Istana Yazid bin Mu`awiyah bin Abi Syufyan diramaikan tangisan dari cucu dan cicit Rasulullah saw dari dalam penjara, cucu-cucu wanita dan seorang lelaki lemah itu dipenjarakan bersama kepala tanpa tubuh, yang telah dipenggal dan diarak dari Karbala(Irak) hingga Damaskus(Suriah), kepala itu adalah kepala dari cucu Rasulullah saw yang diberi gelar oleh Rasulullah saw "Pemimpin Pemuda Surga", Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib.
Setelah beberapa hari berada dalam penjara, akhirnya mereka dibebaskan untuk kembali ke Madinah. Dalam perjalanan kembali ke Madinah ini, rombongan menuju ke Karbala, dengan tujuan untuk menyatukan kembali tubuh dan kepala Al-Husain yang tergeletak tak terurus dipadang Karbala. Serta sekaligus untuk mengubur jenazah yang kepalanya telah terpisah dari tubuhnya selama beberapa hari tersebut.
19 Syafar(40 hari , para wanita cucu Rasulullah saw yang dipimpin Ali bin Husain itu tiba di padang Karbala. Tanpa mampu dibendung lagi ratap tangispun kembali memecah kebisuan padang tersebut, walaupun Ali bin Husain yang melakukan prosesi pemakaman itupun tiada mampu menahan derai air matanya selama proses pemakaman tersebut dan bahkan setelah usainya pemakaman ayahnya, Husain binti Fatimah binti Rasulullah saw.
Arbain(40 hari), tubuh dan kepala yang terpisah itu baru dikebumikan oleh putra dan putrinya yang tak mampu melawan kebiadaban putra Mu`awiyah bin Abi Syufyan. Setelah pemakaman selesai rombongan kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke Madinah, sedangkan Ali bin Husain, tiada mampu menghiasi wajahnya dari secuil senyum sesaatpun, wajah duka yang tak mungkin terobati dalam dirinya terhadap kesyahidan ayahnya.
Bayang-bayang kesyahidan ayahnya tergambar jelas, hentakan kuda ayahnya, pekikkan ajakan kebenaran ayahnya serta dentangan pedang ayahnya selalu menyertai jejak langkahnya. Suara parau ayahnya yang menderita kehausan dan menjelang ajal terdengar membahana.
10 Muharram hingga 19 Syafar(arbain/40 hari) adalah waktu dan hari kesedihan bagi keluarga Ahmad Rasulullah saw dan para pecinta Nabi Muhammad saw beserta keluarganya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar