang mendustai mereka. Diantara mereka terdapat pendahulu yang menyeut nama yang akan menyusulnya atau yang kemudian yang telah yang telah diperkenalkan oleh pendahulunya.
Kenabian Muhammad saw
Seperti itu kurun berlalu dan waktu berputar, para ayah pergi dan para anak mengganti mereka, sampai Allah mengutus Muhammad sebagai nabi-Nya, untuk memenuhi janji-Nya dan untuk kesempurnaan risalah-Nya. Perjanjian-Nya diambil dari para nabi, akhlaknya sangat termahsyur dan kelahirannya sungguh mulia. Penduduk dunia masa itu terbagi dalam kelompok-kelompok, tujuan mereka terpisah dan cara mereka beraneka ragam. Mereka mempersamakan Allah dengan mahluk-Nya atau mnyimpulkan nama-Nya untuk selain Dia.
Kemudian Allah memilih Muhammad untuk menemui-Nya dan meridhainya sebagai wali-Nya sendiri, menganggapnyaa terlalu mulia untuk tinggal didunia ini dan memutuskan untuk mengeluarkannya dari dunia percobaan ini. Maka Ia menariknya kepada-Nya dengan kehormatan. Allah memberkahinya dan keluarganya.
Al-Qur`an dan Hadist
Tetapi nabi telah meninggalkan kepadamu sesuatu yang sama seperti yang ditinggalkan para nabi kepada umat mereka, karena para nabi tidak bermaksud meninggalkanmereka dalam kegelapan tanpa suatu jalan yang jelas dan panji-panjiyang kukuh, yaitu Al-Qur`an yang menjelaskan halal dan haram, kewajiban dan kemuliaan, nasikh dan mansukh, kebolehan dan keharusan, kekhususan dan yang berlaku umum, ibarat dan misal, yang panjang dan yang singkat, yang jelas(muhkamat) dan yang tidak jelas(mutasyabih), menafsirkan singkatan-singkatan dan menjelaskan ketidak jelasan.
Didalamnya terdapat ayat-ayat yang mengandung kewajiban mengejar ilmu dan ayat-ayat lain yang membolehkan ketidaktahuan. Al-Qur`an juga mengandung ayat-ayat yang kelihatan seperti kewajiban tetapi nasikhnya ditunjukkan oleh perbuatan Rasulullah,sunnah atau kelihatan seperti kewajiban menurut sunnah Rasulullah tetapi Al-Qur`an tidak membenarkan mengikutinya. Atau terdapat ayat-ayat yang merupakan kewajiban dalam waktu tertentu tetapi tidak untuk waktu sesudahnya. Yang diharamkan-Nya juga berbeda. Sebagian adalah besar yang diancam api neraka dan adapula larangan kecl yang terdapat kesempatan pengampunan. Terdapat juga larangan yang berkisar antar perbuatan haram kecil yang diampuni-Nya bila dilakukan paling sedikit, tetapi melebar bila perbuatan tersebut diteruskan.
Haji
Allah mewajibkan kamu melakukan ibadah haji ke Baitul Haram sebagai tempat kembali bagi manusia yang mengunjunginya seperti hewan dan burung dara mengunjungi mata air. Allah Yang Mahaagung membuat suatu lambang atas sikap merendah mereka didepan kebesaran-Nya. dan pengakuan mereka terhadap keagungan-Nya. Ia memilih diantara hamba-Nya orang yang mendengar dan menjawab panggilan -Nya serta memberikan kesaksian terhadap firman-Nya. Mereka berhenti ditempat ditempat pemberhentian nabi-nabi-Nya dan mencontoh malaikat-malaikat-Nya yang bertawaf mengelilingi Arsy-NYa, mengamankan semua keuntungan dalam menjalankan ibadat kepada-Nya dan mempercepat kearah pengampunan yang dijanjikan-Nya. Allah Yang Mahakuasa membuat Ka`bah sebagai lambang bagi islam dan sebagai penghormatan bagi mereka yang datang menghadap. Ia mewajibkan ibadah haji dan mewajibkan hak-hak-Nya serta menetapkan, agar manusia menyambutnya dengan gembira. Allah berfirman:
"...beribadah haji kerumah itu, adalah keajiban manusia terhadap Allah, (yakni) siapa yang melakukan perjalanan kesana. Tapi barang siapa yang ingkar, sungguh Allah Mahakaya, tiada memerlukan mahluk-mahluk ciptaan-Nya" (Al-Qur`an: 3:97).
Dikutip dari buku" Nahjul Balaghah" Ali bin Abi Thalib
Kamis, 11 Oktober 2007
Pemimpin didikan Nabi dan Tuhan
Begitu besar dan banyaknya suatu syarat bagi umat nabi Muhammad saw untuk menjadikan dirinya dalam usaha untuk menduduki suatu jabatan, maqam tertinggi penghambaan dan derajat cinta kepada Allah dan rasul-Nya, yakni: "Khalifah(pemimpin) Allah dan rasul-Nya". Dan keanehan terjadi ketika Allah dan nabi-Nya telah menetapkan pilihan-Nya, namun sang umat nabi malah menolak dan lebih asyik dan cenderung dengan pilihan politikus, dengan dalih "Khalifahku kuserahkan umatku". Dan slogan, "Nabi dan tuhan tidak memilih atau menentukan pemimpin umat Ahmad saw".
" Wahai Ali, engkau akan mengalami seperti yang akan dialami Isa ibnu Maryam"
"Wahai Ali, engkau akan mengalami sebagai mana diriku saat ini"
"Tiada pemuda selain Ali dan tiada pedang selain Zulfiqar"
"Inilah pertarungan sepenuh iman dengan sepenuh kafir"
"Besok akan aku serahkan bendera ini kepada seseorang yang tidak akan, dia akan menyerang berulang-ulang dan Allah Allah akan mengaruniakan kemenangan baginya. Allah dan rasul-Nya mencintainya dan dia juga mencintaiAllah dan rasul-Nya"
"Besok akan kuserahkan panji ini kepada orang yang dicintai Allah dan nabi-Nya dan dia mencintai Allah dan rasul-Nya jua"
"Jika kalian ingin tahu ilmunya Adam, kesalehan Nuh, kesetiaan Ibrahim, keterpesonaan Musa, pelayanan dan kepantangan Isa, maka lihatlah kecermelangan wajah Ali"
"Aku adalah kotanya ilmu, barang siapa ingin ilmuku maka lewatlah pintunya dan pintu tersebut adalah Ali"
"Wahai Ali, Allah telah mempersaudarakan Harun dengan Musa, sementara Allah-pun mempersaudarakan dirimu dengan diriku"
"Sesungguhnya Allah SWT menjadikan keturunan bagi setiap nabi dari tulang sulbinya masing-masing, tetapi Allah menjadikan keturunanku dari tulang sulbi Ali bin Abi Thalib"
"Wahai Ali, kedudukanmu sebagaimana kedudukan Harun disisi Musa, kecuali tiada kenabian setelahku"
"Wahai Fatimah, biarkan suamimu(Ali) dalam tidurnya, karena setelah kepergianku, ia akan mengalami malam yang panjang(tidak tidur)"
"Ya Ali, engkau akan menjadi pembagi antara kekafiran dan ketaatan(islam)"
"Ya Allah cintailah orang yang mencintai Ali dan musuhilah orang yang memusuhinya"
"Wahai Ali, Al-qur`an selalu bersamamu hingga kalian menemuiku di al-Haud(telaga)"
"Ya Ali, setelah hari ini mereka(orang Qurais) tidak akan mampu mengalahkan dirimu"
Secuil kualitas pemimpin yang ditolak umat termulia, dan hadits mengenai dirinya dianggap angin lalu dan hanya sebuah penghias ingatan setiap penghapal hadits dan pengkaji kehidupan manusia teragung dan termulia serta nabi akhir zaman, Muhammad saw. Dan manusia pilihan Allah dan nabi-Nya ini tidak lain adalah sang menantu sang nabi: "Ali bin Abi Thalib"
Minggu, 07 Oktober 2007
Dinding indah pada mata
1.Berakal
Ini yang kan membedakan suatu pelaksana kewajiban bagi ciptaan Tuhan dengan yang lainnya.
2.Pengetahuan terhadap kewajiban tersebut
Bila setiap yang berakal tidak memiliki suatu pengetahuan suatu kewajiban tersebut, maka dirinya terbebas dari ketetapan Tuhan tersebut(kewajiban). Karna dengan pengetahuan tersebut setiap yang berakal kan menyadari bila dirinya telah memperoleh informasi tentang suatu kewajiban tersebut, sehingga dari informasi yang diterima merupakan bukti untuk dirinya mempertanggung jawabkan fungsi dari informasi atau pengetahuan tersebut dipengadilan.
3.Waktu
Dengan adanya waktu atau kesempatan atau peluang maka seseorang bisa untuk merealisasikan pengetahuan yang diterimanya dengan berbagai sarana yang mampu dikenali oleh panca indranya dengan dukungan hasrat atau gairah dirinya dalam menilai suatu kewajiban tersebut.
4.Kemampuan
Pabila semua hal diatas(3 syarat) telah tepenuhi dan pada seseorang memiliki kemampuan dalam pelaksanaan kewajiban tersebut, maka dirinya tidak memiliki alasan untuk tidak ataupun menolak melaksanakan suatu pengetahuan kewajiban. Maka sempurnalah bagi Tuhan untuk menurunkan balasan kepada setiap insan terhadap apa yang ditetapkan-Nya terhadap keberlangsungan sistem kehidupan.
5.Sayyidul alam(pemimpin)
Dengan adanya seorang pemimpin didalam kehidupan seseorang, maka seluruh perbuatan dirinya akan terhubung pada wilayah sang pemimpin, dimana salah satu fungsi adanya seorang pemimpin adalah mensyahkan ataupun menjadi saksi dan juga memberi nilai terhadap seluruh perbuatan orang yang menghubungkan diri berada dalam pimpinannya.
"Barang siapa mati tanpa mengetahui pemimpinnya, maka dirinya mati dalam keadaan jahiliah".
Sabtu, 06 Oktober 2007
Pemimpin Aras
"Khalifah(pengganti) ku kuserahkan umatku."
Setiap muslimin pasti setuju dengan maksud dari hadist ini, yakni setiap muslim bebas untuk memilih yang sesuai dengan hasrat dan kecenderungannya. Dengan pemilihan tersebut, maka adalah hak diri setiap muslim untuk memperoleh akibat terhadap yang dipilihnya. Memilih seorang khalifah atau pemimpin, adalah hak setiap jiwa yang berakal.
Sepanjang peradaban manusia, hingga akhir dunia, manusia akan dihadapkan untuk memilih dan menentukan "hal yang diinginkannya". Pilihannya, adalah hal yang terbaik yang mampu dijangkau oleh akalnya, itulah kebenaran relatif. Kebenaran yang akan digagalkan oleh waktu dan keadaan serta hasrat manusia itu sendiri, yakni:" keuntungan".
Sehingga akan semakin jelas dan benderang bila hadist nabi Muhammad saw adalah shahih dan mampu untuk dijadikan hujjah. Yakni hujjah bahwa dirinya adalah manusia yang berakal yang menggunakan akalnya untuk menentukan kehendak dan kecenderungannya. Dan dengan keputusan akalnya dirinya akan meminta imbalan tehadap pilihannya.
Betapa Rasulullah Muhammad saw, telah memberikan hak bagi akal manusia untuk menentukan dirinya terhadap ekspresi jiwanya, yakni dengan kebebasan dalam memilih dan menentukan seorang manusia yangkan menjadi panutan hidupnya.
Apakah pilihan akal manusia merupakan kebenaran mutlak?
Apakah pilihan akal manusia pasti akan sesuai dengan kehendak Tuhan?
Adalah aneh bila dalam masalah kekhalifahan, umat, memiliki peran dalam menentukan seorang manusia yangkan memiliki berbagai kualitas sebagaimana seorang nabi dan rasul, dimana masalah dosa dan pahala berada didalam genggamannya.
Memilih seorang khalifah adalah hak setiap pribadi, namun pilihannya akan berbuah kenikmatan bila pilihannya sesuai dengan kehendak Tuhan, yakni sebagaimana memilih seorang nabi, setiap individu bebas untuk menolak dan mengakui akan keberadaan nabi ataupun rasul Tuhan, namun Tuhan dibalik kebebasan itu Tuhan memberikan suatu kaidah, yakni ketaatan dan kekafiran.
Kafir atau menolak, merupakan imbalan bagi seorang manusia yang dalam pilihannya tidak sesuai dengan pilihan Tuhan. Dan jelas, hal ini akan berbuntut panjang dengan penempatan dineraka jahanam.
Ketaatan atau Islam, merupakan naungan bagi orang yang ketika melihat tanda kebesaran Tuhannya mengakui keberadaan sang nabi dan rasul. Dan keadaan ini berbuah pada kenikmatan abadi nan tak terlintas dihati setiap jiwa.
Inilah khalifah dalam Islam, suatu sistem yang dibentuk Tuhan dan nabi-Nya setelah tiadanya sistem kenabian dan kerasulan yang bertujuan utama untuk mengenalkan berbagai ilmu Tuhan. Penjagaan berbagai ilmu yang telah disampaikan oleh nabi dan rasul-Nya tidak mungkin diabaikan, karena dalam setiap sejarah, penyelewengan dan pengaburan ilmu dari para nabi selalu terjadi, dan hal itupun tidak terkecuali terhadap berbagai ilmu yang disampaikan oleh nabi Muhammad saw. Sehingga merupakan hal yang seharusnya apabila untuk menjaga kemurniannya, adanya seorang manusia yang memiliki kualitas seperti kualitas Rasulullah saw, dalam segala aspek kecuali kenabian dan kerasulan.
Kualitas terssebut, tidaklah mungkin kan tercapai oleh pengetahuan dan kedalaman akal umat sang nabi, sehingga untuk menentukan sang pengganti nabi pencari dan pemilihnya adalah Tuhan dan nabi serta rasul-Nya. Sehingga keberadaan sang khalifah memiliki kekuatan untuk menentukan keadaan sang umat, apakah mereka memilih dengan mengesampingkan egonya(pilihan Tuhan) atau menuruti kecenderungannya.
Yang pasti, ketika seseorang memilih, maka dirinya berada antara 2 hal, pilihannya itu sesuai pilihan Tuhan dan nabi-Nya ataukah mengikuti suara mayoritas yang belum tentu kebenarannya.
Dan yang lebih pastinya lagi, keberadaan sang khalifah adalah tetap ada, dipilih atupun disangkal kekuasaannya tetap memberi 2 ketentuan, kafir maupun taslim.
Kekhalifahan merupakan suatu masalah yang sangat berat dan sulit, dibutuhkan banyak hal untuk mampu menetapkan, apakah pilihannya sesuai pilihan Tuhan ataukah malah menentang pilihan Tuhan?
Untuk memikirkan hal ini membutuhkan waktu, ilmu, pengorbanan dan harta serta tekad yang sangat besar, karena salah memilih, maka kerugian yang kan dipetiknya.