Jumat, 10 Agustus 2007

Gaya perang Ali binAbi Thalib dimedan perang

"Tiada pemuda selain Ali dan tiada pedang selain Zulfiqar", inilah sebait kalimat yang tiada bandingannya, yang diucapkan mahluk suci penyampai wahyu, yakni: Jibril as. Kalimat ini ditujukan kepada Ali bin Abi Thalib yang diberitahukan kepada Rasulullah Muhammad saw, dalam perang Badar yang sangat agung dan maha dahsyat. Zulfiqar adalah pedang Rasulullah saw yang dihadiahkan kepada Ali bin Abi Thalib dan ditangan Ali-lah bergema keperkasaan Zulfiqar.
1 .Mengawal Fatimiyyin ke Madinah
Dalam pengawalannya kepada para wanita yang bernama Fatimah, sesuai perintah Rasulullah saw diperjalanan telah diberhentikan oleh pasukan Qurais. Dan terjadilah perang yang tak imbang antara Ali bin Abi Thalib dan pasukan Qurais yang berusaha menahan dan mengembalikan para wanita yang bernama Fatimah itu ke Makkah. Namun setelah pasukan Makkah ada yang mati dalam pertarungan itu, maka mereka mundur dari usaha menahan rombongan yang dikawal oleh Ali bin Abi Thalib.
2 .Perang Badar
Perang Badar adalah perang pertama kaum muslim dengan kaum Qurais, dan adalah tradisi Qurais, sebelum perang umum dimulai maka terjadi perang tanding, dan Ali berhasil membunuh 2 penantang dari orang Qurais. Ketika perang umum terjadi, Ali berhadapan dengan kafirin Makkah, dan berhasil menjatuhkan lawannya. Namun sang lawan meludahi wajah Ali hingga tepat mengenai wajahnya, namun adalah hal yang sangat diluar persangkaan lawannya, Ali meninggalkan lawannya yang telah siap menerima tebasan terakhir baginya untuk hidup bila ali mengayunkan pedangnya. Namun Ali meninggalkan lawannya tanpa peduli terhadap serangan balasan dari belakangnya, sehingga lawannya terheran-heran akan sikap Ali terhadapnya. Dan hal inipun menanyakan hal apa yang membuatnya berlaku seperti itu,dan Ali pun menjawab:"Engkau telah meludahi wajahku dan itu membuatku marah, sedangkan aku berperang hanya untuk membela tuhanku dan nabi saw dan aku tidak ingin membunuhmu dalam keadaan tanpa daya dan marah. Karena itu aku meninggalkan dirimu dan menenangkan gejolak hatiku untuk meredam kemarahanku."
3 .Perang Ahzab(kumpulan suku)
Perang ini dikenal juga dengan perang parit(khandaq) dikarenakan sistem benteng berupa parit yang tidak menjadi ciri pertempuran kaum arab. Jawara arabia, Amar bin Abdu Wuud adalah jawara arabia yang tanpa tanding, dalam kesempatan ini Amar dan beberapa temannya berhasil melewati parit yang mengelilingi Madinah dan tantangannya dijawab keheningan, dimana tiada kaum muslimin yang berani untuk menyambut tantangan Amar. Namun terdengar samar suara Ali bin Abi Thalib meminta ijin dari Rasulullah sawuntuk memenuhi tantangan Amar, dan itu terdengar tiga kali yang akhirnya Rasulullah saw mengijinkan Ali untuk menghadapi Amar.
"Sepenuh iman melawan sepenuh kafir", inilah ungkapan Rasulullah saw terhadap pertandingan antara Ali bin Abi Thalib dengan Amar bin Abdu Wuud. Dan seperti Rasulullah saw, Ali bin abi Thalib pun mengajukan beberapa hal, yakni: - Memeluk islam, - tidak memerangi islam dan meniggalkan arena pertempuran. Setelah apa yang diajukan kepada lawannya ditolak, maka dirinya baru memerangi lawannya dan ia memenangkan pertarungan.
4 .Perang Shiffin
Perang ini terjadi setelah Rasulullah saw meninggal dan Ali bin Abi Thalib menjabat kekhalifahan dan memaksa Abu Syufyan untuk mengakui kekhalifahannya, dan perang ini terjadi di bukit Shiffin. Ali bin Abi Thalib berhadapan dengan Amar bin Asy dan Ali berhasil menjatuhkan dan melemparkan pedang Amar bin Asy, namun Amar yang menyadari kekalahan dan kematiannya, Amar dengan nekad membuka celananya, sehingga Ali yang akan menghujamkan pedang kearah Amar dan melihat perbuatan Amar, Ali bin Abi Thalib segera memalingkan wajahnya dan meninggalkan Amar yang telanjang. Sehingga Amar dengan perbuatan memalukannya itu selamat dari tebasan pedang Ali dan Zulfiqar dan juga selamat dari kematian.
Dalam sejarah kehidupan manusia-manusia besar tidak ada yang mampu menyamai sifat kesatriaan Ali bin Abi Thalib, yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesusilaan walaupun dalam medan pertempuran dan ia adalah manusia yang tidak pernah mengambil keuntungan dari kelemahan lawannya walaupun hal itu bisa membawanya dalam kemenangan. Dan Ali bin Abi Thalib adalah manusia yang dalam medan perang tidak pernah menempatkan ego atau hasratnya untuk membunuh lawannya, namun dikarenakan Allah dan nabinya ia mempersembahkan ematian lawannya sebagai hujjah atau bukti pembangkangan lawannya terhadap ke-Esa-an Allah SWT dan kenabian Rasulullah saw.

Tidak ada komentar: