Jumat, 25 April 2008

Hasrat Sa`ad bin Abi Waqas

Sa`ad bin Abi Waqas merupakan salah satu seorang panglima perang terkenal dimasa awal Islam. Semasa pemerintahan Imam Ali, ia menarik diri dan hidup tanpa tidak berpihak kepada siapapun.
Saat Muawiyah berkuasa, ia memaksa seluruh muslimin mengutuk Imam Ali. Namun Sa`ad bin Abi Waqas sama sekali tidak bersedia mengutuk Ali.
Suatu hari, Muawiyah berjumpa dengan Sa`ad bin Abi Waqas dan bertanya, "Mengapa engkau enggan mengutuk Abu Turab(Julukan Imam Ali bin Abi Thalib) ?"
Sa`ad bin Abi Waqas, menjawab, "Aku teringat 3 perkara yang disabdakan Rasulullah saw mengenai Ali bin Abi Thalib. Karena itulah saya enggan mengutuk dan mencemoohnya. Bila salah satu dari ketiga perkara itu ada pada saya, maka itu jauh lebih berharga dari semua unta merah."
Pertama, saya mendengar Rasulullah saw, pada perang Tabuk, menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai wakil beliau saw di Madinah, sementara beliau saw sendiri yang berangkat ke Tabukbersama kaum muslimin. Waktu itu Ali menemui Rasulullah saw dan berkaa, `Wahai Rasullah saw, apakah Anda akan membiarkan saya tinggal diam di Madinah bersama para wanita?` Rasulullah saw menjawab, `Tidakkah engkau merasa senang bila kedudukanmu disisiku tak ubahnya kedudukan Harun disisi Musa, namun tak ada nabi setelahku?`"
Kedua, pada peristiwa perang Khaibar, saya mendengar Rasulullah saw bersabda, "Aku akan berikan panji ini kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan ia dicintai Allah dan Rasul-Nya." Kemudian beliau saw memerintahkan memanggil Ali bin Abi Thalib dan menyerahkan panji itu kepada Ali yang kemudian berhasil menaklukkan Khaibar.
Ketiga, menurut ayat mubahalah, Ali dianggap jiwa Rasulullah saw. Dalam peristiwa ketika para utusan Nasrani berdialog dengan Rasulullah saw namun mereka tetap enggan memeluk Islam, maka sesuai perintah Allah, Rasulullah saw mengajak mereka untuk bermubahalah, sebagaimana diabadikan dalam al-Quran:
"Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, dan dirikami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta." (Ali-Imran; 16)
Lalu Rasulullah saw membawa Ali, Fathimah, al-Hasan dan al-Husain kepadang pasir untuk bersama-sama melakukan mubahalah, seraya menegaskan, "Mereka adalah Ahlul Baitku."
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Rasulullah saw menganggap Ali bin Abi Thalib sebagai diri dan nyawa beliau sendiri.
Cerita-cerita hikmah(Dastan-e Dustan) halaman; 146-148(170 halaman), karya Muhammad Muhammadi
Penerbit; Penerbit Cahaya
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Email; pentcahaya@cbn.net.id

Tidak ada komentar: