1. Sebagai pembenaran bagi kelicikan
a. Pembenaran sikap mereka yang merampas kekuasaan
b. Sebagai pembenaran segala sikap Mu`awiyyah dan para pengikutnya
Pada saat perang Hirrah, seluruh sahabat pejuang Badar dibunuh tanpa sisa. 700 orang dari Qurais dan Anshar, 10ribu orang dari rakyat biasa, para budak dan orang2 Arab lainpun terbunuh. Taka da satupun yang dapat mencegah Basyir bin Artha`ah dan Muslim bin Uqbah yang membunuh 2 anak Ubaidillah bin Abbas yang masih kecil. Mu`awiyyah juga melakukan pemberontakan kepada Ali bin Abi Thalib.
2. Sebagai tameng untuk melawan kritikan, hinaan, dan hardikan
3. Sebagai perbandingan bagi musuh2 Mu`awiyyah dan para pengikutnya
4. Sebagai pemecah belah muslimin
Keadilan Sahabat, sketsa politik islam awal(Nazhariyyah `Adalah ash-shahabah) karya: Ahmad Hushain Ya`qub, hal: 114-118(380 halaman)
Penerbit Al-Huda
Po box: 7335 JKSPM 12073
Email: info@ic-jakarta.com dan icj12@alhuda.or.id
website:http//www.ic-jakarta.com
Jumat, 15 Mei 2009
Senin, 11 Mei 2009
Ruas Kekhalifahan
1. Keturunan Nabi Ibrahim as yang tidak pernah berbuat syirik.
Setelah haji wada, Rasulullah saw diwajibkan menyampaikan wahyu yang dibawa Jibril as,
Dengan berdiri ditimbunan pelana unta, beliau saw mengangkat tangan Ali bin Abi Thalib seraya bersabda: "Barang siapa menganggap aku adalah maula, maka Ali adalah maula dariku".
Serentak Jibril as menyampaikan wahyu;
"Allah berfirman; 'Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu Imam bagi seluruh manusia'. Ibrahim berkata: 'Dan dari keturunanku?' Allah berfirman; 'Janji-Ku tidak mengenai orang yang zalim.'" (Al-Baqarah: 124)
2. Keluarga Rasullah sawSetelah haji wada, Rasulullah saw diwajibkan menyampaikan wahyu yang dibawa Jibril as,
"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika tidak kamu kerjakan,(berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari manusia." (Al-Maidah: 67)
Ketika telah sampai dilembah Ghadir, seluruh jemaah haji yang telah selesai melakukan kewajiban haji dan bertolak menuju kediaman masing2, Rasulullah saw menyeru yang telah jauh untuk cepat kembali dan berkumpul dengan beliau di lembah Ghadir.Dengan berdiri ditimbunan pelana unta, beliau saw mengangkat tangan Ali bin Abi Thalib seraya bersabda: "Barang siapa menganggap aku adalah maula, maka Ali adalah maula dariku".
Serentak Jibril as menyampaikan wahyu;
"Pada hari ini orang-orang kafir telah berputus asa untuk mengalahkan agamamu, maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku ridhai Islam menjadi agama bagimu." (Al-Maidah: 03)
Jumat, 01 Mei 2009
Legenda Ibrahimi di Lelangit
Setiap agama wahyu atau agama berkitab langit, mengisahkan alur hidup manusia pilihan Tuhan yang tergambarkan sebagai manusia yang tak memiliki rasa gentar terhadap hantaman kekuatan dunia yang maha dahsyat...Pahlawan Tauhid, Bapak para Nabi, Kekasih Tuhan, serta Khalifah-Nya. Dialah sang Nabi Ibrahim as.
Didalam al-Quran al-karim, legenda perjuangannya dikisahkan sedemikian dahsyat, dalam kisahnya dituturkan bagaimana tahap2an dalam proses pencapaian dirinya terhadap maqam Khalifah...bagaimana dirinya harus berkorban dan mengusung derita untuk ditetapkan dan dianugrahi jabatan kedudukan penciptaan....Khalifatullah...!?
Deretan kemashurannya tiada pernah dirantaikan terhadap kedudukan agung puncak insan ini, karena pandangan sebagian besar akal terhadap kedudukan khalifah hanya sebatas duniawi atau urusan administratif atau urusan penataan suatu geografis dari kewilayahan kekuasaan...
Tuhan sebenarnya telah memberikan persyaratan terhadap kedudukan kekhalifahan yang dicanangkan-Nya, yakni dengan ukuran minimal sebagaimana kualitas sang nabi kekasih-Nya...Ibrahim as.
Sebenaranya adalah jelas dan gamblang dalam masalah kekhalifahan ini, namun sebagian umat Ahmad saw, telah mengaburkannya dengan upaya pribadinya atau bahkan warisan leluhur yang telah berhasil menobatkan dirinya dalam kancah nama..... khalifah....warisan itu adalah, demokrasi, dewan suro dan penetapan dari garis keturunan yang urut.
Ketika setiap akal merunut atau menelusuri dengan memahami deretan hikmat dari perolehan maqam Ibrahim as, maka dirinya akan mudah untuk menemukan sosok yang pantas untuk tertenggerkan dalam kedudukan .....Khalifah Nabi...Khalifah Tuhan.....sehingga setiap akal akan melihat terangnya cahaya kekhalifahan dari wujud insan yang bersyaratkan kualitas Ibrahimi....
Didalam al-Quran al-karim, legenda perjuangannya dikisahkan sedemikian dahsyat, dalam kisahnya dituturkan bagaimana tahap2an dalam proses pencapaian dirinya terhadap maqam Khalifah...bagaimana dirinya harus berkorban dan mengusung derita untuk ditetapkan dan dianugrahi jabatan kedudukan penciptaan....Khalifatullah...!?
Deretan kemashurannya tiada pernah dirantaikan terhadap kedudukan agung puncak insan ini, karena pandangan sebagian besar akal terhadap kedudukan khalifah hanya sebatas duniawi atau urusan administratif atau urusan penataan suatu geografis dari kewilayahan kekuasaan...
Tuhan sebenarnya telah memberikan persyaratan terhadap kedudukan kekhalifahan yang dicanangkan-Nya, yakni dengan ukuran minimal sebagaimana kualitas sang nabi kekasih-Nya...Ibrahim as.
Sebenaranya adalah jelas dan gamblang dalam masalah kekhalifahan ini, namun sebagian umat Ahmad saw, telah mengaburkannya dengan upaya pribadinya atau bahkan warisan leluhur yang telah berhasil menobatkan dirinya dalam kancah nama..... khalifah....warisan itu adalah, demokrasi, dewan suro dan penetapan dari garis keturunan yang urut.
Ketika setiap akal merunut atau menelusuri dengan memahami deretan hikmat dari perolehan maqam Ibrahim as, maka dirinya akan mudah untuk menemukan sosok yang pantas untuk tertenggerkan dalam kedudukan .....Khalifah Nabi...Khalifah Tuhan.....sehingga setiap akal akan melihat terangnya cahaya kekhalifahan dari wujud insan yang bersyaratkan kualitas Ibrahimi....
Langganan:
Postingan (Atom)