Kalau Allah Mahatahu mana mukmin, yang kafir, yang saleh, dan yang thalih(tidak shaleh), lalu mengapa masih diperlukan tanya-jawab didalam kubur?
Tanya jawab dalam kubur merupakan kenikmatan pertama seorang mukmin. Betapa senang dan bahagianya saat ia melihat dua malaikat dengan penampilan nan indah serta dengan aroma bebungaan dan parfum surgawi. Karena itu nama keduanya merupakan kabar gembira bagi seorang mukmin.
Hal lain adalah bahwa seorang mukmin akan sangat senang dengan hakikat pertanyaan itu sendiri. Anda dapat saksikan bagaimana anak-anak sekolah merasa senang atas pertanyaan-pertanyaan guru mereka. Mereka bangga lantaran mampu menjawab semua pertanyaan tersebut. Seorang mukmin juga akan merasa senang bila para malaikat menanyakan tentang Tuhannya. Ia akan menjawab pertanyaan tersebut dengan yakin dan mantap. Ia akan menjelaskan keesaan Tuhan danbersaksi atas kenabian Rasulnya(Muhammad saw).
Ketika tanya-jawab merupakan kenikmatan bagi seorang mukmin, ia akan bangkit dengan senang, tenang, dan mulai mengecap kebahagiaannya. Sebaliknya, lantaran tanya-jawab merupakan awal siksaan dan penderitaan bagi seorang kafir, maka kehadiran 2 malaikat tersebut akan menjadikannya sangat ketakutan. Dikatakan dalam sebuah riwayat bahwa: suara mereka seperti guntur yang menggelegar, mata mereka menyemburkan perckan api, rambut mereka menutupi tubuh mereka, dan wajah mereka mereka sangat mengerikan. Dengan penampilan seperti itu mereka akan menyambut orang-orang kafir. Oleh sebab itulah, bagi orang kafir, keduanya dinamakan dengan "Munkar" dan "Nakir".
Orang yang sepanjang hidupnya tidak pernah bersama Tuhan dan tidak mengetahui pencipta-Nya, maka ketenaran dan cinta kedudukan adalah tuhannya dan tidak pernah mementingkan Tuhan yang sesungguhya, maka tatkala malaikat bertanya kepadanya tentang siapa Tuhannya, ia pasti akan kebingungan dan tak mampu menjawabnya. Kadangkala, sebagian orang mampu menjawab, tetapi segera terhenti dan tak bisa menjawab saat pertanyaan beralih pada persoalan kenabian. Sebagian orang tidak mampu menjawab sebagian dasar-dasar keyakinan yang benar. Yang lain mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar masalah akidah, tetapi tidak mampu menjawab pertanyaan dalam masalah perbuatan.
Imam Ja`far al-Shadiq bersabda, "Didalam kuburnya, seorang laki-laki yang baik didudukkan dan dikatkan kepadanya, `Aku akan mencambukmu seratus kali cambukan; ini merupakan siksaan Allah.` `Aku tidak akan tahan dengan itu,` jawabnya. Namun, malaikat terus mencambuknya. Ketika cambukan mereka selesai dan hanya tinggal satu kali cambukan, mereka mengatakan, `Engkau tidak bisa menghindar dari cambukan ini.` Kemudian silelaki bertanya, `Mengapa kalian mencambukku seperti itu?` `Kami mencambukmu karena engkau pernah shalat tanpa wudhu dan melihat orang-orang lemah tetapi engkau tidak menolongnya,`jawab malaikat. Imam berkata,` Setelah mereka mencambuknya satu kali cambukan yang merupakan siksaan Allah itu, kuburnya pun dipenuhi api.`"
Karya; Prof. Dasteghib, Hari Kebangkitan(Al-Maad), halaman 18-20(192 halaman) penerjemah; Hasan Basri
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar