Selasa, 29 Juli 2008

Bintang Tak Berlapis Kristal

"Sungguh tiada lain pemimpin kalian adalah Allah, Rasul-Nya dan orang yang beriman yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat dalam keadaan ruku'. Dan barang siapa berpemimpin kepada Allah, Rasul-Nya dan orang yang beriman, maka sesungguhnya hizbullah mereka orang-orang yang pasti menang." (al-Maidah: 55-56)
Dalam renunganku, aku selalu berfikir adakah dari umat Nabi saw yang pernah lakukan seperti yang tertera dalam ayat ini, dari masa kehidupan Rasulullah saw dan bahkan hingga saat ini...?
Bila sampai saat ini tidak ada, lalu untuk kapankah ayat ini berlaku atau terjadi...?
Adakah menunaikan zakat sambil shalat...? Fikihnya siapakah yang ijinkan hal itu...?
Bagaimanakah pelaksanaan zakat itu yang dilaksanakan sambil shalat...?
Benarkah berita ayat ini...? Ataukah rekayasa dari pihak tertentu...? hehehe jadi aneh yaaa...ayat yang dibaca setiap muslim ribuan tahun kok bisa direkayasa....klo itu benar suatu rekayasa...?
Pemimpin bagi kita tidaklah berarti...toh itu pemimpin dari bangsa arab...kita tidak butuh pemimpin dari bangsa manapun, yang kita butuhkan adalah pemimpin dari Ilahi...namun adakah...? Hahaha...kita tidak pernah peduli dengan ayat ini, merenungkan saja tidak terlintas apalagi sampai mencari siapa gerangan yang dimaksud ayat suci tak bersinar ini...?
Bilapun terlintas terhadap sosok nan kelam ini, maka kembali mata dan hati berkata "mustahil"...!!!
Kandungan yang dimaksud ayat ini tidak memiliki arti bagi hidup kita, karena tanpanyapun kita bisa hidup, beramal, shalat, berzakat(walau tidak sambil ruku'), berhaji, berpuasa, membaca quran, dan bahkan perkawinan antar insan tetap berlangsung...!!!
Bagaimana enaknya yaaa...? Atau begini.... akankah amal kita bernilai apabila tidak ada yang bertanggung jawab...? ah kaya perusahaan saja...pakai tanda tangan atasan segala...
Mungkin harus diluruskan kali yaaa pemahaman tentang pemimpin Ilahi dan pemimpin-pemimpinan...? eh bukan diluruskan ...tapi diselaraskan atau disamakan.... biar seragam...hehehehehe....
Apa amal itu perlu tidak yaa tanda tangan...? lalu gunanya nabi terhadap perbuatan umatnya apa yaaa...? ah...memang susah dan ribet banget dan lucu mikirin beginian....? mending enjoy ajaaaa....!!! tapi nanti klo ada tawaran ke neraka bagaimana...? atau pesawat yang angkut kita malah kedasar neraka...? duuuuuuuuh kapan bisa mikir niiiih.... cari yang benar....?
Eh ada satu lagi....beranikah kita mengikuti kebenaran...? ataukah malah membenci dan berusaha melenyapkan yang argumennya tidak terbantahkan....?

Sabtu, 26 Juli 2008

Keutamaan ASI

ASI nyaris menjadi makanan sempurna dan sangat berguna bagi anak. Melalui ASI, watak serta perangai ibu berpindah kepada anaknya. Anak yang meminum ASI lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit perut ketimbang anakyang tidak meminum ASI. Para psikolog meyakini bahwa ASI dapat menjadikan anak berbahagia dan bergembira.
Islam mewasiatkan agar para ibu meletakkan anaknya disebelah kiri ketika menyusui. Penelitian yang dilakukan di Universitas Cornel, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa sewaktu berada disebelah kiri pangkuan ibunya, seorang anak merasa nyaman dan tenang. Sebab, ketika berada dalam rahim, sang anak terbiasa mendengar suara detak jantung ibunya. Bersama detak jantung itulah ia menyerap makanan dalam rahim. Dengan meletakkannya disamping kiri, seorang anak akan dekat dengan jantung ibunya. Dan ia pun akan mendengar suara detak jantung ibunya tersebut sehingga membuatnya berbangga dan merasa tenang.
Islam juga mewasiatkan agar para ibu meletakkan tangannya dibawah tubuh anaknya ketika hendak menyusui. Itu dimaksudkan agar sang anak merasakan kehangatan tubuh ibunya. Perasaan ini jelas mempengaruhi pertumbuhan anak.
Islam yang hanif juga mewasiatkan agar proses menyusui dilakukan selama 2 tahun. Disamping itu sejumlah penelitian ilmiah menegaskan bahwa proses menyusui dalam rentang masa ini sudah memadai. Dengannya secara bertahap sang anak mulai terbiasa dengan sebagian jenis makanan pada paruh pertama usianya. Baru setelah 2 tahun seterusnya, ia akan benar2 terbiasa dengan seluruh jenis makanan.
Buaian Ibu, hal 78-79 (311 halaman), karya: Dr. Ali Qaimi
Penerbit; Penerbit Cahaya (Qorina)
Jl. Siaga Dharma VIII, no; 32E
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
Telp: 021-7987771 (08121068423)
Fax: 021-7987633
Email; pentcahaya@centrin.net.id

Kamis, 24 Juli 2008

Cahaya Ilahi

"Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa perintah, lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu Imam bagi manusia.' Ibrahim berkata: 'Juga dari keturunanku?' Allah berfirman: 'Janji-Ku tidak mengenai orang yang zalim.'" (al-Baqarah: 124)
Kenapa kok Imam...? Sebenarnya hakikat Imam itu apa....? Bukankah Ibrahim telah menjadi Nabi...? Lalu apa keistimewaan dari kedudukan Imam...?
Apakah Ishaq menjadi seorang Imam ....? Dirinya hanya bermaqam nabi.
Apakah Ismail menjadi seorang Imam....? Dirinyapun hanya bermaqam nabi.
Apakah Isa pernah menjadi Imam....? Dirinyapun juga hanya bermaqamkan seorang nabi.
Lalu siapakah dari keturunan Ibrahim yang memenuhi janji Tuhannya...? Adakah....?
Bila Ishaq dan Ismail hanya berkedudukan sebagai seorang nabi, adakah manusia dari umat Muhammad saw yang sederajat dengan mereka....walau hanya satu sifat saja dari para Nabi keturunan Ibrahim as....?
Apakah para nabi as dari keturunan Ibrahim pernah berbuat zalim...? Kenapa mereka tidak berkedudukan sebagai Imam, bila syaratnya hanya tidak zalim....?
Apakah Imam itu kedudukan hanya dalam shalat...? Apakah telah diketahui apa itu Imam dalam shalat...? (Gerak diwajibkan tunduk terhadap geraknya sang pemimpin, begitu juga ucapan dan bahkan niat) Sudahkah ada pelajaran dari hal ini...? Imam dalam arti apa yang dipahami...?
Adakah umat Muhammad saw yang mampu menandingi keberanian dan keperkasaan Musa as....?
Adakah umat Muhammad saw yang mampu menandingi kelembutan Isa as....?
Adakah umat Muhammad saw yang mampu menandingi kedermawanan Yusuf as....?
Jawabnya tidak ada... Lalu kenapa mereka berani berkedudukan Khalifah Rasul saw...?
Apakah Rasul saw itu bukan seorang Imam.....? Bukan seorang Khalifah...? Bukan seorang Wali...?
Ini yang diganti kedudukannya sebagai seorang Nabi, Imam, Khalifah, Wali...!!!! Apa siiiih yang diwakili mereka dari Nabi Muhammad saw...? Adakah perwakilan mereka dari fungsi kenabian atau salah satu maqam Rasulullah saw....?
Qurays....cukupkah itu syarat untuk peroleh anugerah berkedudukan Imam...?
Bagaimana bila janji Tuhan itu berlaku juga bagi nabi-Nya....? Muhammad saw...?
"Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu(Muhammad) Imam bagi manusia.' Muhammad berkata: 'Juga dari keturunanku?' Allah berfirman: 'Janji-Ku tidak mengenai orang yang zalim.'"
Dari mana akan dirunut adanya seorang Imam...?
Dari Ibrahim as dirunut calon Imamah, setelah Nabi Muhammad sebagai nabi akhir dan seorang Imam, Khalifah, Wali...kenapa kok merunutnya kembali ke Qurays....?
Apa Islam dan nabinya mengajarkan kebelakang atau mundur...? Kenapa tidak maju?... Lawong sudah jelas merunut itu dari Muhammad saw.... Kenapa malah harus mundur ke Qurays yang masih dipertanyakan kualitasnya....? Apakah masih diragukan kualitas ruhaniah dan akaliah Ahmadi....? (Keluarga Nabi Muhammad saw...)......??????????????

Senin, 21 Juli 2008

Kemilau Mahkota

Kepemimpinan merupakan suatu tingkat sosial yang selalu menjadi incaran setiap pemilik nafsu, demikian juga dalam kehidupan ruhani atau beragama. Inilah suatu kedudukan yang tiada pernah lepas dari pertikaian dan persaingan, baik sejak dicanangkannya kedudukan ini maupun sejak manusia terpilih dinobatkan dan ditetapkan oleh sang Pencipta, Allah Rabbul Izzati.
Pemimpin Administrasi
  1. Pemimpin ini memiliki cakupan wilayah atau suatu daerah kekuasaan, adanya yang dipimpin, dan adanya tujuan tertentu kepemimpinannya.
  2. Dipilih manusia atas dasar kemampuannya atau kelebih unggulannya terhadap manusia lain, atau karena warisan aturan nenek moyang alias adat dan peradatan.
  3. Sang pemimpin berusaha dengan secara terang maupun sembunyi2 berhasrat dan menjadikan kedudukan ini sebagai tujuan usahanya atau pamrihnya agar manusia memilihnya menjadi pemimpinnya.
  4. Dirinya membutuhkan suatu umat atau yang dipimpinnya, bukan umat yang membutuhkan kehadirannya.
  5. Ada dan tidak adanya dirinya tidak menyebabkan manusia menjadi ahli surga maupun ahli neraka, atau tidak menyebabkan manusia berdosa atau berpahala.
Pemimpin Ilahiah
  1. Wilayah kemimpinan ini meliputi seluruh cinptaan Allah bagi yang telah mendengar akan adanya kedudukannya.
  2. Dipilih dan ditetapkan oleh Allah, walau manusia dan seluruh ciptaan-Nya mengingkari kedudukannya, dirinya tetap menjadi pemimpin bagi seluruh keberadaan atau ciptaan maupun seluruh mahluk-Nya.
  3. Tidak membutuhkan umat, tapi umatlah yang membutuhkan dirinya ada diantara mereka, dan umat ini bukanlah hanya manusia, namun seluruh ciptaan Allah.
  4. Memiliki seluruh ilmu-Nya, baik terhadap pengetahuan Diri-Nya, mahluk-Nya dan permasalahan dan jalan keluar urusan mahluk-Nya, terutama untuk membawa mahluk untuk mengenal sang Pencipta sebenar2nya.
  5. Perintah dan larangannya memiliki dampak pahala dan dosa bagi seluruh mahluk Allah.
Pemimpin Ilahiah sangat sulit diketahui, karena itulah terjadi perselisihan yang besar terhadap kebenaran sosok pemimpin dari Allah. Dikarenakan kesulitan inilah sehingga Allah mengobral surga-Nya, yakni surga bagi yang mampu mengetahui dan mengikuti serta tunduk padanya. Hadist dan quran merupakan alat utama untuk bisa melacak sosok Ilahiah ini, namun dikarenakan akal manusia yang sangat canggih, sehingga mereka mampu membelokkan arah petunjuk hadist dan qurani. Perenungan yang mendalampun hampir tidak bisa untuk mencapai kearah yang benar....mungkin hanya usaha keterikatan hati terhadap kecenderungan setiap jiwa yang baru bisa dilakukan, walau kebenarannya masih menunggu pengadilan dialam barzah dan akhirat yang masih jauh didepan setiap mata....maklum takut mati...hehehhehe...

Rabu, 16 Juli 2008

Ditengah Lelangit

"Shalat diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam."
"Yang mengharamkan dalam shalat adalah takbir dan yang menghalalkan shalat adalah salam."
Takbiratul Ihram atau dikenal dengan mengangkat tangan sambil mengunmandangkan takbir(Allahu Akbar). Dan dari sinilah diharamkan suatu kinerja atau gerak tubuh selain yang diprogramkan untuk shalat.
Ketika shalat 2 rakaat, maka tidak akan menjadi permasalahan serius......?
Namun ketika dalam shalat 4 rakaat atau 3 rakaat.....bagaimanakah.....?
Hahaha...pasti bingung...kenapa kok bisa bermasalah....? Sedangkan tidak pernah ada permasalahan....?
Dalam doa tasyahud awal disertai salam....dirakaat kedua, sedangkan untuk rakaat ketiga atau keempat dibacakan secara penuh bacaan tsyahud atau doa penyerahan diri.
Bila salam tersebut bukan bagian dari salam....? Salam yang bagaimanakah....?
Apakah salam tersebut dikarenakan suatu doa....?
Apakah salam bukan dari bagian doa...?
Apakah karena diperuntukkan kepada nabi atau yang lain terus tidak menjadi pembatal atau pengakhir shalat...?
Lalu apa syarat dari suatu salam yang bisa menjadi pengakhir shalat...?
Bilakah salam dalam tasyahaud awal itu juga merupakan bagian salam terhadap pengakhir shalat...munkinkah kan ada shalat yang sempurna....?
Sedangkan bila difikir dan direnungkan hal itu merupakan pemutusan rangkaian shalat yang harus sampai pada rakaat ketiga ataupun rakaat keempat....?
Kenapa bila salam adalah merupakan pengakhir shalat, namun hal itu ditempatkan didalam bacaan tasyahud awal.....?
Kenapa tidak ditempatkan didalam tasyahud akhir....?
Adakah yang peduli....? Mungkin tidak karena itu sudah tradisi atau menjadi dogma mati....

Senin, 14 Juli 2008

Keajaiban Nabi Akhir

Setiap hal pasti ada awal dan akhir, itulah ketetapan Allah terhadap seluruh ciptaan-Nya. Namun ternyata hal ini tidak terjadi bagi nabi termulia dan tercinta-Nya. Benarkah....?
12 Rabiul awwal adalah tanggal yang dikenal dan dikenang umat muslim akan kelahiran Nabi Muhammad saw.....dan setiap muslim mengenangkelahirannya dengan suka cita.....berbagai hal dilakukan.....untuk lebih menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi akhir zaman, Muhammad saw....?
Setiap muslim bangga dengan kelahirannya, namun mengapa tiada yang bersedih atas kepergiannya...?
Kapankah setiap akal dan hati umat yang mengakui kebesaran maqam dan jiwa manusia agung ini, Muhammad saw, tahu bahwa jasad sucinya harus tak berenergi....?
12 Rabiul awwal itulah yang ditetapkan untuk hari akhir bagi tubuh sucinya harus dikafani dan ditimbun dengan tanah suci....?
Adakah yang bersedih untuknya dihari itu atas kepergiannya yang menutup seluruh siang dan memadamkan segala yang bersinar....?
Mengapa hanya kelahirannya saja yang dikenang dan diagungkan....?
Kemana hati setiap akal yang memahami setiap ada awwal pasti ada akhir...?
Apakah umat Ahmad saw ini pengagung keabadian bagi mahluk-Nya tanpa disadari...?
Mengapa akhir nafasnya yang menggetarkan Arsy tidak pernah dijadikan upaya sebagai pendalaman cinta...?
Cukupkah kelahirannya kan mampu menembus setiap keberadaan kegelapan....?
Apakah tragedi kematiannya tidak memiliki arti....?
Kenapa harus dihari atau tanggal yang sama, awal dan akhir keberadaanya dibumi ini, namun hanya sebagian yang dijadikan alat cinta baginya saw....?
Haruskah dihari akhirnya yang menyayat hati umat kan terbahak dan suka cita....?
Aneh memang, kenapa harus seperti umat gila, detik ini tertawa dan detik berikutnya terisak tangis....itu bila sang umat bersedih atas hari meninggalnya....?
Atau umat malah terbahak karena meninggalnya, sehingga mereka yang cinta dunia leluasa untuk melampiaskan nafsu dunianya...?
Ahmad mulia dan agung, engkau dimuliakan namun entah ulah siapa kematianmu nan menyayat hati ditertawakan dan dipestakan oleh pecintamu.....
Manakah pecintamu yang selalu berkata dan berlisan adil serta mengusung keadilan....?
Inikah hadiah dari seluruh keringat dan renunganmu serta darahmu....?

Rabu, 09 Juli 2008

Mentari Malam

Adakah yang lebih mulia dari sahabat rasul saw...?
Setiap muslim berfikir bahwa sahabat rasul saw adalah manusia "mahadewa", hehehe...pasti tidak ada yang setuju dari kata ini...?
Tapi aku harus berkaca lagi...lawong dewa saja masih ingin kawin...ingin kalahkan manusia...tapi para sahabat kan mahadewa....?
Adakah yang berani mempertanyakan para sahabat rasul saw....?
Adakah yang berkata bahwa sahabat memiliki kesalahan....?
Dengan dogma, para sahabat adalah ahli surga, sehingga tidak ada generasi pemikir modern yang berani mengusik kebenaran maqam dogma tersebut....dan dampaknya,,,,mereka berpasrah diri mengais kebenaran sejarah, dengan semboyan jaman kera...."itulah keutamaan para sahabat rasul saw...?"
Yaa, para sahabat rasul saw adalah neraca kebenaran...!!! Sampai mereka menolak suatu sistem yang mereka canangkan dengan dalih perkataan ar-Rasul saw....? Agar sistem Ilahi tidak dikenal oleh umat Ahmad saw...........................kecuali kulitnya, sebenarnya siiih masih mending....?
Syaithan takut bertemu dengan khalifah Umar......?....itulah keunggulan sahabat rasul saw, sedangkan nabi yang dipilih dan dijaga Allah masih diledeki dan dipermainkan sang durjana...itulah keutamaan Umar ibnu Khatthab yang melebihi kualitas nabi Tuhan.
Praduga tak bersalah....hehehe...kapan yaaa akan teradili bila dugaan salah saja tidak diperkenankan...?
Kapan pihak penyelidik akan tahu kesalahan suatu sistem dan personal...?
Bagaimana akan mengadili dan tahu kebenaran bila tidak ada dugaan salah untuk disidik...?
Bagaimana bisa berfikir bila diancam kafir dan murtad...?
Manusia tetap manusia...bisa salah...namun bila untuk sahabat nabi saw, mereka suci melebihi dewa...?
Buktinya....? mempertanyakan kualitas mereka saja dihukumi kafir, zindiq, murtad dan kultus2 kutukan Ilahi....itulah kedahsyatan perpolitikan zaman rasul saw dan setelah wafat beliau saw...sampai2 Allah menggambarkan dengan pengandaian kepada manusia termulia-Nya, Muhammad Rasulullah saww.
"Kemunafikan mereka sangat terlalu, dan Engkau Muhammad, tidak mengetahuinya."
Aku tertawa ketika membaca ayat ini, kenapakah...?
Lawong nabi saw sudah diberitahu....masa menjadi tidak tahu....?
Apa gunanya kabar...?
Dan pasti akan timbul pertanyaan....siapa yang munafik dari umatnya yang hebat itu...?
Apakah Tuhan tidak akan memberi tahu....?.... lalu untuk apa Muhammad saw menjadi nabi-Nya...?

Rabu, 02 Juli 2008

Janji Tuhan

"Yang dibacakan ini adalah penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria. Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi engkau seorang putra, yang mewarisi aku dan mewarisi mewarisi sebagian keluarga Ya`qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, sebagai orang yang diridhai.'
Allah berfirman, 'Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan beroleh seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.'" (Maryam; 2-7)
Dalam kehidupan ini, terdapat sunnah ilahiah(tradisi Allah dalam penciptaan). Allah mengatur alam semesta ini dengan sunnah ilahiah berdasarkan apa yang dikehendaki-Nya, yang berkaitan dengan maslahat dan mafsadah. Diantara sunnah ilahiah, kesempurnaan sejati tidak mungkin diraih tanpa harga.
Untuk mencapai kesempurnaan, seluruh manusia harus melewati proses ujian dan cobaan. Apabila manusia lulus dalam menghadapi cobaan dan ujian tersebut, dia menjadi manusia sempurna. Cobaan dan ujian yang menimpa manusia merupakan proses yang mesti dilewati demi mendapatkan kesempurnaan.
Disamping sunnah ilahiah, terdapat qudrah ilahiah(kuasa Allah dalam penciptaan). Sunnah ilahiah berbeda dengan qudrah ilahiah. Api membakar, misalnya, adalah sunnah ilahia. Sementara, api menjadi sejuk dan menyelamatkan bagi Nabi Ibrahim as adalah qudrah ilahiah.
Pria tua yang beristrikan perempuan mandul tidak mungkin dapat melahirkan anak keturunan, berdasarkan sunnah ilahiah. Namun, Nabi Zakaria yang berusia lanjut dan memiliki istri yang mandul mampu melahirkan seorang putra, dan itu menunjukkan qudrah ilahiah.
Sunnah ilahiah dialami semua mahluk, sedangkan qudrah ilahiah hanya disaksikan oleh orang2 yang yakin kepada janji Allah.
Selama hampir 100 tahun, Nabi Zakaria as tidak pernah jemu memohon kepada Allah agar diberi seorang putra. Beliau yakin, Allah pasti menpati janji-Nya dan mengabulkan doanya. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk menyampaikan kabar gembira. Dan Nabi Zakaria pun beroleh kabar gembira itu.
Nabi Nuh as mengadukan perlakuan umatnya kepada Tuhannya. kemudian Allah menjanjikan datangnya pertolongan dan memberikan perintah kepada beliau untuk membangun sebuah bahtera ditengah padang pasir. Nabi Nuh as percaya kepada janji Ilahi, dan Allah memenuhi janji-Nya setelah 150 tahun sejak masa pembuatan bahtera itu.
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk melakukan perjanjian Hudaibiyah dan menjanjikan kepada beliau kemenangan pada tahun berikutnya. Rasulullah saw pun percaya kepada janji tuhannya, dan Allah pun lalu menepati janji-Nya dengan penaklukan kota Makkah.
"Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Kapankah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.'" (al-Baqarah: 214)
Terkadang ujian dan cobaan menimpa umat manusia hingga taraf yang terberat. Cobaan Allah adalah tatkala mereka diguncang bermacam2 musibah. Dikarenakan guncangan mahaberat itulah, sampai2 orang2 yang bersama Rasulullah saw berkata, "Kapankah datangnya pertolongan Allah?"
Pada saat itulah, mereka merasa bahwa dunia ini sempit lantaran beratnya ujian dan cobaan. Bahkan, Rasulullah saw sendiri menanti2 pertolongan itu dengan mengatakan, "Kapankah datangnya pertolongan Alla?" Kemudian Allah menjanjikan: Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
Ketika manusia mengalami penderitaan teramat berat, pada saat itulah dia akan menunggu2 datangnya pertolongan Allah. Pertolongan Allah tidak mungkin datang tanpa sebab. Diantara penyebab turunnya pertolongan Ilahi itu adalah kepercayaan kepada janji Allah dan kesabaran. Oleh karena itu, Allah perintahkan manusia untuk meminta bantuan kepada shalat dan sabar.
Namun, kesabaran bukan berarti kepasrahan takdir tanpa melakukan tindakan apapun. Para nabi dan rasul adaalh orang2 yang bersabar dan berjuang semaksimal mungkin demi mengantarkan umat manusia menuju kebahagiaan dan kesempurnaan sejati.
Jadi kesabaran yang diperlukan adalah kesabaran yang disertai dengan perjuangan dan upaya yang gigih dalam menghadapi pelbagai cobaan dan ujian. Dengan demikian, pertolongan Allah akan terasa amat dekat dan pasti datang. Percayalah kepada janji Allah dan saksikan qudrah ilahiah dalam hidup anda.
Suara Iman (Ikatan Mubaligh Nusantara) Renungan oleh Najib Husain, hal 4-5, Edisi 7, Juni 2008
Jl. Siti Hasanah, No. 140 Rt 04, Rw 07
Babakan Sukamantri, pasir Kuda
Bogor (16105) Telp: 0251346715
swara.iman@yahoo.com
Tabligh2007@yahoo.co.id