Nabi merupakan manusia yang telah ditetapkan oleh Tuhan untuk mengemban suatu tugas dalam menjaga keseimbangan alam serta menampakkan keilmuan terhadap kesucian ruhani setiap akal, baik dengan dibekali kitab suci(wahyu tertulis) maupun hanya sekedar wahyu lisani.
Nabi juga dipilih manusia, agar manusia yang mengakui keberadaan nabi dari Tuhan tersebut dalam setiap yang diamalkan atau difikirkan seseorang menjadi memiliki arti atau bermakna, baik itu berakibat dalam bentuk dosa maupun pahala. Namun tidak berarti, seorang nabi harus mendapat pengakuan dari manusia lain, karena ketika dirinya berada atau lahir, adalah telah berstatus sebagai seorang nabi, walaupun seluruh manusia tidak mengakuinya, tetap sang nabi adalah manusia pilihan atau ketetapan Tuhan sebagai Nabi-Nya. Tinggal sang manusia itu sendiri, mampu tidak untuk mengetahui bahwa seseorang itu sebagai nabi dari Tuhan..? Atau bahkan dirinya malah menjadi penentang sang nabi Tuhan...? Yang pasti...jabatan kenabian seorang Nabi, tidak atas dasar 50.00000000000000000001% dari jumlah umatnya alias suara terbanyak.
Dengan kekuasaan untuk menetapkan fikih(hukum), baik melalui kitab maupun wahyu lisani, yang mengikat setiap keberadaan akal(mahluk), sehingga yang tidak tunduk padanya berakibat bersemayam dineraka jahanam dan abadi menikmati siksaan yang tak mampu dilintasi atau digambarkan oleh akal.
Khalifah dalam hal ini hanya tidak mendapati wahyu kitab, khalifah memiliki seluruh kualitas sebagaimana nabi zaman....yang menetang khalifah Tuhan, pasti akan berada abadi didalam neraka, walau penentang khalifah tersebut setiap detik dan hembusan nafas serta seluruh waktu dan bahkan anggota tubuhnya diperuntukkan berzikir dan bersembah sujud kepada Tuhan sang pencipta bahkan walaupun memiliki kecintaan tak terukur terhadap Nabi Tuhan. Khalifah adalah jelas, tidak memiliki kitab suci, melainkan melestarikan kitab suci dari sang Nabi yang menetapkannya sebagai Khalifah(pengganti) sang Nabi...
Selasa, 28 April 2009
Senin, 13 April 2009
Pemimpin Dalam Pahaman
Dalam kancah kehidupan, terpahami bila pemimpin itu dilihat dalam satu arah. Dalam hal ini, pemimpin keluarga, rt, rw, desa, kelurahan,organisasi, kecamatan....negara dan bahkan agama diharuskanlah seorang lelaki.
Apalagi hal ini didukung dengan sabda manusia suci atau yang disucikan....pemimpin adalah "pria atau lelaki."
Bagi pemikir yang mencengkeram paham ini, harus berpikir ulang terhadap kenyataan yang dialami ataupun dirasakannya...yakni kehidupannya dan lingkungannya.
Ada disuatu sistem tempat tertentu yang terlihat para lelakinya dan bahkan dirinya sendiri tidak mampu dalam menangani permasalahan hidup, sehingga mereka melombakan jabatan pemimpin dengan adu janji, kekuatan dan bahkan jari mereka diukur mana yang lebih panjang....atau besar...
Namun bila sebenarnya mereka merenungi ulang terhadap pergolakan kehidupan....maka terbuka samar bagaimana kepemimpinan itu......
Pemimpin Sosial/Administratif
Kemampuan penataan suatu sistematis atau berbagai pola penanganan masalah yang berkembang merupakan syarat utama bagi setiap akal untuk mampu menempati posisi sang juara Utama ini, yakni pemimpin atau kepala.....tidak terkecuali kelamin apapun, asal dirinya mampu untuk menyelesaikan permasalahan dengan kemaslahatan bersama tanpa merugikan yang lemah.
Pemimpin Batini/Ruhani
Dengan pencapaian tingkat batini yang tinggi, dirinya akan menempati posisi tertinggi tanpa ada adanya usaha persaingan dalam pencapaian kedudukan pemimpin. Sang pemimpin sebelumnya akan mewariskan kepemimpinan baginya. Sang pemimpin akan menunjuk dan menentukan sang pengganti dirinya untuk menduduki kedudukan seorang pemimpin tanpa adanya ikatan kekeluargaan, namun dikarenakan sampainya sang pengganti pada tingkat puncak keruhaniaan atau kebatinan seorang insan.
Pemimpin Ilahiah/Agama
Pendidik sang pemimpin adalah Tuhan, sehingga tercetak sebagaimana keinginan dan seperti sang Tuhan. Terdidik atau murid tidak akan jauh dari pendidik. Nabi-Nya akan sebagaimana Diri-Nya, pengganti nabi-Nya akan sebagaimana nabi-Nya. Pengganti nabi-Nya merupakan penguasa apa yang dimiliki nabi-Nya, sedangkan penguasa ciptaan-Nya adalah nabi-Nya, sebagaimana Diri-Nya telah memandatkan atau menyerahkan pengaturan ciptaan-Nya kepada sang nabi-Nya.
Penentu pengganti nabi-Nya adalah ketetapan pasti dari-Nya, tanpa ada turut campur atau ajuan dari nabi-Nya, apalagi umat sang nabi...jelas tidak memiliki hak untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan Nabi atau pengganti Nabi-Nya. Hanya ada satu cara dalam sistem kepemimpinan ini, ketetapan Ilahiah.....yang tidak setuju terhadap ketetapan-Nya adalah neraka abadi......
Apalagi hal ini didukung dengan sabda manusia suci atau yang disucikan....pemimpin adalah "pria atau lelaki."
Bagi pemikir yang mencengkeram paham ini, harus berpikir ulang terhadap kenyataan yang dialami ataupun dirasakannya...yakni kehidupannya dan lingkungannya.
Ada disuatu sistem tempat tertentu yang terlihat para lelakinya dan bahkan dirinya sendiri tidak mampu dalam menangani permasalahan hidup, sehingga mereka melombakan jabatan pemimpin dengan adu janji, kekuatan dan bahkan jari mereka diukur mana yang lebih panjang....atau besar...
Namun bila sebenarnya mereka merenungi ulang terhadap pergolakan kehidupan....maka terbuka samar bagaimana kepemimpinan itu......
Pemimpin Sosial/Administratif
Kemampuan penataan suatu sistematis atau berbagai pola penanganan masalah yang berkembang merupakan syarat utama bagi setiap akal untuk mampu menempati posisi sang juara Utama ini, yakni pemimpin atau kepala.....tidak terkecuali kelamin apapun, asal dirinya mampu untuk menyelesaikan permasalahan dengan kemaslahatan bersama tanpa merugikan yang lemah.
Pemimpin Batini/Ruhani
Dengan pencapaian tingkat batini yang tinggi, dirinya akan menempati posisi tertinggi tanpa ada adanya usaha persaingan dalam pencapaian kedudukan pemimpin. Sang pemimpin sebelumnya akan mewariskan kepemimpinan baginya. Sang pemimpin akan menunjuk dan menentukan sang pengganti dirinya untuk menduduki kedudukan seorang pemimpin tanpa adanya ikatan kekeluargaan, namun dikarenakan sampainya sang pengganti pada tingkat puncak keruhaniaan atau kebatinan seorang insan.
Pemimpin Ilahiah/Agama
Pendidik sang pemimpin adalah Tuhan, sehingga tercetak sebagaimana keinginan dan seperti sang Tuhan. Terdidik atau murid tidak akan jauh dari pendidik. Nabi-Nya akan sebagaimana Diri-Nya, pengganti nabi-Nya akan sebagaimana nabi-Nya. Pengganti nabi-Nya merupakan penguasa apa yang dimiliki nabi-Nya, sedangkan penguasa ciptaan-Nya adalah nabi-Nya, sebagaimana Diri-Nya telah memandatkan atau menyerahkan pengaturan ciptaan-Nya kepada sang nabi-Nya.
Penentu pengganti nabi-Nya adalah ketetapan pasti dari-Nya, tanpa ada turut campur atau ajuan dari nabi-Nya, apalagi umat sang nabi...jelas tidak memiliki hak untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan Nabi atau pengganti Nabi-Nya. Hanya ada satu cara dalam sistem kepemimpinan ini, ketetapan Ilahiah.....yang tidak setuju terhadap ketetapan-Nya adalah neraka abadi......
Langganan:
Postingan (Atom)